Sesuai janji Author, Author double update nih 😊😊, pasti banyak di antara kalian yang penasaran dengan kelanjutannya seperti apa.
Jangan lupa vote dan juga comment
Kini Ana tengah bergelut dengan soal, ia pikir Alvin tipikal orang yang sabar jika menerangkan dan mengajar seseorang. Rupanya tidak sama sekali. Alvin tipikal cowo yang serius dan gak boleh main-main, sama seperti Tio dan juga Noa.
Ana cukup menyesal di ajarkan oleh Alvin, seharusnya ia meminta bantuan saja dengan kedua kakanya atau enggak minta bantuan dengan Kyu.
"Udah selesai?" tanya Alvin dingin, Ana sendiri tadi hanya melamun memandangi kertas dan beberapa kali memegang pelipisnya.
"Ishh gak ngerti, pusing tau gak gua." lirih Ana.
Tokkk..
Alvin memukul kening Ana pelan, menghembuskan napasnya kesal. Ternyata rank pertama yang di puji- puji tidak sepintar yang ia kira.
"Ngakunya rengking satu tapi gini aja gak bisa." sindir Alvin, Ana menatap Alvin dengan tatapan tajam. Selalu saja itu yang keluar dari mulutnya.
"Gua terangin sekali lagi, gak ngerti gua santet." ancam Alvin mulai kehabisan kesabaran.
Alvin menerangkan beberapa soal tapi baru saja ia menerangkan ke soal selanjutnya Ana telah terlelap dalam tidurnya, Alvin tidak menyadari karena sendiri tadi ia terlihat fokus dengan buku yang ada di hadapannya padahal posisi buku itu terbalik.
Sepertinya Alvin memang berbakat menjadi guru, tapi jangan guru TK ataupun SD karena pasti murid itu tidak akan ingin kembali di ajarkan olehnya.
Alvin menghela napasnya kasar, belum sempat ia mengajarkan Ana. Wanita ini telah tertidur dengan pulas.
"Cantik juga kalo lagi tidur." batin Alvin, Alvin menggendong tubuh Ana dan menidurkan nya di kamar adiknya.
"Kak dia siapa?" tanya Vianka Azriel.
"Temen kaka, kenapa emang?" tanya Alvin lembut.
"Kelihatannya baik, kaka baru sekarang bawa perempuan ke rumah kenapa gak dari dulu? Biar Vian punya temen." Alvin tersenyum, Alvin memang jarang sekali bermain dengan adiknya. Ia jarang pulang karena malas berdebat dengan orang tuanya.
"Lagi pengen aja, kamu tidur sana anak kecil jam segini jamnya tidur siang." Vian menganggukan kepalanya senang, Vian tidur di sebelah Ana yang kini tengah memejam.
Setelah adiknya telah pulas Vian kembali keluar dari kamar adiknya, ia membutuhkan udara segar untuk menetralkan denyut jantungnya.
"Kak, kaka jangan sakitin kaka Vian yah. Kaka orang pertama yang di bawa oleh kaka Alvin." gumam Vian ternyata ia hanya pura-pura tidur.
Vian menatap Ana cukup lama, perasaan nyaman setiap memandang wajahnya.
***
Kini jam telah menunjukan pukul 8 malam, Ana terbangun dari tidurnya, ia tidak sadar kalau ternyata sejak tadi ia tertidur. Setelah ia membuka mata ia melihat adik Alvin ada di sebelahnya, tengah tertidur pulas dengan selimut tebal menyelimuti sebagian tubuhnya.
Ana tersenyum, Ana sangat menyukai anak kecil apa lagi perempuan. Entah mengapa perasaan nyaman itu timbul seiring ia memandang wajahnya.
"Kamu cantik, kenapa Alvin baru mengenalkan dia? Padahal gua suka banget sama anak kecil." batin Ana.
Tanpa sadar tangannya reflek membelai wajah mulus seorang gadis yang ada di sebelahnya, Alvin tidak sengaja membuka pintu kamar adiknya, berniat untuk membangunkan keduanya. Tapi seketika ia terdiam melihat Ana dengan tulus membelai wajah adiknya dan juga rambut lurusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't be possessive (COMPLETED)
De TodoBelum di Revisi ⛔ Bagaimana jadinya kalau tinggal di rumah besar dengan segala peraturan yang dibuat bukan oleh sang pemilik rumah melainkan peraturan itu di buat oleh seorang kaka tertua yang di tugaskan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adik a...