Shanand

12.6K 362 3
                                    

Shamira duduk dalam keheningan. Suara percikan air dari keran dan angin memadukan melodi pagi ini. Berangkat pagi sekali ke sekolah sama sekali bukan kegiatannya. Kalau saja kemarin ia menuruti kata Abangnya mungkin sepeda motor kesayangannya tidak akan disita ayahnya. Jadinya ia akan berangkat bareng Abangnya atau sesekali bareng Bunda, sama saja, mereka senang sekali berangkat paling awal dan pulang paling akhir, mengesalkan!

Matanya jelalatan, mencari-cari seseorang siapa tahu ada orang yang menarik perhatiannya untuk sekadar dijaili. Bukan Shamira namanya kalau sehari tidak jail, terutama jail pada sepupunya. Sangat menyenangkan.

senyumnya mengembang ketika menemukan target. "Kak Ray!" panggilnya sambil melambai-lambaikan tangan.

Bukannya menghampiri, si target malah menujuk dirinya kemudian membuat garis lurus di tengah lehernya mengunakan jarinya sekilas dia mengancam akan membunuh Shamira.

Shamira mendelik. Ia berlari ke arah si target namun sayang, si target masuk ke dalam kelas dan mengunci pintu rapat-rapat. Tidak ada pintu, masih ada jendela. Bukannya sombong, idenya selalu bertaburan saat sedang butuh ataupun tidak butuh. Sekarang ini ia tengah merasa sedang menjadi perampok, masuk lewat jendela.

"Gue videoin ah, nanti bisa sebar di sosmed. Caption seorang youtubers bar-bar dan bukan di sosmed vidio lo nanti di kirim ke Bhatia'c familly mampus!" ancam si target membuka Handphonenya.

Shamira meloncat dengan gaya anggun. Ancaman si target tidak berpengaruh sama sekali. Ia tidak peduli jika vidio saat ia manjat jendela tersebar di sosial media tapi, jika masuk ke grup keluarga besar itu tanda bahaya!

Ia berusaha untuk menetralkan kembali raut wajah yang semula panik. "Kayak yang berani aja,"cibir Shamira tanpa disadari si target tangannya berusaha mengambil Handphone dia.

Dia menahan tangan Shamira. "Lo takut kan?"

Shamira menggeleng. "Nggak kok!" serunya.

"Videonya bakal gue hapus tapi, gue mohon sama lo jangan bertingkah kayak Devana Sham," ucap Rayhan memohon.

Lagi, lagi dan lagi. Rayhan selalu memberikan nasehat seperti ini. Harus kayak si ini, gak boleh kayak si ini, jangan kayak ini dan jangan kayak gitu. Padahal ini hidupnya, kenapa dia yang harus repot.

"Tenang aja kak. Gue masih jaga image gue di depan keluarga besar dan masih aman!"

"Untuk saat ini Sham! Kalau lo ketauan, bisa abis lo!" kesal Rayhan.

"Iya kak. Aku coba untuk gak brutal lagi," ucap Shamira menyudahi perdebatan.

"Bagus! Itu baru ade gue!" Rayhan mencubit pipi Shamira gemas.

"Tapi gak janji ya!" Saat mengatakan itu, Shamira langsung kabur keluar dari kelas Rayhan.

                          -OoO-

Istirahat pertama sudah dibunyikan dari sepuluh menit yang lalu. Shamira sudah duduk manis di kursi kantin bersama Vifian, asisten sekaligus sahabatnya. Selama ini dia yang sering membantu dalam membuat konten youtubenya. Dulu dan sekarang ia masih tak percaya yang namanya 'sahabat' tapi ia sudah percaya pada Vifian, dia orang baik ia yakin itu.

"Shami! Minuman gue!" teriak Vifian menatap nyalang minumannya yang sudah habis diseruput oleh Shamira.

"Beli lagi sana!" titah Shamira.

Vifian mendegus sebal. "Ngeselin lo jadi bos!"

"Ye... suka-suka kan gue bos lo," kata Shamira membuat Vifian semakin kesal.

"Bos laknat!" gumam Vifian seperti sengaja diperdengarkan Shamira.

"Vifi! Cepet beli sana!"

Vifian tertawa, dia berlari membeli minuman di stand kantin. Sementara Shamira mengecek ponselnya, melihat perkembangan konten yang ia upload 3 hari yang lalu. Perkembangan yang cukup pesat, ia bingung, yang menonton karena gabut atau apa? Kenapa bisa banyak yang nonton vidio tak berfaedah Shamira. Ia membaca komenan dari penonton, 95% positif dan 5% negatif. Biasa haters memang suka mencari-cari kesalahan orang. Tanpa di lawan oleh Shamira pun para haters akan dilawan oleh fans. Indahnya membaca komenan haters terbungkam.

Vifian datang membawa dua gelas jus dan sebungkus keripik singkong pedas. Dia menghentakan tubuhnya di kursi hingga meja terhentak. Sepertinya dia sedang kesal.

Shamira melempar ponselnya ke meja kantin. "Ck! Lo kenapa sih Vi?"

Bukannya menjawab Vifian malah meremas-remas keripik singkong yang tadi dibelinya. Shamira menggeleng-geleng kepalanya, ia yakin kalau Vifian bertemu dengan mantan yang selalu menganggu pikiran Vifian, kalian tahu kan? Move on itu susah. Ia merebut kripik dari tangan Vifian, kemudian memakannya.

"Ketemu mantan lagi?" tanya Shamira dibalas anggukan oleh Vifian.

"Iya gue kesel banget. Dia mesra banget sama cewe-cewe." Dengus Vifian.

"Move on lah Vi. Cape gue dengerin wejangan lo," ucap Shamira sambil menguncah kripik singkong.

Vifian menatap kripik yang ada di tangan Shamira kemudian beralih menatap wajah Shamira. "Woi! Kripik gue elah! Kenapa di abisin!" Vifian merebut kripik yang terisa sedikit.

"Enak nih. Baru dijual di sini ya? Kok baru liat."

"Udah lama sih. Cuma kita aja yang jarang liat-liat."

Shamira membentuk hurup O pada mulutnya. Menyudahi pembicaraannya dengan Vifian.

TBC

Gimana2 pendek ya?

.
.

Semoga suka❤

ShanandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang