S A T U

1.1K 52 1
                                    

"Aku tak tahu harus memulainya dari mana tapi kurasa kisahnya dimulai ketika hari itu, dimana dia menghampiriku dengan tatapan dinginnya.. "

Tring... Tring... Tring...

Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid berlarian keluar kelas menuju rumah mereka masing-masing.

Seorang gadis berjalan ragu ditengah lorong, semua mata tertuju padanya namun tatapan itu yang justru dia benci karena tak lama setelah itu akan hal yang tak terduga terjadi.

Bruk... Gadis itu terjatuh ketika seorang siswi dengan sengaja meyelingkat kakinya hingga suaranya bergema dipenjuru lorong saking kerasnya semua orang yang ada dilorong seketika memalingkan pandangannya.

"Halo Echa.. " wanita itu tersenyum tapi senyuman yang tak biasa semua orangpun dapat melihatnya bahwa itu bukan sebuah senyuman tapi seringaian.

"Tolong hiraukan gue kali ini saja. " ujar Echa dengan penuh permohonan.
"Hmm.. Sedih. Hahaha... Gak bisa Echa abisnya lo itu ganggu pengliatan!! " ujarnya sambil menjambak rambutnya kebelakang, Echa berteriak kesakitan.
"Gue mohon Lia lepasin ini sakit. "

"Oh ya?? Baiklah gw ringankan. " Bukannya melonggarkan jambakannya Lia justru semakin mengencangkan jambakannya hingga Echa meringis kesakitan, semua orang di lorong itu hanya menyaksikan hal tersebut beberapa dari mereka ada yang merekamnya bahkan hingga mempeovokasi Lia untuk melakukan hal yang lebih.

"Sekarang bawa dia kebelakang!! " titah Lia kepada tiga temannya. Lisa, Minju dan Yeri.

Semua orang yang ada dilorong mengikuti keempat wanita tersebut kebelakang sekolah, mereka bersorak menang ketika Lisa mengeluarkan tepung.

"Taburkan!! Taburkan!! " sorak semua orang memprovokasi.
"Okee okee tenang, sini!! " Lisa memberikan tepungnya kepada Lia dan dalam hitungan detik tepung tersebut sudah melumuri setengah badan Echa. Ketika Lisa dan Lia sibuk menaburi Echa dengan terigu, Yeri dan Minju membagikan satu persatu telur yang mereka bawa kesemua siswa.

"Sekarang puncaknya kalian siaap?? " teriak Lia.
"Ya!!! "
"1... 2... 3!!! " teriak Lia

Satu persatu telur itu mendarat tibuh Echa, sakit. Tentu saja, Echa meremas roknya kuat-kuat Echa tak sanggup lagi menahan rasa sakitnya hingga air matanya lolos begitu saja, lemparan telur itu seakan tiada hentinya.

Semua sudah bubar kini tinggal Echa sendiri terdiam dengan perlahan Echa bangkit sambil mencoba berusaha membersihkan sisa kulit telur yang masih menempel ditubuhnya.

"Dasar orang boros!! Dari pada dibuang-buang seperti ini mending mereka sumbangkan kepanti asuhanku. " decak Echa.

Echa berjalan menuju keluar gedung, sekolah sudah sangat sepi karena jam menujukkan pukul lima sore. Echa berjaln sambil mencoba menepuk-nepuk bajunya yang masih tersisa tepung dari arah berlawanan seorang laki-laki denhan headphone yang menggantung dilehernya berjalan kearah Echa, mereka saling melewati begitu saja.

Echa menghentikan langkahnya "Kayak tadi ada yang lewat deh!? Apa.. Jangan-jangan... " bulu kuduk Echa berdiri diapun mempercerpat langkah kakinya.

"Ini sekolah serem juga yaa.. " gumam Echa sambil menadahkan tangannya di wastafel.

Kriet... Salah satu pintu bilik kamar mandi terbuka Echa yang mulai ketakutan mati memberanikan diri untuk melihat ke asal suara.

Seorang laki-laki keluar dari pintu tersebut mata mereka saling bertemu dan dalam hitungan detik mereka saling beradu teriakan, hingga Echa akhirnya terjatuh pingsan.

"Lahh?? " herannya, perlahan dia mendekati tubuh Echa yang tergeletak diatas lantai. Dia menggoyangkan tubuh Echa perlahan. "Heh bangun!! Lahh pingsan beneran?? "

Tiba-tiba mata Echa terbuka, laki-laki tersebut lega melihat Echa mulai sadarkan diri.

"AaaaAaaa!!! "teriak Echa lagi begitu melihat laki-laki dihadapannya, spontan dia memukuli laki-laki tersebut hingga dia meringis.

"Mesum!! Mesum!! "
"Aa!! Aww!! " laki-kaki tersebut memegang kedua tangan Echa, mereka sempat bertatap wajah sebentar.

"Heh!! Heh!! Siapa yang lo sebut mesum!? "
"Ya elo lah!! Ngapain di toilet cewek kalo bukan buat ngitipin? "
"Toilet cewek?? Sekarang lo liat kesana!! " Echa melihat kearah yang ditunjukan laki-laki tersebut dan disana berjajar orinoir.

