Kristal berjalan santai sambil menenteng kresek yang berisi barang belanjaanya. Setelah perdebatan panjang dengan sang papa akhirnya ia diperbolehkan untuk tinggal diapartemen, tentu saja itu membuat wanita ular itu senang bukan main. Sebenarnya Kristal tidak tega untuk meninggalkan papanya sendiri dengan wanita ular itu, tapi bagaimana lagi, rasanya Kristal sudah sangat muak jika harus melihat drama yang selalu Erina mainkan didepan papanya
Bermanja manja dan selalu meminta ini itu kepada papanya. Kristal tau sekali jika pasti papanya itu akan selalu menuruti wanita ular itu. jelas saja karena papa Kristal itu adalah orang yang sangatlah berada, jadi apapun yang diminta selama papanya bisa tentu saja akan dibelikan
Hufftt..
Kristal membuang nafas kasar. Kenapa hidupnya harus seperti ini. Kristal tidak butuh semua kekayaan papanya, ia hanya butuh keluarganya yang utuh seperti dulu. Mendapat kasih sayang dan selalu dinomor satukan oleh kedua orang tuanya
"Kristal kangen mama"gumamnya
Duk
Kristal meringis sakit saat kakinya tiba tiba terkilir karena tidak memperhatikan jalan yang berlubang. Rasanya ingin menangis saat ini juga. Sebuah tangan terulur membuat Kristal mendongakkan kepalanya. Matanya sedikit membulat melihat cowok tampan berwajah kebule bulean di hadapannya
"Butuh bantuan?"ucapnya, tak lupa dengan senyum miring yang tercetak jelas di bibir sexinya. Kristal muak melihat wajah ini lagi. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Udah kaki terkilir ketemu mantan pula
"Gak perlu!"ketus Kristal sambil menepis kasar tangan cowok berwajah kebule bulean dihadapannya ini
"Setelah putus dari gue ternyata lo malah cantik ya. Gue jadi makin yakin buat balikan sama lo"Kristal berdiri dengan sedikit meringis karena kakinya yang terkilir
"Gue gak bakal mau balikan sama cowok bajingan kayak lo"sinis Kristal
"Udahlah Rista, gue kan udah pernah jelasin banyak kali kalau gue gak punya hubungan apa apa sama Syelin. Gue dijebak Ris percaya sama gue!"cowok itu berusaha meraih tangan Kristal dan menggenggamnya tapi buru buru Kristal menyembunyikan tangannya dibelakang tubuhnya
"Jangan panggil gue Rista! Nama gue Kristal bukan Rista. Dan satu hal lagi yang harus lo tau! Lo itu terlalu bodoh buat bohong No. Gue udah tau semua kebusukan lo sama temen temen lo. Lo deketin gue itu karena dare dan orang yang lo cinta itu Syelin bukan gue"Kristal tertawa sumbang mengingat betapa cintanya dulu ia dengan Tino sampai sampai ia tidak sadar jika ia hanya dijadikan bahan dare teman teman Tino
"Itu dulu Ris. Gue nyesel jadiin lo bahan dare. Gue sadar Ris gue udah mulai cinta sama lo semenjak kita sering bersama. Dan setelah gue putus sama lo gue baru sadar kalo gue ngerasa kehilangan separuh raga gue. Asal lo tau Ris, gue sampai relain Syelin demi lo"Kristal tertawa sinis menanggapi penjelasan yang keluar dari mulut Tino
"Udahlah No! Gue gak nyangka setelah putus dari gue ternyata lo berubah jadi puitis"Kristal tertawa mengejek
"Ris gu.."
"Sekali lagi jangan panggil gue Rista! Nama gue Kristal bukan Rista. Rista itu udah gak ada yang ada itu Kristal hanya Kristal"Tino mengusap wajah kasar, hanya karena dulu ia terlalu berharap dengan gadis yang ia cintai sampai sampai ia tidak perduli jika ada yang mencintainya tulus, bahkan orang yang ia cintai itu lebih memilih dengan orang yang menjadi musuhnya
"Kris please!! Beri gue kesempatan kedua"Tino memohon dengan wajah memelasnya
"No gue rasa semua udah cukup jelas saat lo minta gue jauh dan jangan pernah balik lagi. Lo pikir gue gak malu saat lo putusin gue didepan temen temen lo. Gue malu No gue malu, bahkan saat itupun lo malah ikut ngetawain gue didepan temen temen lo. Saat mama gue meninggal dan papa gue nikah lagi. Gue rasa hidup gue benar benar hancur No, gue pernah mikir kalau gue butuh sandaran bahu lo tapi itu semua hanya angan angan gue, karena lo malah sama sekali gak peduli waktu gue terpuruk sekalipun"Kristal mendongakkan kepalanya saat air mata ingin lolos dari pelupuk matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS
Fiksi RemajaSequel of Bad Girl VS Bad Boy BISA DI BACA TERPISAH👌👌 ~~~ Mereka kembar, namun berbeda. Jika Galva matahari maka Gilva adalah bumi. Galva yang selalu membawa keceriaan dan Gilva yang diam tidak peduli. Untuk pertama kali dalam hidup Galva merasak...