19 - Kambuh

3.7K 116 2
                                    

Jam telah menunjukan pukul 12 siang, Hari ini Joa tidak bisa menemani Ana di rumah karena ada pekerjaan yang mendesak. Ya, Joa telah bekerja di perusahaan orang tuanya sejak ia menduduki kelas 2 sma.

Selama di dalam rumah Ana menghabiskan waktu hanya menggambar di dalam kamarnya, Ia diam diam membeli sepidol warna dan sketch Book yang berukuran tidak telalu besar agar gampang disembunyikan.

"Laperrr." Ucap Ana lirih, memegang perutnya. Ana memutuskan untuk melangkahkan kaki menuju dapur, Ana melihat beberapa bahan baku yang dapat di masak.

Ana memutuskan untuk memasak nasi goreng bakso, Sebelum membuat nasi goreng Ana masak nasi terlebih dahulu. Sambil menunggu nasi matang Ana mempersiapkan beberapa bumbu dapur seperti cabai, Bawang merah, bawang putih, telur dan bakso. Untuk cabai Ana memakai 3 cabai rawit merah atau sering di sebut rawit setan dan 2 cabai rawit kriting.

Setelah nasi masak. Ana mulai memasak nasi goreng. Ia mulai menumis bawang merah dan bawang putih secara bersamaan. setelah berwarna kecoklatan ana memasukan bakso dan telur. kalau bakso matang dan telur berubah jadi screble Ana memasukan nasi sebagai bahan utama dari masakan Ana. Ana memberikan beberapa bumbu. setelah dirasa cukup Ana langsung menghidangkan makanannya di piring.

"Hiyaaa mumpung gak ada mereka gua bisa makan nasi goreng, Ngidam aku tuh." Batin Ana.

Ana mulai memakan makanannya di ruang tengah sambil menonton televisi dan meminum es lemon. Ana mengangkatkan kakinya dan terkekeh saat melihat tontonan komedi.

"Ahahaaaa, Gilak anjirrr masa kue udah jadi di balik ternyata belum mateng, Ahahaaaaa." Ana terkekeh geli sambil memakan nasi goreng. Setelah nasi goreng Ana habis ia memutuskan untuk mencuci pering dan kembali keruang tengah.

Kringgggg... Kringggg... Kringggg...

Telepon rumah berbunyi, Buru buru Ana mengangkat panggilan itu. Karena kalau tidak di angkat taktunya telepon penting dari abang atau orang tuanya.

"Makan apa kamu tadi ?." Tanya Tio dingin.

"Ummmm. Na..si go.re.ng kak." Ucap Ana gugup.

"Kaka bilang apa kemarin ?, Kaka pesan dengan Joa tidak boleh makan makanan yang panas panas dulu. Lambung Ana belum sembuh." Ucap Tio dengan nada membentak.

"Maaf." Ucap Ana lirih.

"MINUM APA KAMU TADI ?." Tanya Tio dengan nada membentak.

"Es lemon kak tapi ana udah kasih sedikit simpel sirup."

"Kenapa Ana makan dan minum semua larangan yang kaka kasih ?." Ana menundukan kepalanya tak berani menjawab pertanyaan Tio.

"Kalau Ana sakit kan kita semua khawatir, Kaka selama ini ngelarang kamu ini itu agar kamu tau yang mana terbaik untuk kamu dan mana yang tidak baik untuk diri kamu sendiri." Nasihat Tio

"Maaf kak." Ucap Ana lirih.

"Yasudah, Kaka lanjut bekerja. kalau belum ada yang pulang nanti sore ana pesan sup atau bubur saja melalui aplikasi online. Kaka entar isikan saldo di aplikasi kamu, Handphone Ana ada di nakas ruang tengah." Pesan Tio

"Baik kak." Ucap Ana, Tio mematikan sambungan sepihak setelah itu ana kembali menonton televisi dengan tayangan komedi.

"Ahahaaa, Apaa apaan sih ini." Ana terkekeh geli melihat tayangan yang ada di televisi. tiba tiba saat sedang asik menonton televisi Ana merasakan sakit pada lambungnya.

"Aduh sakit." Lirih Ana tiba tiba memegang perut mungilnya. Tiba tiba saja lambungnya terasa perih menyikas dirinya. bahkan tenggorokan nya terasa panas akibat asam lambungnya naik.

Please don't be possessive (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang