Chapter : 06

725 196 241
                                    

REGAN menaruh sebuah ponsel pada meja belajarnya. Ia sekarang tengah duduk di kursi dengan kedua tangan mengusap wajahnya frustrasi.

Otak Regan terus memikirkan gadis yang tak sempat diantarnya pulang tadi sore. Kenapa dia semarah itu pada Regan?

"Ahh!!" decihnya.

Suasana hening tercipta pada kamar milik Regan, hanya detak jarum jam yang dapat didengar. Tak lupa, beberapa decihan keluar dari mulutnya. Entah mengapa ia terus kepikiran akan kemarahan yang disaksikannya tadi.

Ia meraih ponsel yang di taruhnya di atas tumpukan buku-buku tebal di meja belajar. Ia tersenyum ketika jari jemarinya mengetikkan beberapa angka kemudian memilih bagian save di pojok kiri samping pada ponsel gadis yang bahkan sampai saat ini ia tak mengetahui namanya siapa.

Sebuah notifikasi masuk dari laman whatsaap, membuat dahinya mengernyit, rasa ingin tahunya membludak. Tanpa pikir panjang lagi, langsung saja jemarinya beralih membuka aplikasi whatsaap. Nama yang pertama kali tertera disana adalah 'Olin Tsabita Putri'.

Tanpa aba-aba ia membuka chatan gadis si pemilik ponsel ini bersama Olin.

Olin Tsabita Putri:

P

Keira!

Kafka masih belum ngehubungin lo?
Padahal besok dia ultah:(

Masa sih dia masih belum bisa dihubungin?

Beberapa pesan yang dikirimi Olin terbaca oleh Regan. Pria itu berpikir sejenak, "Oh nama tuh cewek Keira?" ujar Regan tanpa sadar seraya mengelus dagu dengan kepala yang sedikit mengangguk-angguk paham.

"Tu cewek udah punya pacar ha?" tiba-tiba saja batin Regan berucap.

Oh, sekarang ia mulai mengerti kenapa Keira menjadi sangat marah padanya karena ponsel ini.

Ia keluar dari roomchat Olin, lalu matanya tertuju pada nama di bawah Olin, yaitu 'Kafka Bramasta' tak lupa dengan emoticon love di akhir nama lelaki itu.

"Kok gue jadi kepo sih?" Regan membatin.

Mata pria itu kembali beralih pada layar ponsel yang masih menyala. Tak ada satupun notifikasi yang di kirimi oleh pria bernama 'Kafka'. Tapi entah dorongan dari mana, Regan malah membaca chat Keira bersama Kafka saking keponya.

Menurut Regan nasib cewek pemilik ponsel ini sangat menyedihkan, padahal tak ada satupun balasan chat dari lelaki bernama Kafka untuknya, tetapi ia tetap saja kekeh mengirimi berbagai chat yang menunjukkan segala aktivitas yang dilakukannya, bahkan ia juga menceritakan segala sesuatu yang sangat sepele menurut Regan.

"Buat apa coba chatan ama hantu? Mustahil untuk dibales, dibaca aja enggak apalagi dibales!" kata Regan bermonolog sembari geleng-geleng kepala dibuatnya.

Sebegitu pentingkah seorang pria yang bernama 'Kafka Bramasta' itu untuk Keira?

Kafka Bramasta adalah pacar Keira yang telah menghilang begitu saja dari peredaran, bak di telan bumi. Keira tidak tahu kemana Kafka menghilang. Bahkan Keira juga tidak tahu apa penyebab Kafka meninggalkannya begitu saja. Setahu Keira, dirinya dan Kafka tak memiliki masalah apapun.

Apakah Kafka bosan?

Jangan pernah meninggalkan hanya kerena bosan dengan satu hubungan. Jika tak suka, maka putuskanlah secara baik-baik bukannya pergi menghilang dan berharap hubungan selesai. Itu artinya kamu egois.

♡♡♡

Keira menenggelamkan wajahnya pada bantal dengan posisi menelungkup pada kasur di kamarnya. Mata Keira tak henti-hentinya mengeluarkan bulir-bulir air. Perasaannya campur aduk.

Setengah hati ia kesal karena cowok rese yang suka bertindak semaunya, Regan. Tapi setengah hatinya lagi ia sedih karena Kafka tak pernah lagi berada disisinya. Kafka menjawab pesannya saja itu sudah cukup untuk membuat Keira bahagia kembali. Tapi apa? Kenapa pria itu tak pernah membalas pesan-pesan yang dikirimi Keira? Kenapa? Salah apa sih Keira padanya?

Benar kata orang, di tinggal lagi sayang-sayangnya itu lebih nyesek daripada ditinggal temen.

"Aku nggak pernah benci kamu Kaf! Walaupun kamu udah ninggalin aku. Bahkan kalau aku bisa minta sama Tuhan, aku bakalan minta kamu kembali. Aku nggak kuat di tinggal tanpa alasan yang jelas seperti ini," tutur Keira di sela isak tangisnya.

"Besok hari ulang tahun kamu, happy birthday ya Kaf! Kamunya nambah umur akunya nambah rindu," ucap Keira lalu tersenyum kecut pada kenyataan.

To Be Continued..

Really LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang