WARNING ‼‼
Jangan jadi silent readers, Ayo dong vote dan comment biar author makin semangat bikin ceritanya. Sengaja di taruh di atas biar kalian baca hehe 😘😘semoga suka yah dengan cerita author mohon maaf kalau ada kesalahan kata dalam penulisan.
.
.
.
.
.hari ini nampaknya susana sangat mendukung untuk olahraga pagi, Ana telah siap mengenakan baju olahraga dengan setelan celana training.
"Ma, ada undangan buat Joa gak? Ana mau olahraga sekalian Ana antar undangan buat Joa, rumah Joa gak terlalu jauh dari rumah kita." tanya Ana, ia memperkecil suaranya agar tidak bisa di dengar oleh kakanya.
"Ada, sebentar mama ambil." Werdya mengambil undangan pernikahan, kemudian memberikan undangan itu ke Ana.
"Ma, Ana berangkat yah." pamit Ana menyalim tangan Werdya setelah mengambil undangan, Ana memasukan surat undangan itu kedalam tas yang tidak terlalu besar tapi muat untuk botol minum,dompet dan undangan akad nikah Noa. Ana berjalan hingga meninggalkan perkarangan rumahnya, baru saja ia sampai di taman yang tak jauh dari rumahnya seorang pria berrambut cepak, berkulit putih dengan baju olahraga serta setelan celana pendek tengah berdiri di samping Ana.
"JOAA!!" pekik Ana terkejut.
"Sendiri aja, boleh gak abang temenin?" tanya joa sambil mengedipkan sebelah matanya, Ana langsung menundukan kepalanya, dari dulu ia sangat sulit melihat pesona Joa, karena pesonanya nampak sangat kuat berbeda dengan laki-laki yang pernah ia kenal.
"Duhhh,abang udah lama loh gak ngeliat neng blushing kaya gitu." goda Joa sambil mencolek dagu Ana.
"Joa, Ana gak suka di pegang-pegang" Ana menepis tangan Joa.
"Neng jangan galak dong, entar abang makin suka."
"Ihhh!! Ana bilangin kaka Ana yah" ancam Ana membuat Joa terkekeh.
"Na, maafin gua yah, gua bener-bener gak bermaksud buat hati lu sakit tapi gimana yah sebenernya perasaan gua ke lu itu masih sama. Apa lu masih punya rasa? sedikit saja."Ana menggelengkan kepalanya, Ana tersenyum kemudian meninggalkan Joa. Joa mengejar Ana berusaha meyakinkan
"Joa janji gak akan kecewain Ana untuk kedua kalinya." Joa terus mengejar Ana tanpa lelah, karena kasihan akhirnya ia menghentikan langkahnya.
"Ana jawab nanti, Ana mau memberi undangan ke Joa, datang ke akad nikah kak Noa." Ana memberikan undangan itu, Joa menerimanya.
"Kerumah Joa yuk, mama nyariin Ana." Ana menggelengkan kepalanya malas.
"Hari ini aja." rayu Joa.
"Yaudah, tapi gak lama-lama." balas Ana, Joa nampak kegirangan, senyum merekah dari sudut bibirnya.
Skippp..
Sekarang Ana telah berada di dalam rumah Joa, Joa langsung mempersilahkan Ana untuk masuk kedalam rumahnya, suasana rumah nampak sangat sepi bahkan tidak ada siapa siapa di dalam rumah itu, hanya ada tumpukan buku serta baju kotor menghiasi pengelihatannya.
"Tante Yulia dimana Jo?" tanya Ana keheranan, pasalnya sendari tadi ia tidak melihat kehidupan, susana nampak sangat sepi.
Cletekkk
Pintu kamar terbuka, terlihat perempuan paruh baya tengah menatap Ana dengan tatapan lembut, senyuman merekah terpancar dari wajahnya.
"Selamat pagi tante" sapa Ana.
"Selamat pagi, Joa pagi pagi sudah membawa tamu. Ini pacar kamu Jo?" tanya Yulia.
"Ini Ana tante, anak dari ibu Werdya, tante ingat?" Yulia menganggukan kepalanya antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't be possessive (COMPLETED)
RandomBelum di Revisi ⛔ Bagaimana jadinya kalau tinggal di rumah besar dengan segala peraturan yang dibuat bukan oleh sang pemilik rumah melainkan peraturan itu di buat oleh seorang kaka tertua yang di tugaskan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adik a...