22. Gue cinta lo🍂

2.8K 215 6
                                    

Hari ini Shamira datang ke pesta ulang tahun Arvin. Kemarin Arvin meneleponnya dan memohon pada Shamira agar ia datang ke acara ulang tahun Arvin. Tidak hanya Shamira, Vhifi dan Anand pun diundang. Sebenarnya ia sedikit ragu karena ia belum terlalu lama kenal dengan Arvin, tapi karena desakan dari Vhifi dan Arvin jadilah ia ikut. Konflik keluarganya semakin hari semakim memanas. Keluarganya dipaksa untuk tinggal di rumah utama. Hal inilah yang membuat Shamira seperti tercekik. Ia tidak bisa bebas berkeliaran.

Sesampainya di rumah Arvin. Shamira, Anand dan Vhifi turun dari mobil. Vhifi berdecak kagum melihat hiasan lilin-lilin terpajang di luar rumah Arvin. Dia menggelar pesta di halaman rumahnya. Lampu-lampu hias serta deretan balon terpasang rapih. Dekorasi yang sangat indah.

"Hai Sham!" sapa seseorang berkemeja biru tua menghampiri Shamira.

Shamira tersenyum kikuk. "Hai Kak," sapa Shamira balik.

Arvin tersenyum tatapannya beralih pada Vhifi dan Anand. "Hai Vhi, hai---" sapa Arvin menggantung.

"Anand," potong Anand.

Arvin mengangguk-nganggukan kepalanya. "Oh ya. Anand, gue---"

"Arvin," potong Anand lagi. Nadanya sedikit ketus, ia merasa kalau cowok ini akan membawa pengaruh buruk untuk Shamira. Lihat saja dia, belum apa-apa sudah merangkul bahu Shamira.

"Sham, lo beneran gak salah pilih cameramen? Gue ada kenalan loh yang bagus. Gimana mau gak?" tawar Arvin dibalas gelengan oleh Shamira.

Shamira melepas rangkulan Arvin. "Kenapa lo ngurusin hidup gue ya Kak? Terserah gue dong mau milih siapa aja?"

Mampus! Anand tertawa dalam hati. Hari ini Shamira sedang datang bulan. Fase inilah Shamira akan marah-marah walau masalah sepele. Sedari tadi Shamira terus-terusan mengomeli Vhifi karena dia selalu mendesak Shamira untuk ikut. Ia menatap Arvin. Dia gila, saat-saat seperti ini dia malah tertawa.

"Oh ayolah Sham, gue cuma bercanda kali. Hm... ayo semua masuk, acaranya udah mau mulai," ucap Arvin sambil terkekeh mempersilakan Shamira, Vhifi, dan Anand masuk ke halaman rumah Arvin.

"Sorry ya Sham. Rumah gue emang begini adanya," ucap Arvin. Shamira menatap Arvin kesal. Rumah yang begini adanya sama dengan rumah milik ayahnya? Apa dia ingin merendah untuk meroket?

Beda halnya dengan Vhifi, dia masih terkagum-kagum dengan dekorasi acara Arvin dan Anand? Mata dia masih mengamati pergerakan Arvin. Lagi dan lagi tangannya merangkul bahu Shamira. Sesekali mengusap bahu Shamira. Kepalanya sudah panas, tangannya sudah gatal ingin menonjok wajah Arvin. Tapi niatnya harus terurungkan karena ia bukan siapa-siapa Shamira. Semua ini masalah ekonomi! Andai saja ia berasal dari keluarga berada mungkin ia bisa mendekati Shamira dengan mudah.

Shamira bergerak tak nyaman. Melihat itu Anand langsung sigap menyingkirkan tangan Arvin dari bahu Shamira. Shamira diam sementara Arvin maju selangkah ke depan, menatap Anand tajam.

"Lo pikir lo siapa huh? Lo itu cuma bawahan Shamira!" tekan Arvin.

"Sorry Ar. Tapi Shami gak nyaman lo rangkul," ucap Anand santai.

"Apa urusan lo huh?"

"Kenapa kalian harus ribut sih! Buat gue gak mood aja!" Shamira mengambil sesuatu di dalam tasnya. Ia memberikan sebuah kado berpita merah pada Arvin. "Happy birthday Vin. Gue langsung pulang aja ya, udah ditunggu Bunda."

"Ta--tapi Sham. Mau gue anter?" tawar Arvin.

Shamira menggeleng. "Gak usah. Ini acara lo... dan lo Vhi, lo tetap di sini aja wakilin gue. Salam ya buat Tante Reni." Setelah mengatakan itu Shamira langsung pergi meninggalkan halaman rumah Arvin. Anand menatap Arvin datar kemudian mengejar Shamira. Dia sedang banyak masalah ditambah datang bulanan. Seharusnya ia diam saja tadi. Mood Shamira sedang buruk-buruknya.

ShanandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang