37- Ana kaget

1.5K 69 20
                                    

WARNING ‼‼
Jangan jadi silent readers, Ayo dong vote dan comment biar author makin semangat bikin ceritanya. Sengaja di taruh di atas biar kalian baca hehe 😘😘

semoga suka yah dengan cerita author mohon maaf kalau ada kesalahan kata dalam penulisan.

.
.
.
.
.

"Tuh anak maunya apa sih??, kalo gua gak butuh, gua gak bakal nerima kali." batin Elsa.

"Elsa lu ngapain di sini?" tanya Ana tiba tiba keluar dari dalam rumah.

"Abis nganter kaka tertua lu" jawab Elsa malas.

"Lu jadi supir car online?" tanya Ana keheranan, soalnya Elsa bukan tipikal anak yang suka kerja nyata, ia lebih suka kerja melalui online.

"Omset penghasilan gua di olshop serta pendapatan gua di perusahaan menurun. Mau gak mau gua kudu usaha cari duit biar gua bisa memenuhi kebutuhan tubuh gua, lu tau kan gua gak bisa jauh jauh dari obat penenang gua?" tanya Elsa, Ana menganggukan kepalanya. Yang dimaksud dengan obat penenang adalah alkohol, ia sangat tidak bisa jauh jauh dari minuman haram itu, entah karena apa yang pasti semenjak Elsa dan Kyu putus, Elsa menjadi pecandu minuman keras.

"Yaudah, gua balik, ada orderan masuk." Elsa memacu kendaraannya, meninggalkan perkarangan rumah Ana, Ana memutuskan untuk masuk kedalam rumah tapi baru saja ia melangkahkan kaki kedalam rumah Noa menatapnya dengan tatapan tak bisa diartikan.

"Ana kenapa tidak sekolah?" tanya Noa sehalus mungkin, ia tidak ingin marah untuk saat ini, meski perasaan hatinya sedang kurang baik, ia tidak ingin membuat ana takut dengannya.

"Ana sekolah kok, Ana pulang cepat kak karena ada rapat guru." jawab Ana sambil tersenyum.

"Ana pulang jam berapa? Siapa yang menjemput Ana?" tanya Noa dengan tatapan khawatir.

"Ana pulang jam 9 kak, Ana pulang sendiri kak, kak Tio sudah memperbolehkan Ana untuk mengendarai mobil."

"Ana sudah punya SIM?" Ana menundukan kepalanya takut, ia belum membuat SIM karena ia belum berusia 17 tahun.

"Teman-teman Ana juga belum memiliki SIM, tapi sudah dibolehin naik kendaraan sendiri oleh orang tua mereka." Lirih Ana.

"Kaka gak suka, mulai besok kaka akan sewa supir pribadi untuk mengantar jemput Ana." tegas Noa.

"Kak, Ana mau mengendarai mobil sendiri, boleh yah ?." rayu Ana, matanya memerah, wajahnya terlihat melas, membuat siapa saja yang melihatnya gemas, tapi tidak untuk Noa.

"Kamu tahu kaka tidak suka di bantah? kaka ingin yang terbaik untuk kamu jadi tolong ikuti aturan kaka." Ana tersiak mendengar apa yang dikatakan oleh Noa, ia tak mampu membendung air matanya lagi.

"Ada masalah apa lagi ini? kenapa Ana menangis?" Werdya memeluk Ana, menenangkan Ana yang tengah tersiak.

"Noa tidak suka Ana mengendari mobil sendiri, ia belum memiliki SIM." Noa menghengkangkan kakinya menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

"Sayang, jangan takut dengan kak Noa. Dia mungkin enggak mau Ana kenapa-napa, nanti kalo Ana udah punya SIM pasti kaka memperbolehkan kamu mengendarai mobil." Ana menganggukan kepalanya malas, mau tidak mau ia harus kembali menaati peraturan yang di buat oleh Noa.

"Senyum dong, mama gak suka liat Ana sedih."Ana tersenyum, meski senyuman itu bukan senyuman yang tulus dari hatinya.

"Ana boleh tidur gak? Ana ngentuk semalam Ana belajar untuk persiapan UN. Meski UN masih jauh Ana mau menyicil biar nilai ana bagus."

Please don't be possessive (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang