Kristal keluar dari kamar dengan seragam lengkapnya. Di ruang makan ia bisa melihat jika Erina, mamutir sialan itu tengah bersikap sok manis kepada papanya.
"Masih pagi udah ngajakin drama"gumam Kristal.
"Kristal duduk! Kita sarapan bareng"ajak Darson.
"Iya pa. Oh iya papa udah enakan?"ucap Kristal sambil mengambil duduk di samping papanya.
"Udah sayang kan ada mama yang rawat"Erina tersenyum manis sedangkan Kristal memutarkan bola mata malasnya.
"Makasih ya mamutir"ucap Kristal sok manis.
"Kristal kamu jangan buat papa emosi pagi pagi ya. Panggil yang bener!"tegas Darson.
"Loh emang kenapa pa? Anggap aja kalau panggilan mamutir itu panggilan sayang dari aku. Masih untung aku mau manggil dia pa"ucap Kristal.
"Kristal!"
"Udah mas gapapa kok! Aku udah anggep kalo itu sebagai panggilan sayang dia buat aku"ucap Erina halus yang membuat Kristal merasa jengah.
"Siapa juga yang sayang. Ngarep!"gumam Kristal pelan yang tidak bisa di dengar papanya ataupun mamutir.
"Mamutir tolong ambilin lauk dong! Anakmu yang cantik ini gak sampai"ucap Kristal sengaja. Sebenarnya ia hanya ingin menguji kesabaran Erina sampai dimana. Kita lihat saja.
Erina benar benar merasa dongkol saat ini. Dalam hati ia terus mengumpati Kristal yang seenaknya. Awas saja ia akan membalasnya. Dengan drama yang sudah ia susun rapi, Erina langsung mengambilkan lauk untuk Kristal.
"Makasih mamutir"ucap Kristal dengan senyum lebarnya. Ah senang sekali rasanya membuat Erina kesal.
Selang beberapa menit Kristal makan, tiba tiba ia mempunyai pikiran jahil yang tentunya akan membuat Erina benar benar kesal saat ini.
"Oh iya pa. Btw mamutir gak ada niatan buatin aku adek?"ucap Kristal sengaja memancing. Erina, wanita itu sudah terdiam dengan wajah was was.
Ingin sekali rasanya Kristal berteriak dan menertawakan mamutir itu. Tapi tenang Kristal! Drama harus benar benar bagus. Tenang dan kuasai hahaha batin Kristal dengan tawa jahatnya.
Darson, pria paruh baya itu tersenyum menatap putrinya. Ini yang benar benar ia inginkan, putrinya menerima kehadiran mamanya. Jika sudah seperti ini Erina pasti tidak akan mempunyai alasan untuk menolak jatah yang ia minta. Pasalnya setiap kali Darson ingin meminta jatahnya Erina selalu menolak dengan alasan ia tidak ingin melakukannya jika Kristal belum bisa menerimanya. Dan sekarang Kristal sudah bisa menerima. Darson sudah memimpikan itu sejak lama.
"Kamu serius sayang?"tanya Darson tidak yakin.
"Iya pa aku serius. Aku udah nerima mamutir kok"ucap Kristal dengan senyum manisnya. Dalam hati Kristal benar muak mengucapkan itu.
Erina? Dia sudah benar benar diam saat ini. Anak tiri ini memang benar benar menguji kesabarannya. Erina tidak bisa tinggal diam, ia harus melakukan sesuatu agar itu tidak terjadi. Yang benar saja, siapa yang mau mempunyai anak dengan orang yang tidak di cintai. Erina masih benar benar menginginkan seseorang yang ia cintai walaupun orang yang di cintai umurnya lebih muda darinya atau lebih tepatnya seumuran dengan adik kandungnya.
"Erina. Bagaimana, kamu maukan?"Erina langsung tergagap saat Darson menanyainya.
"Engg gimana ya mas.
Aku.... ..hikss..hiks..gak bi bisa mas aku masih trauma hiks...hikss..."tiba tiba saja Erina terisak membuat Darson langsung panik dan menghampiri istrinya itu."Ssstt...udah sayang aku ngerti kok. Mas tadi cuma becanda. Kalau kamu gak siap mas tunggu sampe kamu siap"ucap Darson sambil mengelus elus pundak istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS
Teen FictionSequel of Bad Girl VS Bad Boy BISA DI BACA TERPISAH👌👌 ~~~ Mereka kembar, namun berbeda. Jika Galva matahari maka Gilva adalah bumi. Galva yang selalu membawa keceriaan dan Gilva yang diam tidak peduli. Untuk pertama kali dalam hidup Galva merasak...