Hari demi hari telah di lewati olehnya, tidak terasa ujian nasional telah selesai, ujian praktek dan ujian dari pemerintah telah mereka lewati, perasaan lega campur haru telah di lewati bersama, susah, senang dan sedih kini telah menjadi sebuah kenangan manis.
Kini merupakan hari dimana mereka akan resmi menjadi alumni dari sekolah Ertanta Wisto.
Hari ini merupakan hari perpisahan, hari dimana ia akan meninggalkan sekolah ini selamanya. Yang tersisa hanya sebuah kenangan pahit dan manis.
Ana tersenyum getir, ia tidak menyangka waktu secepat ini berlalu Seketika iya teringat, ia pernah menangis karena Joa menjalin hubungan dengan Syafira. Membuatnya hatinya sakit dan enggan untuk membuka hati.
Hingga pada akhirnya Alvin datang ke hidupnya, memberikan kenangan manis di setiap harinya, sejujurnya Ana menahan mati-matian perasaan itu hanya karena takut ia terluka. Sejujurnya Ana mencintai Alvin hanya saja ia tidak ingin kedua kakanya melukainya.
"Na gua mau hari ini jadi hari yang special untuk kita, gua mau kita menjalin hubungan lebih dari seorang teman. Gua mau kita pacaran, terima cinta gua Na." Ana tersenyum mengambil bunga dari genggaman Alvin, ia tidak menyangka akan berakhir seperti ini.
"Gua di Terima?" Ana mengangguk sembari tersenyum, ia pikir perasaannya akan kembali di kecewakan, tenyata tidak Alvin masih setia menunggu jawaban darinya. Disisi lain Joa dan Syafira tengah memandang kedua insan yang tengah tertawa sambil berlari-lari, Alvin menggendong Ana dan berputar seperti gangsing.
Sakit..
Cukup itu yang mendeskripsikan perasaan hati Joa, Joa mati-matian memendam perasaan hatinya karena tidak ingin Ana semakin terluka karena dirinya kini posisinya telah di gantikan oleh Alvin.
Alasan Joa bertahan bukan karena cinta, ia bertahan karena tidak ingin ada yang tersakiti, ia mencoba untuk memberi perasaan lebih kepada Syafira tapi ia tidak mampu, ia hanya mampu memberikan perasaan palsu.
Syafira menyadarinya, tapi enggan untuk melepaskan. Ia mencoba untuk meluluhkan hati Noa tapi ternyata sulit, ia tidak mampu menggantikan posisi Ana di hatinya.
"Mereka serasi yah." ucap Syafira memecahkan keheningan. Joa tidak bersuara, ia pergi meninggalkan Syafira, Syafira mengejar Joa, memohon agar di perbolehkan masuk.
Joa pasrah, ia membiarkan Syafira masuk kedalam mobil miliknya, kondisi hati Joa sedang tidak baik tapi ia tidak menginginkan Syafira merasakan sakit seperti yang sedang ia alami, ternyata karma terus berputar awalnya ia hanya ingin mendapatkan Ana sebagai bahan taruhan kini ia terjebak dalam permainan ya sendiri.
Bodoh, sangat bodoh. Tapi tidak ada waktu lagi untuk menyesal. kini waktunya untuk bangkit, mungkin Ana memang bukan untuknya.
"Kamu masih sayang?" Joa mengangguk, ini kali pertama jujur dengan Syafira, selama ini ia menutupinya, ia tidak ingin memberi kekecewaan lagi pada Syafira sudah cukup ia membuat Ana menangis, ia tidak ingin Syafira mengalaminya.
Tess..
Air mata mengalir deras membasahi wajahnya, ia telah menyaka kalau kejadian ini akan terjadi, ia telah siap menerima kosekuensinya karena terlalu bodoh dengan perasaan.
"Kalo memang enggak cinta, Aku bisa pergi, Aku gak mau nyakitin perasaan aku dan juga kamu. Aku berharap kamu bisa menemukan seseorang yang bisa memperbaiki hati kamu." Joa mengerem mobilnya secara mendadak. "Aku gak apa, aku siap." Syafira beranjak dari duduk, ia ingin turun dari dalam mobil sekarang juga.
"Tolong aku untuk bisa mencintai kamu, Kamu mau?" Syafira terdiam, menatap lekat seriap inci wajah Joa.
"Kamu serius?" Joa menganggukan kepalanya. Syafira berhambur memeluk tubuh Joa. Ia tidak menyangka kalau Joa masih berusaha memberikan hatinya padanya.
~Selesaiii~
Terima kasih semua, akhirnya A possesive selesai, jangan lupa vote dan juga comment, Author gak nyangka kalian antusias banget menunggu kelanjutan cerita ini.
Mohon maaf kalau ceritanya absurd, terimakasih untuk 136K readers.
Selamat tahun baru semuanya, mohon maaf auhor baru mengucapkan selamat tahun baru setelah terlewat 5 hari lamanya 😀❤❤.
Ditunggu Extra partnya yah dan squel A possesive selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't be possessive (COMPLETED)
AléatoireBelum di Revisi ⛔ Bagaimana jadinya kalau tinggal di rumah besar dengan segala peraturan yang dibuat bukan oleh sang pemilik rumah melainkan peraturan itu di buat oleh seorang kaka tertua yang di tugaskan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adik a...