Ketika diluar toilet Echa merasa malu karena sudah menuduh laki-laki tersebut mesum nyatanya justru dia yang mesum.

"Soal tadi jangan aduin ke guru yaa.. Gue gak liat-liat kalo itu toilet cowok. " hening tak ada jawaban apapun dari laki-laki tersebut.
"Maaf tadi gue nuduh lo mesum. "

Langkah laki-laki tersebut terhenti dan berbalik memandang Echa. Renjun. Sebuah nama yang tertera pada seragamnya. Renjun mengabsen setiap inci tubuh Echa membuatnya ketakutan.

"Lo abis nyemplung di adonan? " ledeknya, Echa yang mendengarnya hanya mendengus kesal.

Echa berjalan hingga langitpun mulai gelap, Echa sengaja pulang larut malam agar ibu panti tidak melihatnya dalam kondisi seperti ini dia tidak mau merepotkan banyak orang.

Echa masuk kedalam pasti dengan mengendap-endap, Echa kebingungan kenapa semua lampu mati padahal diluar sangat terang menderang.

Tiba-tiba lampu menyala

"Selamat ulang tahun Kang Echa!!! " teriak semua anak panti, semua orang terdiam begitu melihat penampilan Echa yang kotor dipenuhi telur, terigu dan mata sembab.

Ibu panti meminta untuk Echa menemuinya setelah mengganti pakaiannya. Dan disinilah Echa diruangan Ibu Sekar pemilik sekaligus pengelola panti asuhan. Echa adalah anak asuh yang paling besar dipanti asuhan karena anak-anak sepantar Echa sudah diadopsi oleh keluarga lain sejak kecil, sebenarnya banyak sekali keluarga yang ingin mengadopsi Echa sebagai anak angkatnya namun Echa selalu menolaknya dengan alasan bahwa Echa ingin tingga bersama Ibu Sekar selamanya.

"Ini diminum dulu Echa teh nya. "
"Makasih bu. "
"Echa nganggep Ibu ini Ibu kandung Echa kan? "
"I-iya bu.. "
"Sekarang ayo cerita sama Ibu, apa yang terjadi sama kamu. "
"Echa gapapa kok bu, Echa baik-baik tadi itu temen Echa ngerjain Echa karena mereka tau kalo Echa hari ini ulang tahun. "
"Tapi kenapa matamu sembab seperti ini? "
"Echa emang abis nangis tadi, nangis karena Echa gak nyangka kalo mereka rayain ulang tahun Echa. "
"Echa gak bohong, kan? " Bu Sekarang memegang punggung tangan Echa
"Engga kok bu. " balas Echa menggenggam tangan Bu Sekar.

Echa kembali ke kamarnya, dia memeluk gulingnya dan perlahan meneteskan air matanya. Dia tak menyangka pada dirinya sendiri akan berkata bohong kepada Bu Sekar, tapi di satu sisi Echa tak mau membebankan Bu Sekar orang yang sudah membesarkannya.

Ketika sedang sibuk dengan lamunanya tentang Bu Sekar, Echa teringat akan laki-laki yang ditemuinya di toilet sekolah. Rasa-rasanya dia pernah melihat laki-laki itu, tentu saja ketika disekolah tapu dimananya?

Echa tertidur pulas berharap hari esok akan jauh lebih baik dari hari ini.
Sinar mentari pagi menerobos celah kecil kamar Echa menyentuh hangat tubuhnya yang masih tertutup selimut. Echa terbangun dari tidurnya dan bersiap untuk berangkat sekolah, ketika di meja makan Cici salah satu anak panti berusia 5 tahun menyapa Echa.

"Pagi Kak Echa... "
"Pagi juga Cici... "
"Pagi kak!! " sapa anak lain
"Pagi juga semuaaa... "
"Kak Echa semalam kenapa kok pakaiannya kotor banget? Kata kak Bisma karena badan Kak Echa kotor jadinya kita gak jadi deh rayain ulang tahun Kak Echa. "
"Temen-temen Kak Echa rayain ulang tahun Kak Echa, terus Ibu Sekar minta Kak Echa buat istirahat aja. "
"Hmm padahal Cici kan pengen banget makan kue bolunya. "
"Gimana kalo gini aja, Kak Echa janji malem ini kita rayain ulang tahun Kak Echa terus Cici sama yang lain boleh deh makan kue bolunya sepuasnya. "

"Wahh bener yaa kak!! " "Yang bener kak Echa!!? " teriak semua anak panti antusias
"Rio!! Pakai dulu bajunya nakk.. " teriak Bu Sekar yang memebuat mereka semua tertawa.

"Iya Kakak janji dan hari ini Kak Echa bakalan pulang cepet. "
"Yeyyy!!! " "Horeee!! "

"Makasih ya ca, Ibu gak tau lagi kalo gak ada kamu bisa-bisa kewalahan Ibu jaga 8 anak ini. "
"Udahh Ibu sekarang istirahat aja biar Echa yang bajuin Rio. "






~TBC

Cold! || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang