WARNING ‼‼
Jangan jadi silent readers, Ayo dong vote dan comment biar author makin semangat bikin ceritanya. Sengaja di taruh di atas biar kalian baca hehe 😘😘semoga suka yah dengan cerita author mohon maaf kalau ada kesalahan kata dalam penulisan.
.
.
.
.tak terasa 3 hari lagi ujian nasional akan di mulai, Ela, Ana, Alvin tengah mempersiapkan diri untuk ujian nasional. Meski sangat berat bagi Ela tapi ia berusaha untuk mendapatkan nilai yang sempurna, ia telah berjanji pada Noa, ia tidak ingin mengecewakan suaminya.
"Arghhhhh, Cape." keluh Ela, saat berhasil mengerjakan 2 halaman soal ujian nasional Matematika.
"Istirahat dulu aja yuk, udh hampir 2 jam kita ngerjain soal." Alvin menganggukan kepalanya. Baru saja ia ingin melangkahkan kaki menuju ruang keluarga badan tegap, kekar menghalangi langkah ketiganya.
"Gak belajar? " tanyanya sinis.
"Udah kak mau istirahat sebentar. " jawab Ana, aura dinginnya dapat membuat banyak orang takut dengannya tapi kali ini tidak, aura nya tidak menampilkan sikap dominant. Ia hanya bertanya tidak akan memarahi siapun yang ada di depannya, bagi siapa yang sudah mengenal pasti mengetahui dari nadanya saat berbicara. Suaranya memang cenderung tegas tapi tidak untuk memarahi.
"Ela nanti malam lu diajarkan oleh Tio gue ada urusan di kantor." Ela mengangguk senang seolah beruntung tidak di ajarkan oleh Noa, tapi berbeda dengan Ana, Ana terlihat gelisah dan tidak tenang.
"Kaka pergi." Ana menganggukan kepalanya mencium pipi kakanya.
Setelah Noa pergi Ana berbisik kepada Ela. "Kak Tio lebih galak." Ela membelalakan matanya, ia tidak tahu kalau Tio mempunyai sikap lebih tegas ketimbang Noa.
"Kenapa lo gak bilang?" tanya Ela kesal
"Ada kak Noa. " Ela menghela napasnya kasar.
"El datang ke kamar gue sekarang, gue dapet perintah dari Noa buat ngajarin lu. Nanti malam gua mau pergi." terikan Tio mengerupsi seluruh ruangan, tubuh Ela bergetar meski hanya mendengar suarnya.
5 menit telah berlalu Ela tidak bergerak pada posisinya, Ela hanya mampu terdiam, disisi lain Ana dan juga Alvin saling tatap.
"Gua itung 1 sampai 3 kalo gak dateng gue hukum." tegas Tio, dengan pasrah Ela berlari menaiki tangga.
1
...2
...
...Beruntung sebelum hitungan ketiga Ela telah tiba di dalam kamar Tio, Ela melihat berapa banyak tumpukan buku diatas meja dan yang membuat Ela takut ada 1 batang rotan di atas meja, ia tidak tau benda itu di gunakan untuk apa.
"Soal apa yang tidak paham? " tanya Tio.
"Semuanya." Tio menatap Ela dengan tatapan tajam.
Takk
Tio memukul meja yang ada di hadapannya dengan rotan, Ela memejamkan matanya ketakutan sebab tadi Tio seperti orang kesetanan.
"Lu belajar apa selama di sekolah?" tanya Tio. "Gue ajarin yang susah dulu, statistika gimana?" Ela menganggukan kepalanya pasrah, Tio menjelaskan dengan sabar sedangkan Ela memperhatikannya tapi entah mengapa ia tetap tidak paham.
"Ngerti?" Ela menggelengkan kepalanya. Tio menghela napasnya kasar, mengulangi penjelasannya.
"Ngerti?" Ela menganggukan kepalanya meski kaga ngerti sebenernya, dari pada di marahin mendingan ngerti-ngerti aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't be possessive (COMPLETED)
AléatoireBelum di Revisi ⛔ Bagaimana jadinya kalau tinggal di rumah besar dengan segala peraturan yang dibuat bukan oleh sang pemilik rumah melainkan peraturan itu di buat oleh seorang kaka tertua yang di tugaskan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adik a...