Chapter : 15

532 147 260
                                    

SEORANG gadis berdiri menunggu pria tampan yang mengenakan seragam SMA terbalut hoodie hitam, hanya bagian celana abu-abunya saja yang terlihat. Gadis itu berdecak kesal sesekali melirik jam putih yang melingkar di pergelangan tangannya.

Pada hari ini Regan tampak beda, Keira pun sedikit heran. Kenapa dia menggunakan motor? Ini bukanlah Regan, pada umumnya Regan si most wanted SMA Dazzle akan selalu menggunakan mobil sport dengan warna yang gonta-ganti. Sampai semua orang terheran, sekaya itukah Regan? Terkadang beberapa dari sekian banyak orang pernah berpikir bahwa Regan mempunyai stok warna mobil, jadi setiap hari sepulang sekolah ia akan mengecat mobilnya. Hah, tapi itu mana mungkin! Regan adalah sosok anak manja dan suka mengandalkan kekayaan orang tuanya. Ya begitulah faktanya.

Pria itu memberikan sebuah helm kepada Keira dan menyuruh gadis itu agar cepat menaiki motornya.

"Lo tuh niat ga sih berangkat bareng gue?!" Keira memasang helm yang diberikan oleh Regan.

"Kalau gue ga niat, gue ga bakal ada disini," ujar Regan.

"Halah, mana ada orang niat nganterin tapi datangnya telat begini!"

"Masih untung gue jemput, kalau gue php-in doang gimana? Ga sekolah kan lo cuma karena nungguin gue," balas Regan.

"Pede banget lo!" cibir Keira.

"Iyalah pede, orang gue ganteng," ujar Regan membanggakan dirinya.

Raut wajah Keira berubah masam saat mendengar kata 'ganteng' itu.

"Percuma ganteng tapi ga punya otak!" cibir Keira lagi.

"Yang penting ganteng, lo juga ngkuin kan kalau gue ini ganteng, ya ga?" Regan tersenyum angkuh.

"Terserah lo deh," Keira pasrah.

"Iyalah, orang ganteng mah bebass!!!!" ujar Regan membentangkan kedua tangannya pada angin.

Keira hanya geleng-geleng kepala dibuatnya. "Ma, Keira berangkat dulu! Ntar jangan lupa bilangin ke ayah Keira pamit mau sekolah," sorak Keira dari luar pagar rumahnya.

Regan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, membuat Keira berteriak histeris karena takut jatuh.

"Lo bisa pelan-pelan ngga sih? Gue takut woi! Ntar kalau jatuh gimana? Hei gue bilang pelan-pelan, lo budek ya? Pelanin ngga ni motor, atau ga gue loncat ni," ancam Keira berteriak di telinga Regan.

"Loncat aja kalau berani!" balas Regan tersenyum penuh kemenangan.

"REGAN NTAR JATOH!!!" teriak Keira histeris, gadis itu takut jatuh kepangkuan doi, eh?

"Jatuh apa? Jatuh cinta sama gue?" goda Regan lalu tertawa kembali.

"Sumpah, lo bucin benget sih jijik!!!!" ujar Keira kesal.

Regan melirik kaca spionnya, memperlihatkan wajah Keira yang terlihat sangat kesal. Awalnya Regan tersenyum, detik berikutnya Regan menarik tangan Keira dan melingkarkannya pada perut bidangnya.

"Eh lo apaan sih!" bantah Keira akan menarik tangannya kembali, ia takut jika ada yang menyaksikan kejadian itu, namun Regan menahannya.

"Biar aman lebih baik tangan lo disini aja," ucap Regan sedikit berteriak agar ucapannya dapat didengar oleh Keira.

"Modus banget lo!" tutur Keira.

Regan tersenyum simpul.

Sebuah motor sport merah sampai di depan halaman SMA Dazzle, namun gerbangnya ditutup. Keira melirik jam tangannya yang telah menunjukkan pukul 07.30 pagi. Keira berdecit sebal menyesali kenyataan bahwa saat ini ia telah terlambat.

"Yah, tu kan gara-gara lo gue jadi telatkan! Gue gak mau tahu lo yang harus tanggung jawab soal ini!" pinta Keira memukul lengan Regan kesal.

"Eh santai dong, santai!"

"Gimana gue bisa santai Regan, kalau keadaan kita dalam bahaya!"

"Bahaya kenapa sih Kei?"

"Masih aja nanya, ini semua kan gara-gara lo!"

"Gara-gara lo juga ngapain pake iyain pesan gue semalem? Kalau lo bilang engga gue juga ga bakal jemput elo!" ujar Regan membuat Keira menggerutu kesal.

Ini semua karena Metha! Andai saja jika Metha tidak membalas iya pesan Regan, Keira tidak akan terlambat.

"Pake salahin gue sgala lagi! Asal lo tahu yang bales pesan lo semalem itu Metha bukan gue!"

"Bodo amat, yang penting nomor lo balesnya iya kan," ujar Regan lagi.

"Terserah lo!"

Regan turun dari motornya, dengan sebelah tangan ia mendekatkan benda persegi panjang pada telinganya.

"Bukain gerbang!" ujar Regan singkat dengan intonasi yang berubah menjadi lebih datar, lalu memutuskan sambungan telponnya secara sepihak.

"Lo telponan sama siapa?" tanya Keira berdiri disebelah Regan.

"Ga usah kepo jadi cewek, cowok itu ga suka dikepoin," bisik Regan menggema pada indra pendengarannya.

To Be Continued..

Really LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang