Hari ini Shamira sangat bahagia. Bermain bersama anak-anak rasanya sangat menyenangkan. Ditambah tingkah Anand yang lucu saat membuat lawakan garing namun anehnya anak-anak tertawa. Ia sudah selesai membuat kontennya, semua isinya tentang dirinya dan anak-anak, kebersamaan dan sedikit wawancara dengan anak-anak. Senyumnya tak berhenti berkembang. Melihat anak-anak makan sambil tertawa riang membuat masalah yang dipikirkannya menghilang sejenak.
"Makasih ya nak Shamira, sudah banyak membantu kami," ucap Ibu panti duduk di sebelah Shamira.
Shamira tersenyum. "Sama-sama Bu. Hm, Shami boleh gak? Sering ngunjungi panti ini."
"Boleh banget dong. Kamu enggak ikut makan?"
"Shami udah kenyang Bu. Lihat mereka makan."
Ibu panti terkekeh. "Mana ada orang kenyang liat orang makan."
"Ada loh Bu. Ini Shami salah satunya."
Ibu menyodorkan sebuah paper bag. "Kamu nyemil aja nih. Kebetulan, Ibu jualan keripik singkong."
Shami menerima paper bag yang berisi keripik singkong tersebut. Ia melihat isinya, bungkusnya tidak asing lagi. Sepertinya ia pernah melihat, tapi di mana ya.
"Wah makasih banyak Bu."
"Kalau kurang. Di dalam masih banyak, ngambil aja," ujar Ibu panti ramah.
"Ibu jualan?"
Ibu panti mengangguk. "Iya nak. Paling dijual disekitar sini atau Ugo yang nitip di warung dan sekolahnya."
Shamira mengerti, ia melihatnya di kantin dan waktu itu Vifian yang membelinya. "Oh pantes, Shami pernah ngeliat keripik ini di kantin. Kalau gitu, Shami beli deh keripiknya. Ayah Shami juga suka banget sama keripik singkong."
"Ayah nak Shami suka keripik singkong? Gak usah beli nak, ambil aja."
Shamira menggeleng keras. "Kok ngambil sih Bu. Nanti Ibu rugi. Shami beli aja."
"Yasudah terserah nak Shami aja. Kalau gitu Ibu masuk ke dalam dulu." Pamit Ibu panti kemudian masuk ke dalam rumah.
"Oi Sham!" panggil seseorang.
"Apa?"
"Gabung sini! Sayur asem sama sambelnya enak sumpah, yuk ah makan. Nyesel loh," kata Vifian sedikit berteriak.
"Sini kak Shami ikut makan!"
"Sini kak enak loh!"
"Kak Shami ayo makan!"
"Sham makan dulu."
Semua anak panti heboh menyuruhnya untuk makan. Suara terakhir membuatnya berdiri pasrah. Sepertinya ia tidak bisa mengelak lagi. Sebenarnya perutnya lapar tapi, nanti malam akan ada makan bersama keluarga besar. Kalau ia makan sekarang, bagaimana nanti?
"Bodoamatlah," gumamnya kemudian ikut bergabung bersama yang lainnya.
"Kamu suka sambel Sham?" tanya Anand tiba-tiba menyendokan nasi untuk Shamira.
Shamira mengangguk. "Suka! Yang banyak ya."
"Lo suka sayur asem?"tanya Anand lagi.
Shamira diam, mengigit bibir bawanya pelan. Sayur asem? Bahkan sekadar tahu pun ia tidak tahu apalagi makan. "Gak tahu Nand."
"Gue yakin lo suka. Nih, makan sana sama anak-anak." Anand menyodorkan piring yang sudah terisi penuh dengan lauk pauk.
Shamira membelalakan matanya. "Lo ngasih ke gue atau ke kuli? Buset banyak amat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanand
Ficção Adolescente[SEQUEL RAIRA2] 🍂Dimohon untuk tidak plagiat [Bhatia Series 3] Namanya Shamira. Ia seorang selebram dan youtubers terkenal. Dia sedang mendekati seorang pria berkacamata. Ia mendekati dia bukan karena sebuah taruhan atau truth or dare dari orang, b...