23. RENCANA

3.9K 252 22
                                    

"Makan!"

"Gak mau!"Gilva mendengus mendengar jawaban yang dilontarkan cowok yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit ini, siapa lagi kalau bukan Deraksa Margadarma.

"Makan!"ucap Gilva sekali lagi dengan nada penuh pemaksaan.

"Gue gak mau makan bubur gak ada rasa kayak gitu, bikin mual"

"Lo sakit bego!"

"Gue udah sembuh"balas Raksa tak mau kalah.

"Terus kenapa gak pulang?"

"Kan gue pulangnya nanti sore gimana sih lo"

"Berarti sekarang lo belum sembuh, sembuh lo nanti sore kalau udah pulang"

"Kok lo jadi bawel gini sih"

"Kenapa? Gak suka?"

"Pengecualian dong, kalau lo yang bawel gue suka"

"Najis!"Raksa tertawa pelan dengan gadis yang duduk di samping ranjang tempat ia berbaring. Rasanya menyenangkan sekali bisa membuat gadis ini kesal.

"Sa makan!"Raksa lagi lagi menggeleng yang membuat Gilva semakin geram.

"Gak mau makan gue pulang"ancaman Gilva sukses membuat Raksa berdecak sebal dan menurut, buktinya saja cowok itu langsung membuka mulutnya.

"Ngapain lo buka mulut?"

"Lo gimana sih katanya lo nyuruh gue makan. Ini gue udah buka mulut"sekali lagi Raksa membuka mulutnya yang membuat Gilva tertawa geli. Pede sekali cowok ini begitulah pikir Gilva. Lagian Gilva juga malas menyuapi Raksa.

"Lo pikir gue mau nyuapin lo. Nih makan sendiri!"ucap Gilva sambil menyodorkan semangkuk bubur kepada Raksa tapi Raksa langsung memalingkan wajahnya tidak mau menerima bubur itu. Siapa suruh mengerjai Raksa, cowok itu sepertinya terlihat kesal terlihat dari bibirnya yang terlipat ke bawah.

"Gausah sok ngambek deh lo! Najisin banget"Gilva langsung saja menyendok bubur dan mengarahkan ke mulut Raksa tetapi Raksa masih memalingkan wajahnya alias masih dalam mode ngambek.

"Sa buka mulut lo!"Raksa hanya melirik sekilas dan tetap memalingkan wajahnya. Gilva berdecak sebal, astaga! Ternyata mengurus cowok seperti Raksa ini sangatlah menguras tenaga. Gilva kira Raksa langsung membuka mulutnya setelah ia memutuskan untuk menyuapi, tapi ternyata itu hanyalah bayangan saja karena realitanya bayi besar ini masih sok dalam mode ngambek.

"Sa"suara Gilva yang melembut membuat Raksa langsung menatapnya.

Dengan sangat terpaksa Gilva tersenyum manis saat Raksa menatapnya. Raksa buru buru memalingkan wajahnya lagi saat melihat Gilva yang tiba tiba tersenyum membuat jantungnya berdetak kencang. Ada apa ini? Kenapa dengan jantungnya? Apa mungkin Raksa sudah jatuh dengan pesona gadis ini?.

"Sayang makan ya"

Blush

Deg deg deg. Sialan! Raksa langsung menggigit pipi dalamnya mencegah bibirnya agar tidak tertarik untuk tersenyum. Sialannya lagi entah kenapa pipinya memanas hanya karena Gilva memanggilnya sayang. Come on Raksa, tahan tahan jangan senyum dulu!.

Shit! Sayangnya Raksa sudah tidak bisa lagi menahan bibirnya untuk melengkung. Cowok itu langsung mengembangkan senyumnya dan sedikit berdeham untuk mengurangi rasa gugup yang tiba tiba melandanya.

"Ekhem! Udah berani manggil sayang nih"Gilva langsung memalingkan wajahnya mendengar godaan Raksa. Malu! Itulah yang Gilva rasakan sekarang. Niatnya ingin membujuk justru sekarang ia sendiri yang malu karena ulahnya sendiri.

BAD TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang