2). Anak Ayah Bunda🍂

4.6K 271 1
                                    


Shamira sudah sampai di rumah sakit yang ditunjukan Anand tadi. Rumah sakit yang tidak terlalu besar namun unik dan bersih. Diperjalanan Anand menceritakan kalau yang dirawat di rumah sakit bukan adik kandungnya. Anand menganggap semua anak di panti adalah adiknya. Adiknya mengidap penyakit leukimia stadium 2. Anand berusaha sekuat tenaga mencari uang untuk mengobati adiknya. Walau itu akan mengganggu belajarnya nanti, Anand tidak peduli.

Hati Shamira terketuk, bersimpati pada anak itu. Anand sangat hebat, dia rela banting tulang demi orang yang sama sekali tidak mempunyai hubungan darah.

"Gue akan bantu biaya rumah sakitnya Nan!" ucap Shamira mengambil keputusan.

Anand terdiam, tangannya masih menggenggam tangan mungil anak itu. "Gak perlu! Gue bisa sendiri!"

"Jangan egois Nan! Lagipula uang yang gue punya itu uang gue sendin--"

"Gue tau! Gue cuma gak mau ngerepotin lo," potong Anand mencium punggung tangan adiknya.

"Lo mau liat ade lo sembuh kan? Gue mau bantu sebisa gue Nand kalau lo masih ngalangin jalan gue, gue akan bergerak sendiri." Shamira bangun dari duduknya. "Tunggu di sini Nand, gue mau ke toilet sebentar."

Shamira menghela nafas kasarnya. Masih ada cowo sebaik dan setulus Anand. Dia menyayangi anak-anak itu seperti keluarga kandung. Baru tertebak, 1 sifat Anand yang baru entah sifat apa lagi nanti yang ia ketahui jika terus bersama Anand.

Bukan toilet tujuan utamanya melainkan tempat pembayaran administrasi. Ia terpaksa berbohong pada Anand, karena ini demi kebaikan Lexsa, anak yang terbaring lemah di atas brankar tadi.

"Shamira ya? Youtubers?" tanya seorang perawat pada Shamira.

Shamira mengangguk kikuk. Karena suara perawat yang terlalu keras membuat semua orang menoleh dan berlarian menghampirinya. Ia menggeleng pelan, rumit jika sudah berurusan dengan mereka.

"Boleh minta fotonya nggak kak?"

"Tanda tangannya kak!"

"Fotonya kak sebentar!"

"Kak!"

Shamira menutup telinganya. Sial! Mereka sekarang mengerumuninya. Tapi untungnya ia bisa meloloskan diri. Lain kali ia harus memakai masker atau topeng atau bisa juga helm. Membasuh wajah memang membuat hatinya sedikit tentram, apa ia pensiun saja ya menjadi youtubers. Ia menggeleng, banyak orang yang menginginkan sepertinya. Masa ia menyia-nyiakan hal yang sudah memuncak.

"Kak?" panggil seseorang membuatnya kaget.

Shamira menoleh. "Kenapa?"

Orang itu tersenyum. "Aku fans kakak, boleh minta fotonya," ujarnya memohon.

Shamira memejamkan matanya lelah. Baru saja ia menghindarinya tadi dan sekarang salah satu dari mereka datang ke sini. Bencana, bisa-bisa dia membawa rombongan untuk menyerbunya.

"Boleh," jawabnya lesu.

Orang itu tersenyum bahagia. Mendekatkan dirinnya ke Shamira dan mulai membidiknya. Setelah selesai, orang itu menyodorkan sesuatu pada Shamira.

"Aku tahu kakak lagi butuh ini," ucap orang itu.

Shamira mengangguk. "Makasih," balas Shamira menerima masker tersebut.

"Kalau gitu aku pergi dulu kak Shami, rasanya mimpi bisa ketemu kakak," ucap orang itu kemudian pergi.

Shamira menatap kepergian orang itu. Sebisa mungkin ia menghindari orang asing atau ia akan mendapatkan wejangan dari semua anggota keluarga besarnya. Jika terus-terusan seperti ini Daddy Deva pasti akan mengancam untuk menghapus kontennya.

ShanandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang