35. RASA YANG MASIH SAMA

1.3K 163 101
                                    

Udah siapin hati belum?

Sambil puter lagu diatas ya biar lebih ngena😢

Happy reading💖

*****


Di sinilah Kristal sekarang. Di depan kantor besar milik keluarga Robertson. Niat untuk melamar menjadi sekertaris, yang ia lakukan sesuai rencana. Dan kebetulan sekali memang katanya Galva sedang mencari sekertaris.

Memegang map yang berisi berkas-berkas lamaran pekerjaan seperti pada umumnya. Kristal memakai rok span hitam selutut dengan atasan bewarna putih. Rambutnya ia gerai dan make up tipis yang ia gunakan.

Kaki jenjangnya melangkah pelan menuju resepsionis. Berdeham pelan mengatur suaranya agar tidak terdengar gugup.

"Ada keperluan apa mbak?"resepsionis yang terlihat berumur lebih tua dari Kristal itu bertanya ramah.

"Saya ingin melamar sebagai sekertaris"jawab Kristal tak kalah ramah.

"Ah, kebetulan sekali. Mari saya antar ke ruang Ceo, karena beliau ingin meng interview sendiri"Kristal tersenyum mendengarnya. Mengikuti sang resepsionis yang mengantarkannya ke ruang Ceo. Atau lebih tepatnya ke ruang Galva.

Jantungnya sedari tadi terus saja berdetak tidak karuan. Perasaanya masih sama, tidak ada secuilpun rasa yang hilang terhadap Galva.

Setelah Lift tertutup, Kristal memegang dadanya berharap sedikit mengurangi kegugupannya.

Sang resepsionis yang melihat Kristal tersenyum tipis. "Mbak pasti gugup ya?"resepsionis ber nametag Disha itu terkekeh pelan.

"Iya mbak, saya gugup banget"terbukti dari telapak tangan Kristal yang sangat dingin.

"Hahaha maklum kok mbak. Pak Galva itu orangnya galak banget"mendengar itu membuat Kristal sedikit tertarik.

"Galak? Maksud mbak?"

"Iya mbak. Pak Galva itu orangnya pemilih banget. Udah banyak yang ngelamar pengen jadi sekertaris tapi selalu ditolak. Mungkin mbak orang yang ke 87 yang kesini. Semoga aja mbak yang terakhir"Disha tersenyum membuat Kristal sedikit tenang. Entahlah rasanya senang mendengar penjelasan Disha.

"Mbak saya boleh nanya?"Disha mengangguk. Untung saja untuk sampai di lantai ruangan Galva masih sedikit lama.

"Pak Galva sudah punya pacar?"

"Emm..saya tidak pernah dengar Pak Galva punya pacar. Tapi biasanya ada tante-tante yang sering kesini. Eh ada juga yang seumuran mbak"

"Kalau boleh tahu namanya siapa mbak?"

"Namanya___"belum sempat Disha menyelesaikan suara lift berdenting.

"Ceritanya dilanjut nanti ya. Pak Galva pasti sudah menunggu"Kristal tersenyum kikuk dan mengangguk.

"Ya sudah kalau gitu saya tinggal. Semangat!"Disha berlalu meninggalkan Kristal yang berdiri kaku didepan pintu ruangan Galva. Gadis itu berkali-kali menarik nafas, berharap rasa gugupnya sedikit hilang.

"Galva gue kembali"Kristal berucap pelan. Tangan gadis itu mengetuk pelan pintu bercat coklat dengan ukiran yang sangat indah dihadapannya.

"Masuk!"Kristal menahan nafasnya begitu saja, suara yang baru saja ia dengar terasa sangat nyata. Ingin rasanya Kristal berlari dan memeluk pria itu.

Sambil memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sesak Kristal berucap."Gue pasti bisa!"

oooOooo

BAD TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang