Chapter : 20

538 130 305
                                    

"Rindu ini semakin berat, tak tahan untuk di bendung lagi, dan akupun mulai bertanya pada semilir angin, akankah kau merasakan hal yang sama?"

MATANYA sedari tadi sibuk melirik putaran jarum jam yang melingkar di pergelangan tangan. Batinnya terus meronta-ronta ingin pulang ke rumah lalu rebahan di kasur, namun hal itu tak bisa dilakukannya untuk sekarang. Hanya kata lelah yang bisa menggambarkan dirinya hari ini. Lelah, bahkan sangat lelah.

Kenapa harus terjebak dengan hal konyol semacam ini? Sudahlah, ini mungkin memang kesalahan Keira. Siapa suruh menyetujui permintaan Regan agar menjadi pacar pura-puranya? Kan sekarang jadi repot dan buang-buang waktu.

Berulang kali ia keluar masuk kamar ganti, mencoba berbagai macam dress dan tidak ada satupun yang cocok dan melekat di hati Regan.

Keira akui cowok itu memang memiliki selera yang tinggi, tapi masa dari sekian banyak dress yang di kenakannya tidak ada yang cocok untuk tubuh mungilnya?

Sudah dua jam lebih mereka mengitari mall dan keluar masuk toko baju, namun belum juga menemukan dress yang cocok untuk di kenakan Keira di pesta dansa nantinya. Bahkan perut Keira pun sudah berbunyi, tak tahan lagi menahan lapar.

Keira keluar dari kamar ganti menggunakan dress simple selutut berwarna kuning dengan tempelan sedikit motif bunga-bunga kecil melingkari bagian perut. Regan menatap Keira dengan tatapan aneh tidak dapat di artikan.

"Iih, jangan bilang lo nggak suka lagi?!" Keira angkat bicara saat menatap wajah Regan jengkel.

"Warnanya terlalu terang bikin sakit mata, ganti!"

"Otak lo udah geser ya? Dari tadi nggak ada yang srek mulu, kurang inilah kurang itulah, gue capek tau pengen pulang!" keluh Keira tak menyetujui perintah Regan.

Regan melirik jam tangan berwarna navy miliknya. Jarum jam menunjukkan pukul 19:30.

"Yaudah ayo pulang."

Apa? What?  Hanya itu? Demi apa? Berjam-jam Keira berjemur di tepi lapangan hanya untuk menunggu Regan latihan basket, lalu jam berikutnya ia di bawa oleh Regan ke salah satu mall yang berada di Kota Jakarta dengan alasan hanya untuk membelikan baju untuk pesta dansa. Hampir seluruh toko baju yang berada di mall ini ia kunjungi namun tidak ada yang cocok menurut mata seorang Regan. Dan akhirnya cowok itu menyetujui permintaan Keira untuk pulang. Hei, bagaimana dengan waktu? Tenaga? Dan kaki Keira yang rasanya ingin copot?

Melelahkan badan lalu akan pulang dengan tangan kosong begitu saja? Iya? Ini sungguh gila! Keira tidak kuat ingin memberikan sebuah pukulan yang tak pernah di rasakan oleh Regan seumur hidupnya, pukulan dasyat yang bahkan tidak pernah di berikan oleh orang lain, hah sudahlah. Bersabar dan berdamai saja itu sudah cukup Keira!

"Benerkan otak lo udah geser!" tukas Keira kembali memasuki kamar ganti untuk menukar seragamnya kembali.

♡♡♡

Keira berjalan mendahului Regan, wajahnya tampak kesal. Perutnya lapar, badannya lelah, waktu belajarnya terbuang, bahkan tenaganya juga harus terbuang sia-sia hanya karena tingkah konyol cowok yang berjalan di belakangnya ini. Ingin sekali Keira mencakar-cakar wajah Regan saat ini jua! Tapi sayang, dia terlalu ganteng.

"Lo mau eskrim?" tawarnya mensejajarkan langkah kakinya.

"Miring otak ni cowok! Orang hujan gini ngajakin makan eskrim, lagian gue laper woi! Emangnya makan eskrim bisa bikin kenyang? Heh!" batin Keira.

"Nggak usah! Gue cuma pengen kasur."

Regan mengerutkan keningnya, "Kasur?"

"Yaiya kasur, gue pengen rebahan capek!" Regan terkekeh mendengar ucapan Keira.

Really LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang