Hari sudah pagi Ana terkejut saat ia bangun telah berada di dalam kamar dengan baju yang berbeda. tanpa pikir panjang Ana langsung bangkit dan bergegas untuk mandi. baru saja air membasahi tubuhnya Ana sudah mengerang kesakitan karena bokongnya terasa amat sakit akibat pukulan Tio kemarin.
Ana memejamkan matanya menahan rasa sakit pada bokongnya karena sabun dan air bersatu membuat sensasi perih yang luar biasa. setelah selesai mandi Ana memakai atribut sekolah kemudian berjalan menuju meja makan.
Baru saja bokongnya mencium kursi Ana sudah merasakan sensasi perih yang luar biasa. Ana memejamkan matanya kemudian membuka matanya. ia berusaha menahan sakit akibat pukulan Tio semalam, ia tak mau di anggap lemah oleh kedua kakanya.
"Pulang langsung pulang." Kyu memperingati Ana yang disertai anggukan Ana.
"Maaf gua gak nolongin lu." Ana mengangguk sembari melemparkan senyuman mendengar ucapan Aro.
"Kak Tio dimana ka ?." Tanya Ana kebingungan pasalnya kak Tio dari tadi pagi tidak terlihat, padahal biasanya Tio paling sering membangunkannya. beruntung ia berinisiatif sendiri untuk bangun kalau tidak mungkin ia sudah kesiangan.
"Ada rapat." Ana mengengguk seolah mengerti, kemudian memakan roti yang ada di hadapannya.
"Cepat habiskan makanan lu. bisa bisa gua telat." Ucap Aro, Ana langsung buru buru menghabiskan rotinya dan meletakan piring ke belakang, kemudian mengikuti Aro menuju garasi lalu menaiki mobil Aro sampai tiba di sekolah Ertanta. Aro memarkirkan mobilnya bersebelahan dengan mobil Kyu setelah itu keluar bersamaan dengan Ana.
Hari ini Ana memasuki kelas di awasi oleh Aro dan Kyu, Mereka mengekor Ana sampai tiba di dalam kelas. Ia tak mau melihat adiknya bolos sekolah lagi. kali ini Kyu benar benar menjaganya dengan ketat.
Seluruh murid yang berada di kelas menatap manik mata Kyu dan Aro dengan tatapan bingung. Ada yang saling berbisik, Ada yang gibah dan ada yang hanya melihat dengan pandangan biasa.
"JANGAN PERNAH BERPIKIR CARA UNTUK KABUR DARI KELAS INI. LU GAK BOLEH KELUAR DARI KELAS TANPA IZIN KITA." Ana menenggak silvanya, perasaan gugup, malu kini mendominasi pikirannya. omongan serta tatapan Kyu membuatnya reflek mengangguk. Seluruh teman nya mendengar itu langsung terdiam. kelas yang semula ramai kini mendadak hening.
"JANGAN PERNAH PULANG SAMPAI KITA DATANG KEDALAM KELAS." Kini Aro ikut memperingati, Ana mengangguk sembari tersenyum tipis.Aro dan Kyu keluar dari dalam kelas menuju kelasnya masing masing. kini hanya tersisa Ana sendiri beserta teman temannya
"Ana kak Kyu kaka lu. ?? " Tanya Clearnela Claptra Promodo kerap dipanggil Ela, Ia teman dekat Ana selama hampir 2 bulan ia memasuki sekolah Ertanta. Seluruh murid di kelas Ana melirik Ana seolah tak mempercayainya.
"Selamat pagi anak anak." Sapa seorang guru yang kini memasuki kelas, Seluruh murid pun langsung duduk pada posisinya. melupakan seluruh rasa penasarannya.
"Selamat pagi bu." Ucap mereka secara serempak, mereka mengambil buku matematika dan meletakannya diatas meja.
"Buka buku halaman 50 ibu akan menerangkan sehabis itu kalian kerjakan soal di halaman 51 dari 1 sampai 10."
"Baik bu." Seluruh siswa berteriak secara serempak, guru pun menerangkan pelajaran matriks, Dia menjelaskan secara detail dan terperinci membuat murid yang di terangkan cukup mengerti karena materi yang di berikan kepada murid sampai ke telinga mereka dengan baik. Ibu Sandra memang guru yang tidak pernah main main dalam belajar. Ia selalu serius tapi hasil yang diberikan oleh para muridnya membuatnya bangga.
"Baiklah kalian sudah mengerti ?."
"Sudah bu." Teriak mereka secara serempak
"Silahkan mengerjakan." Perintah bu Sandra, Seluruh siswa pun sibuk mengerjakan soal yang di berikan ibu Sandra. Ana mengerjakan soal demi soal dengan santai karena ia sudah di ajarkan oleh kak Noa sebelumnya. Ana sengaja meminta Noa untuk mengajarkannya jauh jauh hari Agar ia tak kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh ibu Sandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't be possessive (COMPLETED)
RandomBelum di Revisi ⛔ Bagaimana jadinya kalau tinggal di rumah besar dengan segala peraturan yang dibuat bukan oleh sang pemilik rumah melainkan peraturan itu di buat oleh seorang kaka tertua yang di tugaskan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adik a...