TIGAPULUH LIMA

103 14 4
                                    

Kinan berjalan diarea rumah sakit hendak pulang kerumahnya setelah menjenguk temannya yang dirawat dirumah sakit tersebut. Hingga seorang anak kecil menabrak tubuhnya.

"Aduhh... " ucap keduanya.
"Maafkan Cici Tante. " ucapnya menggemaskan.

"Astaga. Tidak apa-apa, kenapa berjalan-jalan sendiri dimana Mamah mu?"
"Ibu sedang membelikan obat untuk Cici. "

Kinan membawa Cici untuk duduk dibangku yang berada didekatnya.

"Kenapa anak manis ada ditempat ini? "
"Seinget Cici, Cici itu lagi nyebrang terus ada mobil yang nabrak Cici. Jadi Cici tinggal disini deh. "

Kinan merasa kasian pada Cici, diusianya yang masih muda dia harus menginjakkan kaki di rumah sakit.

"Tante punya cake buat kamu. Ini makan... " ujarnya sambil mengeluarkan sebuah cake kecil dari kantung kereseknya yang hendak ia berikan pada temannya namun tak jadi karena temannya alergi stroberi.

"Wahhh cake strawberry!! " ucap Cici dengan gembira sambil memakannya.

Melihat reaksi Cici membuatnya teringat akan Ochit anaknya yang selalu senang ketika dia berikan cake strawberry.

Kinan mengantar Cici kembali ke ruang inapnya begitu sampai disana terlihat Bu Sekar yang panik dan dua orang suster yang berusaha menenangkannya.

"Ibu... " Teriak Cici sambil berlari dan memeluknya.
"Astaga nak, Cici kamu kemana sih ibu khawatir tau.. " ucapnya sambil membenarkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Cici.

"Tadi Cici lagi jalan-jalan terus ketemu sama Tante ini, Ibu tau gak Tante ini baik loh udah ngasih Cici cake strawberry kesukaannya Cici. "
"Oh iya?? "

"Mari Bu masuk sebentar. " Ajak Bu Sekar
"Baik Bu.. " jawab Kinan tanpa penolakan

Bu Sekar mengucapkan banyak terimakasih pada Kinan karena sudah berbaik hati mengantarkan Cici kembali ke ruang inapnya. Selain itu Bu Sekar juga bercerita tentang kronologi kecelakaan Cici hingga betapa aktifnya anak perempuan itu.

"Dia selalu mengikuti apa yang Kakaknya lakuin. Begitupun dengan makanan favoritnya. Cici dan kakaknya sama-sama suka cake strawberry. "

Kinan tersenyum mendengar penuturan Bu Sekar "Melihat Cici yang sangat senang ketika saya berikan cake strawberry membuat saya teringat akan anak saya. "
"Maaf kalo boleh saya tau, memangnya anak Ibu kenapa? "
"Entahlah saya harus mengatakannya bagaimana tapi yang jelas saya kehilangannya dan saya selalu berharap akan dipertemukan kembali. "
"Saya ikut berduka, semoga Ibu segera dipertemukan dengan anak Ibu. "
"Terimakasih. "

Setelah obrolan singkat dengan Ibu Sekar, Kinan beralih kesekolah untuk menjemput Chenle. Memang tak biasanya Chenle dijemput olehnya namun karena perdebatan tempo hari Kinan berinisiatif untuk mengembalikan mood Chenle.

Kinan menunggu Chenle didepan gerbang. Dari depannya dia melihat Chenle tengah bersama Renjun membicarakan sesuatu. Chenle terlihat banyak tertawa sedangkan Renjun hanya menunjukkan ekspresi kecilnya.

Renjun sangat terkejut begitu tiba dihadapan Kinan.

"Tante?? "
"Kenapa Lo udah kenal sama nyokap gue? " tanya Chenle
"Nyokap Lo? Nggak gue cuman pernah liat sekali. " jawab Renjun

"Jadi Lo belum kenal sama nyokap gue? Okelah gue bakalan kenalin secara resmi. Kenalin ini Mamah gue. Mamah Kinan. "

Renjun dan Mamahnya Chenle berjabat tangan dan memperkenalkan diri satu sama lain.

Renjun tiba di rumahnya dan disambut dengan Bi Narti dan Pamannya yang hendak mengantar Renjun untuk melakukan kemoterapi.

Sesampainya di rumah sakit Renjun tampak tegang badannya berkeringat dan tangannya bergetar hebat. Bu Narti memegang tangan Renjun.

Cold! || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang