Thank you yang sudah bantu Author vote cover A Possesive beberapa hari yang lalu, Cover itu akan digunakan setelah Author selesai revisi, rencananya Author akan membuat squel A Possesive kalau author telah menyelesaikan revisi.
Jadi jangan di keluarin dulu dari perpustakaan biar gak ketinggalan update selanjutnya 😊
Jangan lupa Vote dan juga comment biar Author makin semangat.
Tak terasa waktu untuk mempersiapkan diri tinggal sedikit, UN tinggal sebentar lagi. Ana tidak mempunyai waktu lebih untuk bermain, seluruh waktunya ia lakukan untuk belajar.
"Jangan terlalu diforsir, belajar boleh tapi kasih istirahat buat otak lu."
Ana menatap jangah, selalu saja laki- laki itu ikut campur masalahnya padahal ia tidak pernah menyuruh untuk mengingatkan apa lagi memberikan ocehan-ocehan "Vin, diem dulu yah." pinta Ana, ia sedang bergelut dengan buku pelajaran, sedangkan Alvin hanya santai menyeruput minuman yang baru saja ia beli.
"Gak bisa?" Alvin tersenyum miring.
"Coba pake rumus Sn" ucap Alvin dengan santainya.
"Kok lu ngerti?"
"Anak tk kalo di suruh isi soal kaya gitu doang mah merem." Ana menutup bukunya kesal, Ana memang tidak pandai mengerjakan soal matematika, ia hanya pandai pada bidang hafalan.
"Gua butuh bantuan, ajarin gue matematika okay." Alvin terkekeh mendengar ucapan Ana.
"Gua? Ngajarin rank 1? Gak mimpikan?" Ana memukul tubuh Alvin pelan karena kesal dengan tingkahnya.
"Gak jadi." ucap Ana keluar dari dalam kelas, Alvin mengejar Ana tapi baru saja ia ingin menarik tangannya. Joa lebih dulu datang menggenggam tangan Ana dan membawa tangannya pergi entah kemana.
"Brengsek, Joa nyolong start." umpat Alvin kesal. "Tenang aja jomblo akan menang dari orang yang teken, nanti juga di amuk sama mimi peri (Syafira)"
"Arghhhh, tapi gua gak ridho."
"Apakah ini yang dimakan cinta? Waw cepat sekali rasa itu timbul padahal hanya dalam kurun waktu yang singkat."
Alvin terkekeh. "Alvin bucin? Apa ada sejarahnya? Umm tapi gak apa deh demi Ana Alvin rela."
"Vin lu gila yah?" gertak Clasi sahabat Ana.
"Ganteng-ganteng kok gila." sambung Isya.
Alvin mengatur napasnya, membuang setiap karbon dioksida yang keluar dari indra pernapasan.
"Anjay jadi tontonan gua." batin Alvin.
***
"Ana." Joa menggenggam tangan Ana, Ana sebenarnya merasa risih tapi setiap ia melepaskan tangannya dari Joa, Joa selalu saja mengeratkan genggamannya. "Udah maafin aku?" Ana menganggukan kepalanya.
"Kan bener dia nyolong start." Alvin tengah mengintip Joa di semak-semak, beruntung ia sempat mengikuti Ana, meski sempat kehilangan jejak tapi setidaknya ia tahu kemana Joa membawa Ana pergi.
Hiksss.. Hiksss..
Terdengar suara rintihan tangis seseorang, Alvin mendongak keatas tapi tidak ada, kesamping juga tidak ada seketika bulu kuduk nya berdiri. Keringat dingin membasahi dahinya.
Degggg..
Mukanya berpaasan dengan seorang perempuan yang ternyata juga sedang mengumpat dengannya, perempuan itu adalah Syafira, posisinya ada di belakang Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't be possessive (COMPLETED)
AléatoireBelum di Revisi ⛔ Bagaimana jadinya kalau tinggal di rumah besar dengan segala peraturan yang dibuat bukan oleh sang pemilik rumah melainkan peraturan itu di buat oleh seorang kaka tertua yang di tugaskan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adik a...