Chapter : 12

574 149 155
                                    

JAM menunjukkan pukul 10.15 am, semua siswa tengah asyik menyantap bekal makan siangnya. Kantin di penuhi oleh banyaknya siswa siswi yang berdesak-desakkan memesan makanan dan minuman.

Namun di pinggir lapangan tak kalah ramainya dari kantin, semua siswi berkumpul hanya untuk menonton Regan dan teman-temannya yang sedang latihan basket mempersiapkan pertandingan dengan SMA Budi Mulia minggu depan.

Beruntungnya, letak kantin dengan lapangan itu dekat sehingga semua orang yang tengah berada di kantin juga dapat menonton lima orang yang sedang bermain basket di lapangan sana.

Keira menyesap jus mangga, sambil berdecak sebal menatap ke arah lapangan.

"Cih, pasti tu cowok lagi ada di atas awang-awang! Berasa ganteng dan dipuja banget!" batin Keira.

Keringat bercucuran dari tubuh Regan tapi pria itu tak henti-hentinya terus menggiring bola lalu memasukkannya ke keranjang dengan satu lompatan saja, namun sukses membuat para gadis disana bersorak girang.

Keira sesekali mengalihkan pandangannya menatap gelas jusnya. Ia jengah menatap Regan yang sok ganteng itu. Tapi mau bagaimana lagi? Meja kantin ini mengarah ke lapangan, mau tidak mau, suka tidak suka Keira terpaksa memandang lapangan yang memperlihatkan Regan den teman-temannya.

Tak sengaja, Keira melihat Regan dengan santainya melompat lalu memasukkan bola berwarna oranye itu ke dalam keranjang, keringat cowok itu meleleh menggenangi area wajahnya.

"Aw keren banget! Regan cool kan Kei?" Metha menyenggol lengan Keira, otomatis gadis itu mengalihkan pandangannya pada Metha sebentar.

"Biasa aja," balas Keira memutar bola matanya malas.

"Ah masa sih?" timpal Metha menggoda Keira, gadis yang tengah duduk disampingnya.

"Iih Metha," Keira menyebut nama Metha dengan ekspresi yang begitu lucu.

"Liat tuh cowo lo, ajakin makan dulu deh! Kayanya udah capek, kasihan." Metha menunjuk cowok yang sedang menggiring bola.

"Bukan cowok gue Met!" bantah Keira.

"Heh Kei, inget pura-pura atau engga dia tetep aja cowo lo! Emangnya lo ngga cemburu Regan dideketin cewek-cewek? Kalau gue jadi elo sih, mungkin udah gue tampolin satu-satu tuh cewe-cewe," ujar Metha sementara Keira menatap ke arah lapangan dengan tatapan kosong.

"Ini nih berat noh pesenan lo Met!" ujar Olin yang tiba-tiba datang membawa nampan yang berisi mie ayam, nasi goreng, bubur ayam, roti bakar dan dua es teh manis. Lalu memberikan mie ayam, roti bakar dan satu es teh manisnya untuk Metha. "Lo bukannya lagi fokus nurunin berat badan ya?" tanya Olin.

Metha mengambil pesanannya dari tangan Olin. "Ya iya sih, tapi gue lagi kepengen makan banyak," jawab Metha lalu tersenyum ke arah Olin.

"Loh Metha lagi diet?" tanya Keira penasaran, di jawab dengan anggukan saja oleh Metha.

Setelah menaruh bubur ayam pesanan Keira di meja, Olin menarik kursi kayu itu lalu duduk di samping Keira.

"Nadya mana Lin?" Keira bertanya karena sejak jam istirahat hari ini dimulai Nadya tak pernah memunculkan dirinya di depan Keira.

"Ga tau, kayanya dia di perpus deh," Olin menyuap sesendok nasi goreng pada mulutnya.

Keira mengangguk pelan. Ia tidak terlalu mengerti Nadya, cewek itu dianggap freak, karena kebiasaannya yang selalu menyendiri dan sangat menutup diri. Keira juga belum terlalu lama mengenal Nadya, bahkan bisa dihitung beberapa bulan ini ia mengenal Nadya.

"Kei, ini dari Regan," Olin memberikan coklat batang yang diikat dengan pita berwarna pink. Pada pita itu terselip note kecil, Keira membaca note itu.

Have a nice day, Keira!
Pulang sekolah nanti temuin gue dilapangan sekolah.
-Regan.

Keira menatap Olin kembali, namun gadis itu dengan santainya memakan nasi gorengnya tanpa memikirkan perasaan Keira sedikitpun.

"Aciee! Yang lagi dapet coklat dari pacar," goda Metha membuat Keira makin kesal.

"Metha, udah deh ngga lucu tau!" ujar Keira jutek namun Metha malah tertawa puas.

"Olin!! Kenapa ngga lo tolak aja?" tanya Keira.

Olin menyesap es tehnya dan berkata, "Mana bisa gue tolak Kei, ini coklat bukan untuk gue tapi buat lo. Lagi pula, gue males berurusan ama Regan, mending gue terima aja dari pada urusannya panjang."

"Huh, tapi nggak ada yang tahu kan kalau Regan ngasih coklat ke gue?" tanya Keira sedikit cemas.

"Ga tau, lagian lo tenang aja-"

"Tenang-tenang, mana bisa gue tenang Lin?! Ntar kalau semua penggemar Regan tahu gimana??" ujar Keira khawatir.

"Kei, lambat laun mereka juga pasti bakal tahu kalau lo itu pacarnya Regan. Mereka juga ngga bakal berani ganggu lo Kei!" ujar Metha.

"Bener, lagian ya Kei yang ngasih coklat itu ke gue bukan Regan langsung, tapi si Justin sebagai perantaranya," tambah Olin membuat dada Keira menjadi sedikit lebih tenang.

Namun ia kembali berpikir, bagaimana jika semua orang tahu bahwa dirinya dan Regan hanya pura-pura? Apa yang akan terjadi nantinya? Apa mereka akan membully Keira karena mereka merasa tertipu? Atau bagaimana?

Semua pikiran buruk itu, seketika menghantui pikiran Keira.

"Makan bubur ayam lo dulu, bentar lagi masuk kelas," pinta Olin yang hanya dibalas anggukan oleh Keira.


To Be Continued..

Really LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang