17. CEMBURU

4.2K 282 24
                                    

Drtt..drt..

Gilva memberhentikan langkahnya dan mengambil ponsel yang bergetar di saku seragamnya. Tanpa melihat sang penelfon Gilva langsung mengangkatnya, karena moodnya sudah hancur entah kenapa.

"Hallo"ucap Gilva

"......"

"Hallo"

"......."Gilva berdecak, siapa juga ini yang menelfon tapi tidak berbicara.

"Bisa langsung ngomong gak sih. Gue matiin nih!"geram Gilva

"Eh eh iya iya. Ngegas amat sih neng"Gilva seperti mengenal suara ini. Gilva langsung melihat siapa penelfon dan ternyata Raksa lah yang menelfonnya. Kalau tau Raksa yang menelfon Gilva sebenarnya ogah untuk mengangkat.

"Apa?"

"Balik kesini!"

"Ngapain? Udah ada pacar lo kan"jawab Gilva dengan nada tak suka.

"Loh apa hubungannya? Lo cemburu? Gue cuma mau minta pertanggung jawaban lo"ucap Raksa di seberang.

"Siapa juga yang cemburu. Lagian tanggung jawab apasih. Lo gak hamil kan"

"Enak aja, gue cowok. Lagian gue kayak gini juga gegara ngelindungin lo"

"Jadi lo gak ikhlas nolongin gue?"

"Ya ikhlas sih. Cumaa emm lo kesinilah, emangnya lo mau kalo gue khilap karena berduaan sama Riska disini"

"Ooh jadi nama pacar lo Riska. Pantes ya Riska sama Raksa"

"Udahlah buru...."

Tutt..

Gilva geram dengan Raksa. Ia langsung saja mematikan telfonnya lalu berbalik arah kembali ke ruangan Raksa. Dalam hati Gilva terus saja menggeram, entah kenapa ia merasa panas saat Raksa menyebut nama gadis lain.

Sampai di depan pintu rawat Raksa, lagi lagi Gilva menghembuskan nafas kasar. Sial! Entah kenapa Gilva merasa sangat kesal sekesal kesalnya.

Cklek

Pintu ruangan terbuka. Bisa Gilva lihat jika Raksa tengah mengelus elus rambut gadis yang tak lain tak bukan adalah Riska, yang Gilva kira pacar Raksa.

"Ehem"dehaman Gilva sontak membuat Raksa menjauhkan tangannya dari Riska.

Gilva mendekat ke arah Raksa dan menaruh buah yang tadi ia bawa di atas nakas.

"Gil"panggil Raksa.

"Apa?"tanya Gilva sedikit sinis.

"Sinis amat sih. Kenalin dia Ris.."

"Gue tau dia Riska pacar lo kan"saut Gilva cepat yang membuat Raksa tersenyum. Ternyata memang benar jika Gilva cemburu.

"Enggg..maaf kak"ucap Riska menunduk.

"Ngapain minta maaf. Lo gak salah"ketus Gilva. Sedangkan dalam hati Riska terkikik geli. Ternyata calon pacar abangnya galak juga kalo lagi cemburu. Riska melirik Raksa dan Raksa mengedipkan sebelah matanya, mengkode. Riska tersenyum tipis dan mengangguk kecil agar Gilva tidak curiga.

Tiba tiba Riska mengulurkan tangannya kepada Gilva yang dibalas Gilva sedikit ogah ogahan.

"Kenalin kak nama aku Deriska Margadarma, adiknya bang Raksa"Gilva membulatkan matanya tidak percaya.

Apa? Adik
Astaga! Ingin sekali rasanya Gilva menghilang dari muka bumi ini sekarang juga. Malu sekali rasanya. Tapi juga ada rasa lega entah kenapa saat Riska ternyata bukanlah pacar dari Raksa.

BAD TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang