Chapter : 21

521 130 313
                                    

KAKI Keira melangkah menjauhi kamar mandi, kedua tangannya sibuk menggosok-gosok rambutnya dengan handuk putih kecil, gadis itu menarik kursi yang berada di sebelah meja belajarnya lalu mengistirahatkan bokongnya pada kursi tersebut.

Hanya dengan menggunakan kaos oblong berwarna peach dan celana pendek berwarna putih polos, ia sudah terlihat sangat cantik.

Gadis itu meraih ponselnya yang di berada di atas meja belajar. Baru saja ia membuka beranda instagramnya, satu notifikasi masuk dari laman WA.

Kening Keira berkerut saat membaca pesan dari seseorang yang, yah kalian taulah siapa? Regan.

Bsk jgn lupa tgs lo!

Gue tanding basket, jgn lupa semangatin! Lo udh janji!

Keira mendengus kesal saat membaca pesan. Tanpa aba-aba Keira langsung membalasnya.

Iya, ga ush bawel deh!

Setelah pesan itu di baca, tidak ada balasan lagi dari cowok itu.

Entah kenapa akhir-akhir ini Regan jadi lebih sering menghubungi Keira, entah itu berupa chatlah ataupun telpon. Dan bodohnya Keira malah membalas semua itu, tanpa ia sadari ia telah memberikan peluang agar Regan memasuki relung hatinya, berusaha menggantikan posisi seseorang yang tlah lama menginjak di sana, tanpa mau pergi.

Keira Shafira, gadis itu sudah menyerah dengan perasaan yang mengombang-ambingkan dirinya. Sekarang tinggallah sebuah kepasraan yang tak bisa terdeskripsikan.

Saat ini ia tak begitu yakin dengan perasaannya kepada Kafka. Jangan bilang Kafka telah lengser dari hatinya, kalian salah! Di hati Keira masih ada Kafka. Hanya saja ia masih labil untuk mengakui apakah perasaan itu masih utuh atau perlahan memudar.

Apa semua ini karena hubungan Keira dengan Regan yang semakin erat?

Tidak! Tidak! Selama ini Keira dan Regan hanya berhubungan selayaknya orang pacaran biasa, tidak lebih. Ya meskipun itu hanya sebuah hubungan yang penuh kepalsuan. Tidak ada cinta, tidak ada rasa saling suka, tapi hanya ada sebuah kepura-puraan. Tapi rasa saling nyaman terabaikan oleh mereka, mereka tidak sadar bahwa selama ini mereka saling nyaman.

Saling nyaman bukan berarti juga saling cinta ataupun sukakan?

Sebuah notifikasi dari laman WA kembali mengejutkan Keira dari dunia lamunannya. Kali ini bukan Regan si bayi rewel, namun Olin sahabatnya Keira semenjak SMP.

P

Keira!!

Pokoknya besok temenin gue ke kelasnya Louis ya..

Besok dia tanding, dan sebelum tanding gue mau ngasih semangat ke dia dulu.

Keira mengulum senyum saat membaca pesan dari Olin. Akhir-akhir ini Olin dengan Louis, temannya Regan memang sedang dekat. Dan yang Keira heran, Olin cewek yang tomboynya minta ampun bisa jadi seperti ini. Apakah pesona Louis sebegitu dasyatnya? Hingga Olin yang berhati besi pun luluh karenanya.

Bagi Olin, Louis itu sederhana apa adanya namun hal itu yang membuat Louis menjadi spesial di hatinya.

Siap bu bos!

♡♡♡

Regan membungkukkan badan, kedua tangannya bergantian mengikat tali sepatu yang berwarna hitam namun senada dengan warna grey pada bagian sepatunya. Senyumnya terukir saat suara seseorang menghampirinya.

"Udah mau mulai tuh, lama banget deh lo," ujarnya lalu ikut duduk di samping Regan.

"Iya ini juga udah siap, semangatnya jangan lupa!" ujar Regan tersenyum jail menatap manik mata Keira.

Gadis itu menghembuskan nafas kasar.

"Iya, semangat Regan! Udahkan?" ujarnya pasrah.

"Belum, lo janjinya gimana? Sesuai janji dong!" pinta Regan membuat raut wajah Keira menjadi bete.

Keira meraih lengan Regan, memperlihatkan wajah memelas, seakan memohon pertolongan.

"Gue nggak bisa kaya yang lo minta, please nggak usah pake acara teriak-teriakan ya? Gue malu Regan."

Cowok itu melirik Keira dari sudut matanya.

"Iya! Iya! Tapi lo tetep harus ada di barisan paling depan dukung gue!" putus Regan setelah menimbang-nimbang.

Sudut bibir Keira di tarik hingga membentuk lengkungan senyum.

"Oke."

Regan mengacak-acak rambut Keira gemas.

"Regan rambut gue jadi berantakan tau!!!"

Regan? Pria itu hanya tersenyum manis, mengalahkan manisnya gulali yang di jual di pasar malam.

Hampir seluruh siswa SMA Dazzle dan SMA Budi Mulia telah memenuhi tangga di pinggir lapangan yang di khususkan untuk tempat duduk para penonton pertandingan.

Saat Farrel selaku kapten basket dari SMA Budi Mulia memasuki lapangan, semua orang bersorak ria memuji ketampanannya, terkhusus untuk para siswi.

"Astaga Ya Allah Ya Rabbi! Kok ganteng banget sihh?! Please tampar gue Lin, tampar gue!!" sorak Metha exited.

"Ngapain sih?" tanya Olin heran.

"Gue nggak lagi mimpikan bisa ngeliat pangeran di negeri dongeng di dunia nyata??!" soraknya lagi dengan kaki yang di hentak-hentakkannya.

"Lo gila ya?!" ujar Olin tak habis pikir dengan reaksi berlebihan yang di tunjukkannya.

Keira hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku temannya yang satu ini. Bisa di katakan, Metha itu gila akan cogan.

Mata Keira sedikit melotot saat melihat kapten basket SMA Budi Mulia yang Metha puji karena ketampanannya. Sebelah tangan Keira memukul pelan lengan Olin, membuat gadis itu meringis.

"Ada apa sih Kei?"

Keira menunjuk Farrel yang berdiri di tengah lapangan berhadapan dengan Regan.

Olin mengangkat sebelah alisnya.

"Dia bukannya Farrel ya?" ujar Keira melirik Olin dan Farrel bergantian.

Olin memperhatikan orang yang di tunjuk Keira lebih detail, lalu mengangguk.

"Dia Farrel yang pernah nembak lo waktu SMP itu kan?" ujar Olin membuat Keira menatapnya kesal.

"WHAT?! FARREL KAPTEN BASKET SMA BUDI MULIA YANG GANTENGNYA MINTA AMPUN ITU PERNAH NEMBAK LO KEI?" sorak Metha kaget. Namun suaranya itu loh, membuat semua orang menatap ke arah mereka bertiga.

"Iiih Metha! Nggak usah pake teriak-teriak segala deh!" Metha hanya nyengir tak berdosa.

"Nyadar dikit kenapa sih Met, suara lo tuh kaya toa mesjid jadi nggak usah pake treak-treak segala," ejek Olin.

"Kampret lo!"

"Ceritain dong! Gimana bisa Farrel nembak lo??" tanya Metha penasaran.

"Kepo lo ah!"

"Ih Olin, lo apaan sih! Sewot aja, gue nanyanya kan sama Keira enggak sama lo?!"

"Kei kasih tahuu gue dong," pinta Metha memelas minta di kasihani.

To Be Continued..

Really LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang