Extra part🍂

4.7K 277 38
                                        

Adakah yang mampu menjelaskan, berbahagia di atas kesepian? Membuat lengkungan di bibir hanya untuk menjelaskan ke semua orang bahwa seorang Shamira Bhatia Dinata hidup dengan sejuta kebahagiaan. Bertahun-tahun, Shamira hidup seperti ini. Tertawa di atas luka yang ia alami. Kata orang, hidupnya adalah anugrah. Hidup diantara orang-orang hebat, semua kebutuhannya terpenuhi, populer, mendapatkan profesi yang sangat membanggakan. Ia mengikuti tawaran Sagara, menjadi manager rumah sakit keluarganya. Sudah setahun ia menjalani profesinya tapi--Anand tak kunjung kembali. Pikiran negatif selalu berputar di kepalanya.

Shamira tak berhenti membuat konten. Hampir semua konten yang ia buat akhir-akhir ini ia dedikasikan untuk Anand. Hatinya bertanya-tanya, apa Anand sudah melupakannya? Atau dia masih berjuang mencapai kesuksesannya.

"Hai Sham, kenapa bengong?" tanya seseorang pria berjas putih dengan stetoskop terkalung di lehernya.

Shamira mendongkak, menatap pria itu. "Oh Biru. Lagi nunggu doi."

Pria itu bernama Biru Anfrans, seorang pria yang menjadi temannya selama ia kesepian. Dia juga sempat menjadi kameramen pengganti Anand. Hubungannya dengan Biru hanya teman. Ya, tidak lebih. Di hatinya masih ada Anand. Hampir saja ia terlena akan kebaikan dan ketampanan seorang Biru Anfrans. Pria tinggi, berkulit putih bersih, hidung macung dan alis mata tebal. Siapa yang tidak akan ternganga melihat Biru? Walau Shamira mengagumi wajah tampan Biru, ia tidak berniat sedikit pun mengubah posisi Anand di hatinya. Biru pernah bercerita kalau dia juga alumni IHS Bhatia'C dan dia juga sering menonton kontennya. Dia memuji dan mengkritik kontennya dengan bahasa alus dan sopan. Ia senang bisa berteman dengan Biru.

Biru tertawa sumbang. "Yakin banget bakal dateng hari ini hahaha."

Shamira mendengus kesal, mengambil sebuah kentang goreng yang tersaji di meja. "Liat aja nanti!"

"Kamu ngomong kayak gini juga loh kemarin dan---gak dateng. Aku kasihan gitu sama kamu. Kamu nunggu dan ngarepin dia kembali tapi mungkin dia, seneng-seneng."

"Sok tahu!"

"Ya barang kali."

***

"Nona Shamira!"

"Nona!"

Shamira menoleh, keningnya berkerut bingung. Seorang perawat berlarian ke arahnya. "Ada apa Sus?"

"Ada pasien teriak-teriak nama Nona Shami. Kayaknya salah satu fans berat Nona, mangkanya dia rela lepas infus dia demi ketemu Nona."

"Huh? Sekarang di mana?"

"Ayo ikut saya Nona."

Perawat itu menunjukan ruangan pasien yang nekat itu. Ini terjadi entah yang keberapa kalinya. Pasien rela melakukan hal aneh hanya untuk bertemu dengannya. Ia menghela nafasnya panjang, tangannya membuka pintu ruangan.

Alangkah terkejutnya Shamira melihat ruangan kosong dan berantakan. Shamira mengedarkan pandangannya ke segala arah. Memanggil-manggil si pasien pembuat onar itu.

"Will you marry me?"

Deg

Jantungnnya berdegup dengan sangat kencang. Ia bisa mendengar suara itu lagi setelah bertahun-tahun lamanya. Terpaan nafas mengenai telinga dan lehernya. Ia merasa ada seseorang di belakangnya. Dekat sekali, sangat-sangat dekat.

Shamira membalikan badannya. Ia menutup mulutnya kaget. Pasien gila itu ternyata Anand. Perubahan yang begitu drastis. Lebih tinggi, warna kulitnya sedikit berubah. Lebih putih dan bersih.

Anand tersenyum manis, ia mengambil kedua tangan Shamira lalu menggenggamnya. "Gimana? Gue masih ada di hati lo gak? Kalau masih ada, mau gak jadi istri gue?"

"L-lo lagi lamar gue? Gila! Sinting! Dateng-dateng langsung lamar!" ketus Shamira menatap Anand dari ujung kaki sampai ujung kepala. " Hm... lo abis kecelakaan Nand?"

Anand mengangguk. "Ya dari dua hari yang lalu dan itu karena lo. Gue kangen sama lo, gue gak mau lo direbut orang."

Shamira terdiam.

"Masi gak? Kalau enggak juga gak papa, palingan gue gantung diri."

"Anand!"

"Bercanda hahaha. Gimana?"

Shamira mengangguk. "Gue masih cinta sama lo Nand."

"Will you marry me?" tanya Anand sekali lagi.

"Yes I do!" Mendengar jawaban itu, Anand langsung memakaikan sebuah cincin di tangan Shamira kemudian mendekap tubuh Shamira.

Tanpa di sadari ada sesosok lelaki mematung di pintu ruangan. Menyuingkan senyum pahit, ketika melihat Shamira tengah di lamar oleh orang lain. Ia menghela nafasnya panjang kemudian pergi menjauhi ruangan Anand.

Selesai

Thanks semuanya para pembaca Shanand😊 akhirnya cerita ini selesai dan projek Bhatia series selesai et... belum selesai. Masi ada satu wkwk🙈 mangkanya tunggu aja😭

Tadinya setelah cerita ini tamat, aku mau publis 3 cerita baru

1. Allovela

2. Neera

3. (Masi misteri)-》 masi Bhatia Series ya wkwk😼

Tapi aku dapet tawaran nulis di platform lain jadi aku nunda wkwk. Tenang gak lama kok

Sampai jumpa di ceritaku selanjutnya❤

ShanandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang