DUA PULUH

192 26 0
                                        

Saat jam istirahat Renjun nampak sedikit kesusahan ketika membawa nampan makanannya karena lengannya yang di gips kemudian dari belakang datang Echa yang membantu Renjun membawakan nampan miliknya dan menyimpannya dimeja kosong bersama Yeji dan Chenle.

Renjun mengikuti Echa dari belakang, wajahnya memasam ketika melihat Chenle yang berada satu meja dengan Echa.

"Gue disitu!! " ceplos Renjun ketika melihat Echa hendak duduk disamping Chenle.
"Ohh yaudah.. " jawab Echa,  Echa pikir bahwa Renjun berniat untuk berbaikan dengan Chenle namun ternyata Renjun tak suka melihat Echa yang terlalu dekat dengan Chenle.

Setelah selesai makan Echa kembali membawakan nampan bekas Renjun, Echa tersenyum manis kepada Renjun sebelum mengambil nampannya dan di jam berikutnya Echa membantu Renjun membawakan buku-buku keperluan mengajarnya bahkan hingga mengantarkannya ke kelas.

Saat sedang waktu luang, Renjun memberikan minuman kaleng yang sudah dia buka kepada Echa yang terlihat kelelahan.

"Kalo cape gausah bantu. " ujar Renjun
"Enggak,  kata siapa? Gue gak cape kok.." tegas Echa sambil menegakkna badannya untuk membuktikan bahwa dia tidak kelelahan, Renjun tersenyum tipis melihat kekonyolan Echa.

"Bener kata Caca lo manis kalo lagi senyum. " ucap Echa membuat Renjun merasa sesak.
"Gue, gue masuk kedalam aja lo,  lo ke kelas lo sana.. " salting Renjung membuat Echa kebingungan. Tak biasanya Renjun bersikap seperti itu.

Saat hendak kembali ke kelasnya Echa berpapasan dengan Aisha. "Echa..?? " sapanya terlebih dahulu.
"Eh hai..!! "
"Lo abis ngapain di kelas gue? " tanyanya yang sukses membuat Echa sedikit terkejut.
"Iyaa kelas gue, tuh gue kan kelas 12-2. "

"Aisha cepet masuk!! " panggil Renjun dari gerbang pintu kelas, Renjun juga sedikit terkejut melihat Echa yang belum pergi.
"Okee pak guruu!! " jawab Aisha dengan nada yang dibenci oleh Echa.

Echa berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya karena kesal.

"Astaga ini tuan putri kenapa bibirnya cemberut gitu. " ledek Chenle yang datang entah dari mana. "Lee gue tuh kesel banget tau gak sih hari ini!! "
"Iyaa kenapa sih, hah? " tanyanya kembali
"Audeh lo tuh gak pengertian. "
"Astaga ca, istigfar luu cerita aja belum. "

"Gue tebak, gak dikasi uang bekel? "
"Bukann ishh.. "
"Mmm kalo gitu dimarahin Bu Sekar? "
"Nggak,  Bu Sekar tuh gak pernah marahin gue. "
"Atau dijailin Dio?? "
"Dio gak kayak lo. "
"Yaudah-yaudah kalo ini pasti bener nih, karena itukan!! " Chenle menunjuk kesebuah arah dan telunjuknya mengarah kepada Renjun dan Aisha yang sedang menulis berdampingan di papan tulis.

Echa beralih untuk menatap Chenle berharap dia mendapatkan penjelasan mengenai kedekatan Renjun dan Aisha.
"Gue bakalan jawab kalo lo mau jadi pacar gue. " ujar Chenle dengan nada jailnya.
"Chenleeee... " kesal Echa
"Iyaa,  iyaa gue minta maaf. Gue juga gak tau sejak kapan mereka sedeket itu yang gue tau mereka saling kenal pas Renjun mulai ngajar Matematika."

Echa kembali ke kelasnya, penjelasan Chenle masih terbayang-bayang dalam pikirannya bahkan dia membayangkan hal-hal aneh mengenai kedekatan Renjun dan Aisha.

"Stopp!! Echa.. Lo gaboleh mikirin yang aneh-aneh gak mungkin Renjun sama Aisha pacaran.. "
"APAA Renjun pacaran sama siapa, Aisha?? " teriak Yeji dan langsung dibungkam oleh tangan Echa.
"Lo tuh kalo ngomong direm dikit napa? "
"Seriusan lo? Renjun pacaran sama Aisha? "
"Nggak lah ada-ada aja lo. "
"Lah terus bukannya tadi lo yang ngomong sendiri. "
"Gue cuman berpendapat aja, lagian klo beneran juga bagus sih berarti dia cowok normal. "
"Yakinnn nihh gapapa? " goda Yeji dan Echa hanya terdiam.

Ketika jam pelajaran berakhir Echa pergi ke kelas Renjun kebetulan saat itu kelasnya sudah lumayan sepi jadi Echa nekat untuk masuk kedalam kelasnya.

Saat Renjun hendak meraih tasnya dengan cepat tangam Echa menerobos dan meraih tas Renjun yang kemudian dia peluk.

"Biar gue yang bawa.. " ujar Echa sambil tersenyum dan Renjun hanya membalikkan badannya dan mulai berjalan.

Saat berada diluar gedung sekolah Echa mengatakan kepada Renjun bahwa motornya sudah dibawa pulang oleh Chenle dan kini dirinya dan Renjun akan menaiki taxi online hingga rumah Renjun.

Saat didalam mobil keadaan begitu canggung tak ada satupun yang berbicara.
"Adek ini pasti pacaran yaa?? "
"Engga!! "-Renjun "Iyaa!! "-Echa
"Gak usah malu-malu den, awal-awal pacaran emang kayak gitu neng yang cowok biasanya suka malu-malu gitu sama kayak itu.. " goda supir taxi tersebut Echa cuman bisa ketawa sedangkan Renjun hanya terdiam.

Mobil tersebut tiba dirumah Renjun, saat hendak membayar uangnya sopir taxi tersebut kembali menggoda Echa dan Renjun. "Masnya, pacarnya ini loh dijaga keliatannya neng nya baik loh ini. Mas beruntung punya pacar kayak neng satu ini. " Echa terkekeh "Iyaa makasih yaa pak. " "Ohiya neng sama-sama."

Taxi tersebut perlaham pergi, Echa beralih menatap Renjun dan tersenyum "Kenapa lo? " judesnya.
"Enggak.. " jawab Echa dengan masih tersenyum.

Saat didalam Mamah dan Papah Renjun menyapa Echa disana juga sudah ada Chenle yang sudah menceritakan mengenai cedera ditangannya.
"Aduhh lain kali hati-hati dong nak.. " ucap Mama Renjun khawatir.
"Maafin Echa tante, Renjun begitu karena nolongin Echa. "
"Jadi Renjun kayak gini gara-gara nolongin kamu? "

Mama Renjun dan Papanya saling melemparkan tatapan ambigu kemudian mereka tersenyum dan meninggalkan kami bertiga untuk mengobrol. Dirasa mulai aman Echa memberikan Chenle isyarat untuk memulai percakapan terlebih dahulu.

"Gue minta maaf.. " ucap Chenle
"Buat? " dingin Renjun yang membuat siapapun yang mendengarnya pasti kesal namun berbeda dengan Chenle yang sudah terbiasa mengenai hal tersebut. "Soal salah faham waktu itu. " jawab Chenle namun Renjun sama sekali tak merespon apapun membuat suasana semakin canggung.

Hingga kemudian Renjun berpindah dan merangkul Chenle dengan tangan kirinya. "Gue maafin lo kok. " jawab Renjun sambil tersenyum membuat Echa dan Chenle bahagia.

"Gue seneng deh liat kalian akur kayak gini. " tutur Echa setelah melihat senyuman dari keduanya.

Setelah berpincang cukup banyak di rumah Renjun, Chenle mengantar Echa pulang ke panti dan seperti biasa Bu Sekar selalu meminta untuk Chenle mampir sejenak dan Chenle pun tak pernah keberatan.

Bu Sekar meminta Chenle untuk mengantarkan Echa ke pasar untuk belanja bulanan karena beberapa stok makanan juga sudah habis.

Saat sedang sibuk memilah sayuran mata Chenle teralihkan dengan sebuah benda hijau yang terasa aneh baginya.

"Ca, beli ini!! " ucap Chenle sambil mengangkat benda hijau tersebut.
"Di panti masih ada banyak, lagi pula anak-anak panti kurang suka. "
"Emangnya ini apa? " tanyanya dengan wajah yang sangat menggemaskan membuat Echa tak bisa menahan tawanya.
"Astaga lo seriusan gak tau itu apa? " dan Chenle menggelengkan kepalanya.

"Ini itu namanya sayuran kangkung.. "
"King Kong? " polosnya sambil meragakan pose khas king kong membuat Echa tak bisa henti tertawa.
"Kangkung Chenle, kangkung bukan king kong. " jawab Echa sambil terus tertawa.

Saat sedang sibuk memilah ikan Echa tak sengaja melihat Chenle yang menjadi diam mungkin dia masih merasa malu atas kejadian kangkung tadi, membuat Echa gemas dengan tingkah Chenle.

"Astagaa... Anak piyik ini gemesin banget sihh kalo lagi malu-malu gini..!!!" ujar Echa sambil menguyel kedua pipi Chenle membuat pipinya menjadi merah.
"Echaa tangan lo bau anyirr!! " teriak Chenle membuat semua orang terkejut.
"Astaga.. Astaga.. Siapa ini yang pipinya memerah gitu.. Hahahha... " puas Echa setelah melihat Chenle yang semakin malu.

"Yaampun neng Echa udahan atuh godain pacarnya kasian tuh si Aa nya udah merah-merah gitu mukanya. " ujar Bapak-bapak penjual ikan.
"Pacar..?? " gumam Echa.










































"Bibir bisa saja mengatakan kebohongan namun mata tak pernah bisa mengingkarinya. "

















~TBC

Cold! || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang