S E P U L U H

217 31 0
                                    

Echa berjalan menjauhi area lapangan,  saat sudah dirasa jauh Echa menjatuhkan tubuhnya ke tanah. Lututnya terasa sangat lemas benar-benar lemas. Dia menangis terseguk-seguk.

Tanpa disadari Renjun ternyata mengikuti Echa sedari tadi tapi Renjun hanya bisa memperhatikan Echa dari belakang tanpa bisa melakukan hal lebih.

Akhirnya Renjun pergi meninggalkan Echa untuk memberinya ruang sedikit. Renjun berniat kembali ke stan kelasnya, namun ditengah pejalanan Renjun mendegar sebuah perktaan yang sangat menganggu dirinya.

"Oh jadi ini cowok yang nolongin si freak Echa!? "

Langkah Renjun terhenti begitu mendengar perkataan tersebut.

"Sama-sama freak jadi cocok. Ck. "
Renjun membalikan tubuhnya dan menghampiri pria yang mengatakan hal tersebut "Ngomong sekali lagi depan muka gue!! " tegas Renjun.

"Lo! Sama si Echa itu cocok karena sama-sama freak!! "

Bughh!! Satu pukulan mendarat diwajah laki-laki tersebut hingga tubuhnya terjatuh tak terima laki-laki tersebut membalas hal tersebut namun Renjun berhasil menghindari pukulan tersebut. Semua siswa mulai berkumpul mengelilingi perkelahian Renjun dan mulai bersorak.

"Berhenti!! Kenapa ini? Ada apa? " teriak seorang guru dari jauh, semua orang berhamburan pergi hingga tersisa Renjun dan siswa laki-laki tersebut. "Kalian ikut ke ruangan saya!! SEKARANG!! "

Echa berjalan diantara kerumunan orang-orang yang fokus dengan ponsel digenggaman mereka masing-masing.

"Heh Echa, gara-gara lo Renjun jadi masuk ruang guru tuh! "
"Hah? "
"Pake pura-pura bego lagi, lo liat aja sendiri di group sekolah. "

Karena penasaran apa yang terjadi Echa merogoh ponselnya dari celana olahraganya dan mencari tempat sepi untuk membukanya. Disana memperlihatkan dari awal ketika siswa tersebut mengatakan freak kepada Renjun hingga Renjun memukulnya kemudian berkahir dengan kehadiran wakil kepala sekolah.

"Gue harus cari Renjun. " gumam Echa karema entah kenapa Echa merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Renjun.

Renjun keluar dari ruangan guru tersebut dan mengacak-acak rambutnya sambil merasakan perih diwajahya. Renjun mendapatkan hukuman membersihkan lapangan indoor selama satu minggu.

Echa menemukan Renjun yang duduk disalah satu bangku, Echa berniat menghampirinya dengan membawa sebuah kotak P3K Echa berlari perlahan mendekati Renjun.

Renjun menatap aneh pada Echa yang tiba-tiba duduk disampingnya dan sibuk mengorek kotak yang dibawanya.

"Mau apa lo? "
"Udah diem gausah bawel, sini deketan. "

Saat sedang sibuk mengobati luka diwajahnya, Renjun melihat dari belakang tubuh Echa seseorang yang tengah memotret mereka dan dengan spontan Renjun menepis tangan Echa membuatnya terkejut.

"Gausah sok baik lo. " Echa tampak tersentak mendengar perkataan kasar Renjun. Renjun bangkit dan hendak pergi namun Echa menahannya.
"Gue kan cuma mau ngobatin luka lo."
"Gue gak perlu bantuan lo dan satu lagi lo gausah ke pd-an, gue berantem bukan karena gue belain lo, ngerti? " Echa sekali lagi terkejut, setiap perkataan yang dilontarkan Renjun selalu berhasil melukai salah satu ruang dihatinya. Renjun pergi meninggalkan Echa sendiri setelah menyadari kehadiran Chenle.

"Echa..!! " panik Chenle sambil menangkap tubuh Echa yang hampir terjatuh karena lemas. "Ayok gue anter lo ke uks. "

Saat berada di UKS pun Echa masih tetap memikirkan perkataan Renjun, hal tersebut membuatnya terasa sakit hati dan menangis.

"Ehh lo kenapa nangis? " tanya Chenle katema terkejut melihat Echa meneteskan air mata.
"G-gue gapapa kok mungkin karena kecapean aja. " ujar Echa berusaha meyakinkan.
"Lo mau pulang aja? " tanya Chenle meyakinkan karena dilihat dari kondisi Echa, tak memungkinkan untuknya terus mengikuti kegiatan sekolah.

Akhirnya setelah dipaksa Echa mau diantarkan pulang oleh Chenle.
"Sorry yaa gue ngerepotin lo terus. "
"Santai aja kali, lagian gue males juga disekolah. "
"Mmm ikut gue deh.. " Echa menarik tangan Chenle hingga ke atap panti disana banyak sekali hiasan-hiasan yanh sudah di tata secantik mungkin dan terdapat sebuah tenda mini dan kursi rotan yang lebar.

Dari atas sana Chenle dan Echa dapat melihat sekitar kota bahkan bangunan sekolah merekapun dapat terlihat.

"Wow... Ini lo yang buat? "
"Iya, biasanya gue kesini buat cari ketenangan sambil menghirup udara segar. "
"Jadi lo ngajakin gue kesini karena sekarang lo butuh ketenangan, iya? "
"Mmm... "

Echa tak menjawab pertanyaan Chenle dia hanya memejamkan matanya sambil merasakan angin yang berhembus meniup rambutnya, Chenle hanya memandangi wajah polos Echa yang sedang terpejam tanpa dia sadari seutas senyuman tersirat diwajahnya.

Chenle mengelus kepala Echa dengan gemas membuat Echa tersadar dari tidur sebentarnya dan beralih menatap Chenle dan dia hanya tersenyum, senyuman yang membuat Echa merasa tenang.

"Lo gausah takut buat lawan Lia bakalan selalu ada yang lindungin lo." ujar Chenle tanpa alasan.
"Hampir satu sekolah udah cap gue sebagai 'sling' nya Lia. "
"Gak semua ada satu cowok yang menilai lo dengan pendapat yang berbeda. "
"Maksudnya? "

Kini tertinggal Echa yang terdiam melamun semua pemikiran menyatu dalam kepalanya. Jika harus jujur, Echa kini tengah memikirkan Renjun.

"Tunggu. Udah beberapa kali ini setiap gue dalam bahaya Renjun pasti selalu dateng buat nolongin gue. Tapi gak mungkin dia bilang kan itu cuman kebetulan, tapi klasik banget deh kalo itu beneran alesannya. "
"Lagi mikirin apa sih ca, mukanya kok suntuk begitu? "
"Ibu.. "
"Kamu suka dengan anak laki-laki bernama Renjun itu? "
"Hah? Ibu apa-apaan sih gak mungkin-lah Echa suka sama cowok dingin, acuh dan angkuh kayak Renjun.  Gakdeh.. "
"Terus kamu suka sama Chenle? "
"Chenle? Ibu udah deh kok bahasnya suka-sukaan gitu sih. "
"Ibukan cuman tanya. Lagipula dilihat-lihat Renjun itu anak baik kok."
"Tapi bu, dia itu dingin super duper dingin banget beda beda banget deh sama Chenle yang cerah dan ceria. "
"Jadi kamu lebih nyaman sama Chenle..? " goda Bu Sekar mmebuat Echa terdiam cukup lama.
"Aaahh ibu gak gitu juga. "
"Udah-udah ayok masuk udah mau Sore. "

Sementara itu disekolah semua murid sibuk merapikan baksa acara tadi siang tak terkecuali Renjun, dia yang paling sibuk merapikan segalanya.

Lia mendekati Renjun yang sedang sibuk memindahkan barang-barang kedalam box.

"Kenapa? " tanya Renjun to the point setelah melihat Lia yang berdiri mengahalangi jalannya.
"Lo inget ini baik-baik Renjun, kalo gue liat Echa deketin lo lagi gue bakalan coba ratusan kali buat dia menderita. "

Renjun menyimpan box ditangannya ketanah dengan asal hingga terdengar suara yang cukup keras.

"Coba aja. Dan gue bakalan lindungin dia ribuan kali. " sinis Renjun dan langsung pergi meninggalkan Lia yang membeku ditempat.

Lia menghembuskan nafasnya kesal. "Echa!! Gue gabakal lepasin lo sampai kapanpun!! "


















































"Dia seorang malaikat pelindung yang bersembunyi dibalik topeng mengerikan. "






















~TBC

Cold! || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang