WARNING ‼‼
Jangan jadi silent readers, Ayo dong vote dan comment biar author makin semangat bikin ceritanya. Sengaja di taruh di atas biar kalian baca hehe 😘😘semoga suka yah dengan cerita author mohon maaf kalau ada kesalahan kata dalam penulisan.
.
.
.
.
.Jam telah menunjukan pukul 3 sore Tio dan Noa baru saja menyelesaikan rapat. sepertinya hari ini mereka akan sibuk karena setelah selesai rapat Noa akan bertemu dengan klient.
"Cafe yuk, Istirahat ." Ajak Tio.
"Yuk." Sahut Noa, kebetulan jarak cafe dengan perusahaannya cukup dekat hanya berbeda 2 jengkal. Tio mengambil leptopnya begitupun dengan Noa karena setelah ia istirahat mereka akan bertemu dengan klient.
"Mau pesen apa ?." Tanya Noa kepada Tio setelah tiba di cafe dan memilih tempat duduk
"Gua mau mie goreng pengantin sama ice lemon tea." Noa mencentang daftar menu yang di inginkan oleh Tio, ia juga mencentang daftar menu yang akan ia pesan, Noa memilih menu nasi hainan Ayam panggang dengan minuman teh hangat. Selama menunggu makanan matang Tio memainkan leptop miliknya karena pekerjaannya sempat tertunda begitupun juga Noa mempersiapkan materi untuk bertemu dengan klient.
"Kak, Kok gua gak ngeliat Ana keluar kamar yah ?" Tanya Tio tiba tiba.
"Telpon." Ucap Noa singkat, ia masih tidak mengalihkan pandangannya pada layar leptop. ia terlihat cukup fokus mengerjakan beberapa materi yang akan di presentasikan.
"Ponselnya gua sita kak."
"Makanya kalo kita lagi di luar tuh di kasih, Jangan malah di selundupin."
"Lu pikir gua gua pengedar narkoba kak ?, Yahh mana kepikiran sih gua." Ucap Tio frustasi. ia sambil mengecek masing masing cctv yang ada di dalam rumahnya. tapi nyatanya nihil karena tidak ada pergerakan sama sekali, tidak ada tanda tanda Ana keluar dari dalam kamarnya.
"Coba cek CCTV kamar Ana."
"Yakin nih gua buka ?" Tanya Tio tidak yakin.
"Buka lah." Ucap Noa santai.
"Kalo Ana lagi telanjang gimana kak ?, Kita kan gak tau."
Tokkk..
"Pikiran lu mesum, Cepetan cek. " Ucap Noa memukul kening Tio dengan botol yang ada di genggamannya setelah itu kembali fokus pada layar leptop. Tio nyengir kuda setelah itu kembali menatap layar leptop, ia melihat CCTV kamar Ana, Ia mendapati Ana dengan tengah tiduran sambil menatap sebuah leptop.
"Kannnnn, kalo udah sama leptop gini nih. gua gak suka."
"Biarkan saja lah, Sudah 1 minggu dia gak menyentuh alat elektronik."
"Tapi ka-."
"Biarin saja." Ucap Noa memotong pembicaraan Tio
"Tumben." Batin Tio yang masih dapat di dengar oleh Noa.
"Lu gak ingat pesan papa kemarin ?, kita hanya bertugas mengawasi Ana jangan sampai pergaulannya melenceng. bukan malah mengekang Ana." Ucap Noa mengikuti perkataan yang di ucapkan oleh papanya kemarin.
"Kak." Tio tidak terima.
"Ikutin apa kata orang tua okayy, mama bilang apa tadi ?, heran di bilangin orang tua juga." Tagas Noa. Tio menganggukan kepalanya malas mau setegas apapun Tio. keputusan tetap berada di tangan Noa.
"Ini pesanan bapak, Mie goreng pengantin dengan Es lemon tea dan Nasi hainan ayam panggang dengan teh hangat." Ucap Seorang pelayan yang kini telah menaruh makanan di hadapan mereka berdua. Noa memakan makanannya dengan lahap begitupun dengan Tio meski suasana hatinya sedang tidak mendukung tapi ia harus mengisi makanan untuk perut mungilnya . Suasana nampak hening, tak ada yang memulai untuk berbicara.
"Yuk, takutnya klient kita nunggu kan gak enak." Ajak Noa setelah selesai makan. mereka janjian bersama Klient di sebuah Restaurant mewah, sebenarnya tadi Noa ingin mengisi makanan untuk perut mungilnya di tempat itu hanya saja kondisinya tidak mendukung, Cacing yang ada di dalam perutnya sudah menjerit kelaparan. Setelah tiba di parkiran kantor Noa dan Tio masuk kedalam mobil. mereka memacu kendaraannya menuju sebuah restaurant mewah yang kebetulan tidak terlalu jauh dari kantornya.
Tidak perlu waktu lama sekitar 30 menit ia telah sampai di sebuah restaurant, mereka memutuskan untuk berjalan ke sebuah meja yang sebelumnya telah di pesan, Noa memesan teh green tea sambil menunggu kedatangan klientnya.
"Gua telpon Ana aja kali yah ?, Gua baru inget kan di setiap kamar di pasang telepon rumah."
"Telpon saja." Ucap Noa sambil menyeruput teh hangat yang sebelumnya telah ia pesan. Tio mengetikkan nomor pada ponselnya, tak lama panggilan dari Joa mendapatkan balasan dari seorang anak perempuan.
"Halo selamat sore, dengan kediaman ibu Werdya dan bapak Adam." Ucap Seorang perempuan dengan nada sopan.
"Ana, Lu udah makan ?." Tanya tio dingin, Tidak ada balasan suara dari seberang sana sepertinya Ana tidak berani membuka suara untuk saat ini.
"Ana." Tio bersuara selembut mungkin berusaha untuk tidak mengeluarkan emosinya.
"Uummm, bb..elum kak." Ucap Ana gugup.
"Makan, mau nunggu apa lagi ?, Mau nunggu sampai asam lambung lu naik lagi ?."
"Ee..nggak kak." Ucap Ana Gugup.
"Makan."
"Iya kak, Ana mau order sekarang."
"Handphone Ana ada di lantai bawah, di nakas ruang tengah. seminggu yang lalu kaka udah isi saldo di aplikasi Ana."
"Baik terima kasih kak." Ucap Ana, Tio mematikan sambungannya sepihak karena kebetulan klient yang ia tunggu telah datang.
"Selamat sore pak, bagaimana kabarnya ?." sapa Noa sopan.
"Tentu saya baik baik saja bagaimana dengan kalian apakah sehat ?."
"Alhamdulillah kita semua dalam keadaan sehat, silahkan duduk pak." Noa mempersilahkan klient untuk duduk, menuangkan teh pada cangkirnya.
"Terima kasih, Untuk saat ini apakah kamu telah memiliki pasangan ?." Tanya klient yang tiba tiba membahas urusan pribadinya, Noa menelan silvanya susah payah. kemarin kedua orang tuanya telah menyinggung permasalahan pribadinya sekarang klientnya ikut membahas. Sebetulnya Noa sangat malas bertatap muka dengan klient yang ada di hadapannya. tapi mau bagaimana lagi, Klient yang ada di hadapannya bukan orang biasa, bisa saja Klient itu menghentikan kerja samanya karena tersinggung dengan ucapan Noa.
"Untuk saat ini saya masih single, Saya mau fokus pada perusahaan ini." Noa tersenyum hangat.
"Saya punya anak perempuan single, saat ini ia masih SMA apakah kamu bersedia di jodohkan dengan anak saya setelah ia lulus nanti ?." Hati Noa mendadak panas, oksigen nampaknya tidak tersalurkan dengan baik ke seluruh bagian tubuhnya. Tio melihat wajah Noa memerah seketika ikut terdiam.
"Untuk urusan itu akan saya pikirkan lagi nanti." Ucap Noa dingin
"Baiklah kalau begitu, untuk perihal kerja sama akan saya terima jika anda bersedia di jodohkan dengan anak saya, permisi saya pamit." Pria paruh baya itu bangkit dari duduknya. berjalan keluar dari sebuah restaurant mewah dengan santainya.
"Bagaimana bisa gua di jodohkan dengan anak SMK dengan umur yang berbeda 6 tahun." Ucap Noa frustasi.
"Mungkin ini jawaban atas doa doa lu selama ini kak." Sahut Tio terkekeh
"Gua gak pernah berdoa untuk mendapatkan jodoh, mengapa jodoh yang di berikan oleh tuhan adalah anak ingusan yang baru lulus SMA."
"Terima aja sih kak."
"GAKKKK." Ucap Noa tegas. ia meninggalkan Tio seorang diri, perasaan hatinya sedang tidak karuan. ia cukup kesal hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't be possessive (COMPLETED)
De TodoBelum di Revisi ⛔ Bagaimana jadinya kalau tinggal di rumah besar dengan segala peraturan yang dibuat bukan oleh sang pemilik rumah melainkan peraturan itu di buat oleh seorang kaka tertua yang di tugaskan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adik a...