WARNING ‼‼
Jangan jadi silent readers, Ayo dong vote dan comment biar author makin semangat bikin ceritanya. Sengaja di taruh di atas biar kalian baca hehe 😘😘semoga suka yah dengan cerita author mohon maaf kalau ada kesalahan kata dalam penulisan.
Author akan berusaha upload 2 hari sekali, di tunggu yah part selanjutnya.
.
.
.
.
.Eertanta Meryana Romaren (Ana) Pov
Tepat jam 3 dini hari gua terbangun dari tidur, susana nampak sangat sepi hanya ada suara kicauan burung. Langit masih gelap dan matahari belum menunjukan sinarnya.
"Pasti belum pada bangun." Batin gua, Gua beranjak dari kasur untuk mengambil minum.
Cletekkk
Gua membuka pintu sepelan mungkin, berharap tidak ada yang mendengarnya.
"Saaa, pelan pelan ada yang keluar." Samar samar gua mendengar suara bisikan tapi gua tidak melihat siapa siapa.
"Siapa di situ ?" Tanya gua sepelan mungkin.
"Na gua mau balik, lu ada mobil gak kepake gak ." Tanya Elsa, Ia keluar dari tempat persembunyiannya. Ia mengumpat di bilik pintu yang memang sengaja di biarkan terbuka olehnya.
"Ada, Buat apa ?" Tanya gua.
"Minjem aja gc."
"Sebentar." Ucap Gua, Tidak lama gua kembali membawakan kunci mobil untuk Elsa.
"Tenang aja gua balikin kok Na, Tapi nanti kalo suasana udah aman."
"Iya pake aja, tapi jangan sampai lecet karena itu pemberian orang tua gua."
"Siapp."
"Lewat pintu belakang aja, Nih kuncinya." Elsa menganggukan kepalanya, Elsa berjalan menurni tangga sepelan mungkin agar tidak terdengar suara pijakan kaki. Gua mengikutinya dari belakang, rencananya gua hanya ingin mengambil minum tapi akhirnya gua memutuskan untuk membatu mereka membuka pintu.
"Na, Bantuin gua please jangan kasih tau kaka lu soal keberadaan gua."
"Tenang aja, pasti aman." Ucap gua.
"Gua pergi Na, Makasih." Elsa memacu kendaraan yang gua miliki dengan secepat kilat. Gua menutup pintu dan memutuskan untuk kembali ke kamar.
"Ngapain jam segini di luar ?." Gua terkejut, Jantung gua seketika berdegub kencang. Tio berada tepat dihadapan gua, dia menatap sorot mata gua tajam.
"Ummmm, Anu kak. tadi Ana kebangun, Ana ngeliat dari balkon di sini ada kucing." Ucap gua dengan polosnya, Tio menyerngitkan dahinya bingung mendengar alasan gua.
"Bukannya Ana takut kucing ?" Tanya Tio
"Ummm, iyaaa. Ana takut dia masuk makanya Ana usir." Gua tersenyum, menggaruk tengkuk gua yang tidak gatal. beruntung kak Tio belum begitu sadar jadi ia tidak menyadari prihal keberadaan mobil gua.
"Masuk." Ucap kak Tio dingin, Gua menganggukan kepala kemudian menuruti keinginannya. gua kembali menaiki tangga menuju sebuah kamar yang berada di lantai atas, gua kembali tertidur di atas kasur empuk.
Skipp..
"ANAAA.." Teriak seorang laki laki yang tidak asing dari indra pendengaran gua. suara teriakan itu membuat gua terbangun, jantung gua berdetak hebat, tak biasanya pagi pagi seperti ini terdengar suara keributan dan teriakan nyaring seperti itu.
"Pasti karena kejadian tadi." Arghhhh, gua lagi dah yang kena ini mah.
Brakkkkk..
KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't be possessive (COMPLETED)
De TodoBelum di Revisi ⛔ Bagaimana jadinya kalau tinggal di rumah besar dengan segala peraturan yang dibuat bukan oleh sang pemilik rumah melainkan peraturan itu di buat oleh seorang kaka tertua yang di tugaskan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adik a...