Happy independence day semua selamat ulang tahun republik Indonesia yang ke 75th.
Berhubung kemarin author telah berjanji, maka author update cepat, gak mau ngecewain kalian. Semoga Tio dan juga Noa mendapat pelajaran dari kejadian ini dan mendapatkan hidayah setelah kepergian Ana
Jangan lupa vote dan juga comment biar author makin semangat lagi.
Noa dan juga Tio memberi izin kepada dokter. Dokter menutupi seluruh tubuh Ana dengan kain putih, namun baru sampai bagian kepala.
"Sebentar dok, saya ingin mengucapkan sesuatu." serah Tio cepat.
"A..na maafin kaka, maafin kaka gak bisa mendidik kamu dengan cara yang baik. Semoga kamu bisa tenang di atas sana, kaka hanya tidak ingin adik kandung perempuan kaka tidak memiliki akhlak dan etika seperti perempuan di luar sana, maafin kaka kalau selama ini mungkin sikap kaka terlewat kejam semasa kamu hidup."
Hikss.. Hikss.. Hiksss
Tio menangis, air mata tidak dapat di bendung lagi, rasa menyesal sungguh mendominasi pikirannya, melihat tubuh Ana merenggang tak bernyawa membuatnya semakin merasa bersalah.
Ia seolah benar benar tidak becus menjadi kaka, Tio baru menerima Ana di keluarga setelah Ana telah menduduki bangku sma dan sekarang? Dia memutuskan nyawanya di dunia karena masalah sepele.
Ana baru bergabung di keluarga ini dalam kurun waktu yang singkat, 3 tahun semasa hidupnya dan di masa itu ia kembali tertekan dengan peraturan yang di buat oleh kaka-kakanya, kakanya seolah membisu setelah melihat wajah pucat Ana yang tengah terbaring dengan tenang di atas kasur rumah sakit.
"Ana, kaka udah ikhlas jika memang ini yang terbaik untuk kamu, kaka sudah tidak bisa berbuat apa-apa karena Tuhan yang telah merencanakan hidup atau matinya seseorang, maafin kesalahan kaka selama ini. Kaka hanya tidak ingin Ana menjadi perempuan yang tidak benar"
"Kaka berbuat seperti ini, selalu mendidik kamu dengan keras karena banyak perempuan di luar sana berpenampilan tidak karuan, tutur kata tidak dijaga, berzina dan tidak taat pada aturan agama, mungkin bagi sebagian orang ini keterlaluan, semua orang mempunyai cara mendidik yang berbeda. Tidak bisa disamakan."
"Kita menyesal Ana tapi waktu tidak dapat di ulang lagi, seluruh kejadian telah terekam dan menjadi sebuah kenangan. Selamat tinggal, jadikan seluruh kejadian ini sebagai pelajaran, kontrol emosi dan jangan mengulang kesalahan yang sama, kita harus tetap tegas tapi jangan sampai melukai fisik adik kita, kita bisa memberinya koreksi tapi tidak menyakiti." ucap Noa panjang lebar.
"Ana, ini kaka sayang. Maaf kaka jarang membela Ana saat tertindas, karena kaka gak bisa berbuat apa apa, seluruh peraturan dan tanggung jawab ada di tangan kak Tio dan juga kak Noa, semoga kamu bahagia, jauh dari kata sakit. Kaka mencintai kamu." Kyu mencium kening Ana untuk terakhir kalinya.
Tiba-tiba, aliran darah Ana kembali mengalir. Tangan yang semula dingin perlahan mulai memanas, suhu tubuh mulai kembali menjadi normal, jari kuku yang semula memutih kini berubah warna, wajah dan juga bibir kembali memerah seperti sedia kala. Perlahan Ana membuka matanya.
"Kaka." lirih Ana, Noa dan juga Tio tersenyum, mereka diberi kesempatan kedua untuk mendidik Ana.
"Kalian semua keluar." perintah dokter, sepertinya dokter ingin memeriksa kondisi Ana lebih lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please don't be possessive (COMPLETED)
RandomBelum di Revisi ⛔ Bagaimana jadinya kalau tinggal di rumah besar dengan segala peraturan yang dibuat bukan oleh sang pemilik rumah melainkan peraturan itu di buat oleh seorang kaka tertua yang di tugaskan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga adik a...