27. MY FUTURE BOYFRIEND

3.1K 203 55
                                    

"Will you be my girlfriend?"

Gilva mengerjapkan matanya berkali-kali berharap apa yang di ucapkan Raksa ini tidak salah dalam pendengarannya. Apa benar Raksa menembaknya?. Tangan Gilva berkeringat dingin, gugup tentunya. Bingung harus menjawab apa, di tambah jantungnya yang berdetak tidak karuan. Ck! Raksa benar-benar menyebalkan.

"Gimana? Lo mau?"tanya Raksa lagi.

"Lo lagi gak ngelindur 'kan?"Raksa langsung menangkup wajah Gilva mendengar pertanyaan bodoh Gilva ini. Apa ia terlihat sedang tidur, anak bayi juga tau kalau Raksa sedang sadar sepenuhnya.

"Lo kira gue lagi tidur? Gue serius Gil, gue udah ada rasa sama lo saat pertama kali kita ketemu. Gue emang bukan cowok romantis, tapi ungkapan gue barusan emang bener-bener langsung dari hati gue"

"Lo tatap mata gue"

Gilva langsung menatap Raksa yang juga saat ini menatapnya dalam. Deg deg.. Gilva menelan salivanya susah payah. Di lihat dari jarak sedekat ini, Raksa terlihat sangat tampan. Alis tebal yang melengkung sempurna, hidung mancung, bulu mata lentik, wajah putih bersih, dan terakhir bibir. Pandangan Gilva jatuh pada bibir yang pernah menciumnya itu. Pipi Gilva memanas tiba-tiba, sial! Bayangan di rumah sakit saat Raksa menciumnya tiba-tiba terputar begitu saja.

"Mau di cium lagi?"pertanyaan yang Raksa lontarkan langsung membuat Gilva memalingkan wajahnya, malu.

"Jawab Gil! Gue butuh jawaban dari lo"ucap Raksa yang terdengar frustasi. Pasalnya sudah sedari tadi cowok itu menunggu jawaban tapi Gilva hanya diam tak kunjung menjawab.

Gilva masih diam berperang dalam pikirannya. Gadis itu bingung dengan perasaannya sendiri, ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Walaupun yang menembaknya banyak tapi tidak ada satupun yang bisa membuat Gilva bingung untuk menjawab.

"Gue kira lo suka sama gue. Ternyata gue salah Gil, sorry! Anggep aja tadi gue gak ngomong apa-apa"Gilva tersentak saat Raksa tiba-tiba memundurkan langkahnya menjauh darinya. Segitu mudahnya kah? Padahal Gilva saja belum menjawab.

Raksa sendiri merasa kecewa. Keterdiaman Gilva membuat cowok itu merasa sangat bingung, ternyata dugaannya selama ini salah. Ia kira Gilva menyukainya ternyata, huft!.

"Sa"

Raksa berhenti melangkah saat Gilva tiba-tiba memanggilnya. Cowok itu menghembuskan nafasnya dan berbalik menghadap Gilva.

"Segitu doang?"Raksa menyerngitkan kening. Segitu doang? Maksudnya?.

"Segitu doang lo nyerah? Bahkan gue belum jawab dan lo udah nyimpulin sendiri jawaban gue"

"Emang bener kan? Lo gak suka sama gue?"tanya Raksa dengan senyum terpaksa.

"Yaudah kalo itu mau lo"

"Kok lo gitu. Lo suka sama gue?"

"Tau ah"

"Gil"Raksa memegang kedua pundak Gilva.

"Jadi lo suka sama gue? Lo mau dong jadi pacar gue?"tanya Raksa dengan mata berbinar penuh harap.

"Sebenernya sih tadi gue mau jawab. Tapi karena lo narik omongan lo barusan yaudah"jawab Gilva sambil menghedikkan bahu.

"Yaudah?"

"Iya yaudah gue gak jadi jawab. Kan tadi lo bilang, anggep aja tadi gue gak ngomong apa-apa, bener kan?"Raksa mengerjabkan mata tidak percaya. Jadi sebenarnya Gilva ingin menjawab, tapi ia keburu..argh! Raksa bodoh Raksa bodoh!, Raksa merutuki dirinya sendiri.

"Jadi lo mau jadi pacar gue?"tanya Raksa gugup.

"Bukannya udah lo tarik omongannya?"ujar Gilva menggoda.

BAD TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang