16. SEBUAH RASA

4.8K 290 51
                                    


"Sentuh dia lo mati!"Galva menghempaskan tangan Tino dan mendorong tubuh Tino yang membuat Tino terhuyung kebelakang.

Galva langsung menarik Kristal dalam pelukannya. Tangannya ia gunakan untuk mengelus rambut panjang Kristal. Kristal sendiri tidak bisa menahan tangisnya dan langsung menumpahkannya di pelukan Galva yang menurutnya sangat nyaman.

"Ssstt udah jangan nangis!"ucap Galva sambil menangkup wajah Kristal dan menghapus air matanya.

"Gue takut Gal hiks.."Kristal semakin mempererat pelukannya yang juga dibalas Galva.

"Ada gue. Gue bakal lindungin lo!"ucap Galva meyakinkan.

"Cuih kebanyakan drama lo berdua"decih Tino.

"Lo pergi dari sini!"sentak Galva.

"Kenapa hah? Gue gak punya urusan sama lo. Jadi mending lo pergi"Galva menggeram dengan ucapan Tino. Emangnya ada urusan apa Tino dengan Kristal?.

"Urusan Kristal urusan gue juga"balas Galva.

"Lo siapa hah?"

"Gue pacarnya"Tino terdiam lalu beralih menatap Kristal yang masih terisak. Tiba tiba Tino tertawa yang membuat Galva terheran.

"Di kasih apa lo sama dia"tanya Tino meremehkan.

"Asal lo tau aja dia it...."

"TINO CUKUP! LO PERGI DARI SINI!"sentak Kristal kepada Tino.

"Uuh kenapa Rista? Lo gak mau ngasih tau dia kalau gue mantan lo"ucap Tino dengan senyum miringnya.

"Mantan?"bingung Galva sambil menatap Kristal.

"Iya kenapa? Gue mantan Kristal"sekali lagi Galva menatap Kristal dalam lalu melepaskan pelukannya.

Kristal sedikit kecewa saat Galva melepaskan pelukannya. Apa Galva akan membencinya karena ia adalah mantan musuhnya. Apa Kristal kuat jika Galva meninggalkannya?. Pertanyaan itu terus terputar di kepala Kristal.

"Dia bener?"tanya Galva kepada Kristal sedangkan Kristal mengangguk pelan.

Galva mendesah kecewa lalu menatap Tino yang saat ini tersenyum meremehkan terhadapnya.

"Gak nyangka gue. Ternyata lo lebih milih bekas gue dari pada milih Syelin"ledek Tino yang membuat Galva balas tersenyum meremehkan.

"Terus kenapa? Bukannya malah bagus kalau gue milih Kristal daripada Syelin. Seenggaknya Kristal enggak murahan kayak cewek yang lo suka"balas Galva yang membuat Tino mengeraskan rahangnya.

"Maksut lo apa hah!!"bentak Tino.

"Kenapa? gak terima gue ngatain Syelin murahan. Udah gue tolak masih aja ngejar. Kayak lo! Cuih"Tino mengeraskan rahangnya.

Bugh!

Kristal terpekik saat tubuh Galva hampir menabraknya. Tino memukul Galva yang membuat Galva terhuyung kebelakang. Galva menyeka darah segar yang mengalir disudut bibirnya lalu tersenyum miring.

Tanpa aba aba Galva langsung membalas pukulan Tino bertubi tubi. Kristal, gadis itu meringkuk sambil menangis. Kristal tidak menyangka Galva akan menjadi seperti singa kelaparan saat sedang marah. Kristal benar benar takut melihat sisi lain dari Galva.

Tino terkulai lemas dengan wajah yang sudah babak belur sedangkan Galva hanya luka dibagian sudut bibir dan pipi yang sedikit lebam karena pukulan Tino. Galva menghentikan aksinya dan beralih menatap Kristal yang meringkuk dengan tubuh bergetar ketakutan.

Kristal tersentak kaget saat Galva tiba tiba menggendongnya ala brydal style. Karena masih dalam keadaan takut reflek Kristal menenggelamkan wajahnya di dada bidang Galva.

BAD TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang