01 - Terlambat Pulang

19.6K 447 40
                                    

Eertanta Meryana Romaren

melangkahkan kakinya menuju sebuah kamar yang berada di lantai atas. rasa lelahnya tidak daat ia bendung lagi. ia ngin cepat tertidur di atas kasur empuk dan meninggalkan rasa penat yang ada di pikiran nya. rasanya melelahkan sekali harus mengikuti pelajaran tambahan tapi ia tak punya cara lain untuk mengejar ketertinggalan nya yang begitu jauh. Ia tak terlalu bisa mengerjakan soal matematika yang ia bisa hanyalah pelajaran teori yang tidak mengharuskan nya bergulat dengan angka selain itu ia memilih untuk belajar tambahan agar tidak perlu cepat pulang.

"Jam berapa ini?" tanya Jordan Keyonoa Romaren dengan tatapan tajam. Ana memberhentikan langkanya ketika melihat Noa berada tepat di hadapan nya

"JANGAN JADI ANAK LIAR, SEENAKNYA LU PULANG." Kini bukan hanya Noa yang memarahinya tapi Aldan Emartio Romaren kaka kedua tertuanya juga ikut memarahinya.

Ana menarik napas panjang ia melanjutkan langkahnya, ia sangat malas berhadapan dengan Noa dan Tio. Karena menurutnya kedua kakanya itu benar benar sangat disiplin dan ketat.

"Jangan pura pura tidak dengar." Kini tatapan Noa semakin tajam, ia terlihat sangat marah dengan Ana, terlihat dari sorot matanya yang tak berkedip sedikitpun. Ana memejamkan matanya memberanikan dirinya untuk berbalik.

"SHITTT!!..." Kini tatapan tajam dari keduak kakanya saling beradu membuat Ana semakin takut, keringat dingin membasahi wajahnya.

"KENAPA BARU PULANG ??!!" bentak Tio dengan suara keras, Tio merupakan kaka keduanya yang paling disiplin sama seperti Noa bedanya Noa masih sedikit lebih lembut dibanding dengan Tio.

"JANGAN MEMBUAT KAKA MARAH, APA ALASAN KAMU PULANG TERLAMBAT?" Tio memperbesar suaranya, Ana hanya terdiam menatap manik mata Tio dengan tatapan memohon, melihat itu Noa hanya tersenyum tipis, ia tau betul kalau Tio tak akan mengampuninya.

"Jawab pertanyaannya jangan membuatnya semakin marah." Noa memperingati Ana yang kini tertunduk lemas, perlahan air matanya keluar dari pupil matanya.

"Aa..aku ada pp..pelajaran tambahan kak." Ucapnya disela sela tangisannya. Noa nampak menyeringai ia tersenyum tipis melihat tubuh Ana semakin bergetar ketakutan.

"Mengapa kau tidak izin kepada kita terlebih dahulu? Bukannya kamu memiliki ponsel?" Noa kembali tersenyum, yang ada di pikirannya Ana berbohong, padahal Ana tak pernah sedikitpun berani berbong kepada Tio dan Noa.

"A..aku sudah izin dengan kak Aro, Kebetulan tadi aku menemuinya sebelum aku masuk kedalam kelas. kak Aro melihatku masuk kedalam kelas kok." Ana membela dirinya, meski kini ia masih terlihat sangat gugup. Aro mendengar namanya tesebut Aro menuruni tangga dan berdiri di sebelah Tio.

"Ada apa ini ?" tanya Aro kebingungan, Tio menatap manik mata Aro tajam begitupun denga Noa. Aro beberapakali menelan silvanya nampaknya tubuhnya ikut membeku, Ia tahu betul kalau Tio dan Noa seperti itu pasti ada yang tidak beres.

"Mengapa gak bilang kalau Ana ada pelajaran tambahan ?" Suara dingin Noa nampaknya mampu menyihir Aro, Aro yang semula membeku kini seperti tersambar petir karena suara dingin dan halus.

"Maaf, gua lupa kak." Ucapnya dengan nada menyesal, Syomaro Almadan Romaren merupakan kaka Ana yang terakhir.

Aro dan Ana hanya berbeda 1 tahun sedangkan Kyunan Aditya Romaren adalah kaka Ana yang ketiga.

Saat ini Kyu bersekolah di sekolah yang sama dengan Ana, bedanya Kyu saat ini Kyu menduduki kelas 3 SMA. Kyu merupakan anak yang berprestasi, dia selalu memenangkan lomba, selain itu Kyu juga taat pada peraturan.

Kyu selalu pulang tepat waktu jarang sekali Kyu dimarahi oleh Tio dan Noa bahkan hampir tidak pernah karena Kyu sangat disiplin dan dewasa. Bahkan saking pintarnya Kyu sudah bekerja di perusahaan sejak dia duduk di kelas 1 sma.

Please don't be possessive (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang