Chapter : 16

543 140 268
                                    

GADIS dengan rambut kuncir kuda berdiri di depan Regan, gadis itu adalah Rieta Calista, anak kelas 11 IPS 2 sekaligus anak osis SMA Dazzle. Dia adalah salah satu penggemar beratnya Regan, namun karena rasa sukanya pada Regan yang sudah tak bisa ditunda lagi.

Hari ini, Sabtu 22 Februari 2020 Rieta akan mengungkapkan perasaannya.

Rasa malu seketika berlari pergi meninggalkan dirinya, kini ia hanya bisa berpasrah pada kenyataan. Telinganya sudah siap untuk mendengar penolakan dari Regan serta cacian dari semua orang yang menyaksikan kejadian hari ini.

Teriknya matahari yang menyengat, tak membuat Rieta patah semangat.

Hampir semua orang kini telah berkumpul di lapangan membentuk lingkaran, di tengah lingkaran kerumunan disisakan hanya untuk Rieta dan Regan serta keempat teman Regan.

"Kak, maaf sebelumnya kalau gue ganggu lo," ujar Rieta menatap Regan sedikit takut.

"Gue ga suka basa-basi," ujar Regan datar.

Rieta menarik napas maksimal lalu melepasnya secara perlahan. Jantung gadis itu berdetak jauh lebih cepat dari biasanya.

"Gue suka sama lo, apa lo mau jadi pacar gue?" Rieta berusaha jujur soal rasa yang dimilikinya terhadap Regan.

Teman-teman Regan hanya saling bertatap-tatapan tak percaya. Sebenarnya memang banyak orang yang mengagumi ketampanan Regan, bahkan sangat banyak cewek yang terpikat oleh pesona pria itu, namun dari sekian banyak cewek hanya Rieta lah yang paling berani menyatakan perasaannya.

Regan memandang Rieta datar, namun tatapan itu mampu membuat para cewek berdecak kagum dengan ketampanannya.

"Sorry kalau gue lancang, tapi gue beneran suka sama lo kak!" ujar Rieta membuka percakapan kembali.

Regan memalingkan pandangannya ke sekelilingnya, mencari seseorang. Oke, sekarang Regan telah menemukan gadis itu, Keira.

Keira yang ditatap Regan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Perasaannya menjadi tak karuan, saat pikiran buruk itu terlintas di otaknya. Tidak! Tidak! Keira tidak mau itu terjadi, Keira tidak mau semua orang tahu itu meskipun seiring waktu semua orang juga bakalan tahu. Tapi Keira harap tidak untuk sekarang!

"Lin perasaan gue ga enak deh," ujar Keira pada Olin.

"Sama Kei!" balas Olin.

Pandangan Regan menjadi pusat perhatian, semua orang menjadi ikut-ikutan menatap Keira.

Regan tersenyum misteri, tampaknya dugaan Keira kali ini benar. Ah Tidak!

"Lo liat cewek itu!" Regan menunjuk Keira dengan telunjuk kanannya.

"Iya," Rieta memandang Keira sedikit tak suka.

"Dia pacar gue!" semua orang ternganga tak percaya, begitupula dengan Rieta.

"Jadi lo udah punya pacar?" tanya Rieta memastikan.

Regan tidak menjawab, ia malah berjalan mendekati Keira lalu menyatukan jari jemarinya dan Keira. Keira hanya bisa terdiam beku, tak sanggup untuk berkata.

Semua orang jadi heboh dan berbisik-bisik.

"Eh ternyata Regan ga homo loh, dia masih suka cewek!"

"HUAAA aku terhura."

"TERHARU! BUKAN TERHURA WOI!"

"Kok gue ga tau Kak Regan udah punya pacar?"

"Benerkan dugaan gue! Kak Regan itu emang pacaran sama Kak Keira."

"Gue nggak setuju mereka pacaran!"

"Hati Eta tertohok geng! Hahaa."

"Padahal Rieta lebih cakep loh."

"Cakep nggak menjamin cinta, percuma cakep tapi doi kaga suka!"

Regan menggandeng Keira ke tempat semula Regan berdiri.

"Sejak kapan kalian jadian?" tanya Rieta menatap Regan dan Keira bergantian.

"Lo ga perlu tau," ujar Regan datar.

"Kak Regan nolak aku?" tanya Rieta dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Menurut lo?"

"Iya," jawab Rieta tersenyum kecut. "Yaudah kalau gitu, sorry aku udah ganggu kakak," Rieta berlari meninggalkan lapangan, meninggalkan Regan cowok yang selalu menghantui pikiran dan hatinya.

"SEMUANYA SILAHKAN BUBAR! GANGGU REGAN PACARAN AE LU PADA!!" teriak Justin membuat semua orang yang tadinya berkumpul meneriaki Justin.

"Huuu..."

"Berisik lu, pengep nih kuping gue! Bubar sana!!!" sorak Justin lagi.

"Lo yang ganggu unta!" ujar Louis menjitak kepala Justin.

"Yee gue kan cuma bantu ngamanin doang,"

"Bacot lo ah Jus!" ujar Alan.

"Jangan panggil gue Jus, panggil Jas!"

"Jas apaan? Jas hujan?" timpal Bima, membuat Alan dan Louis tertawa.

Keira menatap Regan sengit, seperti seorang macan yang akan menerkam mangsanya.

"Ngapain sih pake ngaku-ngaku kita itu pacaran? Gue ga mau semua orang tahu, ya walaupun nantinya mereka juga bakalan tau, tapi enggak untuk sekarang Ga!" tanya Keira kesal.

"Lah emang kita pacaran kan? Lagian gue ga suka cewek tadi, gue juga ga tega nolak dia secara langsung ntar nangis lagi."

"Dengan cara tidak langsung lo itu malah lebih nyakitin dia! Lagian kita itu cuma pacar boong-" Regan menutup mulut Keira dengan telapak tangannya.

"Iiih apaan sih, lepas ngga?!" Keira berusaha melepaskan telapak tangan Regan dari mulutnya.

"Kalian ngapain?" tanya Louis yang menyaksikan kejadian itu.

"Mereka lagi pacaran itu, pake nanya lagi lo, kepo deh!" timpal Justin. Louis menatap Justin tajam.

"Udah-udah, ga usah berantem! Mending ke kelas, bentar lagi Pak Gito masuk kelas nih," ujar Bima.

"Bolos kuy!" saran Justin.

"Gila lo! Hari ini ada ulangan you know? Mau bolos? Cari mati itu namanya!" ujar Alan.

"Ke kelas kuy Ga," ajak Bima.

"Kalian duluan aja, ntar gue nyusul," balas Regan masih dengan tangan yang menempel di mulut Keira.

"Gimana sih lo Bim, orang lagi pacaran malah lo ajak ke kelas," ujar Justin.

Setelah keempat temannya pergi, Regan baru melepaskan tangannya dari mulut Keira.

"Tangan lo bau, makanya kalau habis beol tu cuci tangan pake sabun sampe bersih biar ga bau. Lagian lo ngapain nutup-nutup mulut gue segala? Nyebelin!"

"Tangan gue wangi ya ga kaya ketek lo bau!" balas Regan mencibir Keira.

"Sembarangan lo kalau ngomong, ketek gue ngga bau ya!! Ga usah cari-cari alesan deh, biar part kali ini panjang!" ujar Keira.

"Biarin, sekali-kali panjang ngga pendek mulu kaya tinggi lo."

"Ish, kok lo malah nge-judge gue sih? Ih nyebelin!" ujar Keira lalu pergi.

"Mau kemana pacar?"

"Pura-puranya ketinggalan!" Keira mengingatkan.

"Sengaja, jangan bilang-bilang!"

"Bodo."

"Amatnya ketinggalan!"

"Bodo Regan!"

"Eh kok gue?"

Keira tak menjawabnya lagi, gadis itu malah memberikan satu jari tengahnya pada Regan. Regan? Dia hanya tertawa.

To Be Continued..

Really LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang