TUJUH BELAS

189 26 0
                                        

Echa merasa canggung duduk diantara keluarga Renjun.

"Jadi..?? " ucap Mamah Renjun secara tiba-tiba.
"Jadi? " bingung Renjun kemudian Papanya memberikan kode untuk mengenal Echa.

"O.. Oh.. Dia Echa teman Renjun. " ujar Renjun dan Echa hanya tersenyum menyapa.
"Teman saja, yakin? " tanya Mamanya kembali

"Dulu om sama tante juga temenan terus pas lulus kuliah menikah deh.. " potong Papa Renjun membuat Echa dan Renjun merasa semakin sesak.

Akhirnya Renjun mengajak Echa untuk berkeliling rumahnya lebih tepatnya taman rumahnya.

"Kalo siang pasti bagus banget pemandangannya." ucap Echa dan Renjun hanya tersenyum tipis.
"Lo belum jawab gue. "
"Ja-jawab? Jawab apa.. ? " gumam Echa pura-pura tak tahu
"Pertanyaan gue tadi. "
"Aa... Kayak gue balik sekarang deh udah malem soalnya, kesana kan pintu keluarnya. "
"Kesana arahnya. " tunjuk Renjun kearah yang berlawanan dan Echa kembali dengan wajah malunya.

Mamah, Papahnya meminta Renjun untuk mengantarkan Echa pulang karena sudah terlalu malam.

"Makasih udah anterin gue balik. " ujar Echa setelah turun dari motor Renjun.
"Ca, kalo gue bilang gue pengen lo jadi milik gue gimana? " perkataan Renjun tersebut berhasil membuat Echa terkejut setengah mati.

Saat didalam kamarnya Echa melemparkan tubuhnya keatas kasur dan mulai berguling kesana dan kemari sambil teriak kegirangan namun dia terhenti begitu sebuah pemikiran melintas dikepalanya.

"Chenle...? " sebenarnya Echa juga tak menganggap bahwa dia telah resmi menjadi kekasih Chenle kejadian itu yang membuat semua orang berpikir bahwa kini dia dan Chenle adalah sepasang kekasih.

Bahkan hingga esoknya Pikirannya tak bisa berhenti memikirkan status hubungannya dengan Chenle bahkan dia tak sadar bahwa sedari tadi Yeji memanggil namanya.

"Echa!! Lo kenapa sih? Dari tadi gue panggilin juga gak nyaut-nyaut. " kesal Yeji
"Emang iya? Aaa.. Maaf yaa maaf banget gue lagi gak fokus nih. "
"Emang kenapa si lo? " tanya Yeji sambil mereka lanjut berjalan kearah kelas mereka.
"Menurut lo gue sama Chenle udah jadian belum sih? "
"Udah. "
"Kok bisa gitu? "
"Kan lo yang bilang kalo lo itu pacar Chenle. " Echa terlihat menundukkan kepalanya ketika mendengar jawaban dari Yeji. "Lo kenapa sih kok murung gitu? "

Echa dan Yeji tiba dikelas semua siswa menyapa mereka, Yeji meminta teman disebelah meja Echa untuk bertukar kursi dengannya agar dia dapat mendengar cerita Echa.

"Sebenarnya gue gak yakin sama perasaan gue sama Chenle. "
"Maksud lo?? "
"Yaa, sebelum kejadian itu Chenle emang sempet nyatain perasaannya ke gue tapi gue minta waktu sama dia karena gue belum yakin sama perasaan gue. "
"Terus omongan lo waktu itu? "
"Yaa gue ngomong gitu supaya Lia bebasin kita. " ujarnya menyesal.

"Selamat pagi anak-anak... " sapa seorang guru wanita yang tengah berbadan dua dan dibelakangnya ada Renjun yang mengekorinya.

Echa terkejut melihat Renjun ada didepan matanya sekarang Yeji menyadari hal itu dan dari situ dia tahu bahwa Echa sebenarnya menyukai Renjun.

"Mulai hari ini hingga tiga minggu kedepan setiap pelajaran Matematika akan diajar oleh teman kalian. Ini juga sebagai hukuman yang dinilai tepat dan sekalian sekolah mencari guru pengganti, untuk sementara kalian akan diajari oleh teman kalian ini,  silahkan perkenalan diri. "

Renjun melangkahkan kakinya kedepan "Halo nama gu-saya- "
"Renjun!! " teriak semua anak wanita dikelas kecuali Echa dan Yeji.

Renjun sedikit terkejut mendengar hal tersebut "Saya Huang Renjun, mohon bantuannya.. " ucapnya dengan se-formal mungkin.

Jam pelajaran dimulai, Renjun memulainya dengan menulis materi di papan tulis beberala siswi terlihat curi-curi kesempatan untuk memotret Renjun dari belakang, membuat Echa berdecak kesal melihatnya.

"Permisi!! " teriak Echa sambil mengangkat tangannya membuat kedua siswa tadi dengan segera menyembunyikan ponselnya.

"Kenapa? " tanya Renjun
"Tolong geseran gak keliatan abisnya. " ujar Echa yang kemudian menatap sinis ke kedua siswi tadi.

Renjun menuruti perkataan Echa dan kembali menulis, kedua siswi tadi terlihat berdecak kesal karena tubuh Renjun kini terhalangi salah satu siswa lain sehingga hanya terlihat bagian kepalanya saja.

Bel istirahat berbunyi.

"Baiklah sampai sini pelajaran saya hari ini, terimakasih kerja kerasnya.. "
"Tidak, tidak kami yang terimakasih pasti sulit berbicara banyak-banyak. " goda salah satu siswi membuat Renjun tersenyum tipis, membuat siswi-siswi tersebut histeris setelah menyaksikan senyuman langla dari seorang Huang Renjun.

Echa menghentakan kakinya keras-keras "Ayo Ji kita ke KANTIN. " sinis Echa dan Renjun hanya tersenyum menatap kepergian Echa dengan wajah cemberutnya.

Wajah Echa sudah seperti banteng yang biasa ada di rodeo membuat Yeji sedikit ketakutan namun Echa tetaplah Echa dia selalu terlihat menggemaskan selepas apapun yang dia lakukan.

"Echa, are u ok? "
"Eehhh ngeselin benget sih!! " sentak Echa menggertak meja membuat semua orang dikantin menatapnya kebingungan dan Yeji hanya bisa menutup wajahnya malu dengan kelakuan Echa.

"Gue denger-denger sih nih yaa katanya si Chenle dijauhin sama Renjun karena dia rebut si Echa dari Renjun. "
"Wahh yang bener lu? Asik nih drama, Lia kagak ada ehh kakaknya yang beraksi. "

Mendengar obrolan kedua siswa di sampingnya membuat Echa terdiam kesal dan tiba-tiba dia mendapatkan sebuah ide untuk mengerjai salah satu siswa tersebut dengan sengaja menumpahkan sambal ke makanannya.

"Ehh ehh sorry gue gak sengaja. " ujar Echa mendramatisir
"Lo nantangin hah? jangan mentang-mentang lo pacarnya si Chenle jadi lo seenaknya. " marah siswa tersebut

"Ehh udahlah Daf gausah ribut, lagian si Echa kan udah minta maaf. " lerai Yeji
"Yaa gak bisa gitu lah.. " ujar Dafa sambil melayangkan tangannya.

"Cupu!! " ujar Renjun, tak terlalu keras namun cukup terdengar oleh banyak orang.

Tangan Dafa tertahan dan beralih untuk menatap Renjun dari jauh.
"Maksud lo apa hah? "
"Cupu, lo cupu karena berani sama cewek. "

Semua siswa terlihat saling berbisik dan membuat Dafa merasa terpojokan hingga akhirnya dia memilih untuk meninggalkan tempat tersebut. Sebagian siswa masih tetap bergunjing membicarakan Renjun yang secara tak langsung menolong Echa.

"Kenapa? Apa tempat ini udah berubah jadi bioskop? " dinginnya dan langsung berhasil membubarkan segerombolan siswa yang bergunjing tentangnya.





































"Baik hati maupun bibir masih belum dapat mengakui rasa cinta yang sebenarnya sudah tertanam sejak lama. "


















~TBC

Cold! || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang