Gilva, gadis itu sedari tadi terus menundukkan kepalanya didepan ruang UGD. Galva yang menyadarinya langsung menghampiri dan memeluk adik yang sangat ia sayangi.Gilva langsung saja membalas pelukan Galva. Menumpahkan semua tangisnya. Gilva memang jarang menangis, jadi jika saat ia menangis orang yang ditangisi adalah orang yang benar benar sangat berarti bagi Gilva.
"Ssstt..udah! Raksa gak bakalan kenapa napa percaya sama gue"ucap Galva menenangkan sambil mengelus elus rambut panjang adiknya.
"Hikss..tapi dia kayak gitu gara gara nyelamatin gue bang hikss.."lirih Gilva
"Lia percaya sama abang. Raksa gak bakalan kenapa napa"Galva menangkup wajah adiknya dan menghapus air mata yang membasahi wajah cantik adiknya. Galva benar benar menyayangi adiknya.
Fajar yang tidak jauh dari mereka tersenyum tipis melihat kedekatan dua bersaudara itu. Jarang sekali Fajar melihat kembar itu akur karena biasanya si kembar selalu saja bertengkar. Tapi tetap Fajar akui walau bagaimanapun kedua bersaudara itu tetaplah saling menyayangi satu sama lain. Terlihat dari cara mereka yang saling melindungi, walaupun cara mereka ada yang salah.
"Lia"panggil Fajar yang membuat Gilva mendongakkan kepalanya dan menatap Fajar yang berdiri dihadapannya
"Apa?"
"Lo...suka sama Raksa?"pertanyaan Fajar seketika membuat Gilva terdiam dengan pandangan kosong. Apa iya ia menyukai Raksa. Entahlah Gilva sendiri juga belum tahu perasaan apa yang ada di dirinya.
"Gak usah lo jawab gue juga tahu jawabannya"ucap Fajar dengan senyum tipisnya. Gilva memang sudah ia anggap seperti adik sendiri, ia juga sangat menyayangi Gilva. Sedangkan Gilva masih tetap diam di pelukan Galva tanpa ingin menjawab ucapan Fajar.
"Jar lo disini dulu! Raksa butuh lo"celetukan dari Zico sontak membuat anak anak black tiger termasuk Gilva mendongakkan kepala menatap bingung Zico.
"Maksut lo?"tanya Fajar bingung.
"Darah Raksa sama dengan lo"Fajar terheran heran, bagaimana Zico bisa tahu jika darahnya sama dengan Raksa.
"Kok lo___"Zico hanya menghedikkan bahu acuh.
Tak lama setelah itu dokter yang menangani Raksa keluar. Wajahnya terlihat sedikit khawatir. Ada apa?. Galva langsung berdiri dengan Gilva yang masih memeluknya erat.
"Bagaimana keadaan sahabat saya dok?"tanya Galva pada sang dokter yang melepaskan maskernya.
"Maaf! Pasien kekurangan banyak darah akibat pendarahan di kepalanya. Golongan darah pasien B, tapi..stok darah di rumah sakit habis. Apa darah kalian ada yang sama dengan pasien? Atau keluarga pasien?"
Hebat!
Ucapan Zico tidak pernah ada yang meleset. Fajar semakin kaget saat sang dokter menyebutkan golongan darah Raksa dan itu sama seperti dirinya. Tidak bisa dipercaya, Zico memang benar benar hebat.
"Saya dok! Golongan darah saya sama dengan pasien"ucap Fajar yang dibalas senyum ramah dari dokter.
Gilva, gadis itu bernafas lega di pelukan Galva. Entah mengapa ia sangat khawatir dengan keadaan Raksa, padahal Raksa adalah orang baru dalam hidupnya. Tapi mengapa ia begitu khawatir jika Raksa kenapa napa?. Apa benar ucapan Fajar jika ia menyukai Raksa? Entahlah hanya Gilva dan Sang kuasa yang tahu.
oooOooo
Drtt..drtt..
Ponsel berdering di atas nakas membuat gadis yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung mengangkatnya. Tertera nama 'Bi Itun' di layar ponselnya. Kenapa pembantunya menelfonnya malam malam?

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS
Teen FictionSequel of Bad Girl VS Bad Boy BISA DI BACA TERPISAH👌👌 ~~~ Mereka kembar, namun berbeda. Jika Galva matahari maka Gilva adalah bumi. Galva yang selalu membawa keceriaan dan Gilva yang diam tidak peduli. Untuk pertama kali dalam hidup Galva merasak...