Matahari telah terbenam, Ana belum juga tersadar. Keempat kakanya masih setia menemani Ana meski yang di perbolehkan masuk hanya 2 orang dan dua di antaranya hanya di perbolehkan menunggu di ruang tunggu. Noa dan Tio selama kejadian belum sempat memejamkan matanya, Ia masih setia di samping Ana.Berharap adiknya cepat pulih.
"Sebenarnya apa yang terjadi ?." Tanya Joa yang memang sengaja di telpon oleh Noa dan Tio untuk menemui Ana.
"Asam lambungnya kambuh karena ia memakan nasi goreng dan es lemon padahal kita sudah melarang dia untuk memakan dan meminum minuman asam. Dia diam diam memakan semua larangan yang kita kasih jadi lambungnya luka dan sementara waktu ia harus di rawat di sini. Semenjak kejadian tadi siang Ana belum sadarkan diri." Tio menjelaskan secara terperinci.
"Keras kepala, Padahal kemarin saya sudah melarang Ana memakan nasi goreng karena takutnya panas dalam dan untuk penderita lambung kalau belum begitu sembuh pasti tidak di perbolehkan untuk memakan nasi yang tidak di campur dengan kuah bening."
"Ana memang keras kepala, kita selalu melarang dia ini itu agar ia tau mana yang baik dan mana yang tidak baik dengan dia tapi terkadang ia memandang sebelah mata atas peraturan yang kita buat.Padahal peraturan yang kita buat itu bukan untuk menyakiti dirinya tapi untuk kebaikannya." Jelas Noa
"meski terkadang kita juga merasa bersalah karena kelewat batas mendidik Ana tapi kalau sudah melewati batas mau tidak mau kita melakukan kekerasan fisik yang membuatnya sadar bukan hanya untuk menyakiti. sebenarnya untuk mempertegas." Jeda sebentar
"meski kadang jutru kita malah terpancing emosi saat mempertegas Ana bahkan sampai benar benar membuatnya terluka tapi sejujurnya kita ingin yang terbaik untuk adik kita bukan untuk menyakitinya, Kita tidak ingin Ana menjadi perempuan yang membuat malu keluarga karena tidak di didik oleh orang tua, Kita justru ingin membentuk kepribadian Ana agar tidak terjerumus pada pergaulan yang tidak benar" Sambung Noa, Joa terdiam berarti selama ini ia salah presepsi. ia berpikir kalau kedua kakanya tidak mengharapkan kehadiran dia nyatanya kedua kaka Ana justru mau mendidik Ana.
"Jujur dulu kita memang tidak mengharapkan kehadiran Ana bahkan gua baru 5 tahun ini dekat dengan Ana setelah ia kembali masuk ke dalam rumah. dia sudah 4 tahun tidak pulang bahkan gua hampir lupa kalau memiliki adik perempuan. Gua gak tau selama 4 tahun itu dia di bawa kemana dan ternyata ia tinggal di apartemen seorang diri di umur yang masih terbilang sangat kecil. waktu itu ia basih berumur 6 tahun, gua mengetahui itu dari Ela teman dekat Ana yang kebetulan apartemennya bersebelahan dengan Ana."
"Ana dari kecil sampai dia kelas 5 selalu dibawa oleh orang tua kita dan selalu di prioritaskan, kita merasa iri dan akhirnya dulu menjauhinya bahkan tidak menganggap, Akhirnya kedua orang tua gua beli apartemen untuknya." sambung Noa
"Berarti dari bayi Ana telah jauh dari kalian dan sejak umurnya belasan tahun kaka baru dekat dengan Ana ?." Tanya Joa
"Ya, Bisa di bilang kita baru campur tangan di saat Ana mulai mau beranjak remaja. Selama ini ia dibebaskan ingin melakukan apa saja sampai ia tidak tau cara untuk menjaga dirinya sendiri."
"Dulu sempat Ana di titipkan kepada kita selama 1 minggu tapi selama 1 minggu itu kita bersikap acuh. Dia mau makan apa terserah, mau pulang jam berapa juga terserah tapi untungnya Ana tahu diri setiap dia les pasti selalu langsung pulang padahal dulu yang gua tau Ana selalu membawa uang sendiri jadi mau makan apa dia yang beli sendiri tanpa campur tangan kita sama sekali. Gak heran kalau penyakit lambungnya sampai sekarang tidak sembuh sembuh karena Ana tidak memperhatikan makanan yang dia makan. itu waktu Ana duduk di bangku sd kelas 4. kejadian waktu masa kita benar benar lagi labil labilnya." Kali ini Tio yang bersuara.
"Gua tidak menyangka sama sekali kalau Ana terbiasa sendiri dari dulu, Gua berpikiran Ana adalah anak yang manja selalu ada campur tangan dari kalian tapi ternyata pemikiran gua salah." Ucap Joa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't be possessive (COMPLETED)
AcakBelum di Revisi ⛔ Bagaimana jadinya kalau tinggal di rumah besar dengan segala peraturan yang dibuat bukan oleh sang pemilik rumah melainkan peraturan itu di buat oleh seorang kaka tertua yang di tugaskan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adik a...