Akhirnya Renjun dan Echa bersama melwati kota dengan motor yang dikendarai oleh Renjun, dia membawanya dengan kecepatan normal membuat Echa dapat merasakan sedikit angin yang tertiup dari sana dan sini.
Echa tak sadar bahwa sedari tadi Renjun memperhatikannya lewat pantulan kaca spion motornya. Lupa tak melihat jalan motornya tak sengaja lewati lubang membuat Echa melingkarkan tangannya dipinggang Renjun.
"So-sorry.. " ucap Echa gelagapan.
"Gue yang salah. " jawab Renjun singkat.Rupanya Renjun tak mengajak Echa kembali ke panti melainkan ke tepi danau tempo hari Chenle ajak.
"Kok kesini? "
"Belum jamnya pulang. "
"Maksudnya?? " tanya Echa tidak mengerti perkataan Renjun.
"Huuhh maksud gue, Bu Sekar bakalan curiga kalo lo balik jam segini. " setelah itu barulah Echa mengerti, benar juga yang dikatakan Renjun."Lo lagi gak mikirin buat nge-bohong lagi, kan? "
"Eumm... mmm enggak kok. "Renjun beralih untuk naik keatas rumah pohon dan kemudian mengajak Echa untuk ikut serta.
"Gamau ahh, gue gak bisa naiknya.. Gue takut. "
"Ngapain takut segala itukan ada tangganya. "
"Gamau takut gue. "
"Coba aja naik dulu. "Akhirnya Echa menurut dan mulai menaiki satu persatu anak tangga yang menempel pada batang pohon tersebut ketika hampir sampai Echa melihat kebawah dan seketika kakinya bergemetar.
"Aaahh.. Gue takut.. Gue lemes banget astagaaa Renjun tolonging gue gue mau jatoh nih.. "
"Lebai deh bentar lagi nyampe juga. "
"Ihh seriusan, seriusan lutut gue lemes benget. "Karena melihat Echa yang benar-benar ketakutan akhirnya Renjun mengulurkan tangannya dan meraih tangan Echa untuk menariknya keatas. Saat tiba diatas tubuh Echa tak sengaja menimpa Renjun hingga akhirnya mereka berakhir dengan saling menatap dari jarak yang bisa dibilang cukup dekat.
Setelah kejadian tadi suasana berubah menjadi canggung tak ada yang memulai pembicaraan. Tapi mustahil juga jika Renjun yang memulai pembicaraan.
"Tumben banget lo skip jam pelajaran. " ujar Echa yang mulai bosan dengan suasana canggung tadi, taada jawaban.
"Yaampun apasi yang lo arepin dari cowok modelan kek si Renjun. " gerutu Echa di dalam hatinya.
Renjun bangkit dari duduknya dan berniat untuk turun dari rumah pohon.
"Ehh ehh mau kemana lo? " tanya Echa yang panik karena dia mengira bahwa Renjun akan meninggalkannya.
"Ikut aja gausah banyak tanya. " Echa mengikuti perkataan Renjun."Mau kemana si?? " tanya Echa setelah turun.
"Ikut gue!! " ujar Renjun sambil menarik tangan Echa ketepian danau.Ternyata Renjun mengajak Echa untuk menaiki perahu dan mengelilingi danau, Echa terlihat sangat senang meskipun sedikit takut tapi Echa menikmatinya.
Saat sedang sibuk melihat pemandangan disekitar tiba-tiba terbesit ide gila dan sedikit nekat dari seorang Echa, yaitu mencimpratkan air ke tubuh Renjun.
Echa mencelumkan sedikit tangannya dan kemudian mencipratkannya kewajah Renjun, Renjun yang kaget hanya menatap Echa dengan tatapan dinginnya membuat Echa ingin kabur saja rasanya.
Merasa gagal Echa cemberut dan menundukkan kepalanya namun siapa sangka ternyata Renjun membalas hal tersebut dengan melakukan hal yang sama. Merasakan dapat lapu hijau Echa kembali mencipratkan air kewajah Renjun hingga akhirnya mereka saling serang.
Ditengah-tengah permainan mereka Renjun tersenyum dan Echa menyadari hal tersebut.
"Lo senyum tadi? " mendengar perkataan tersebut membuat Renjun kembali terdiam.
"Nggak. "
"Boong, gue tadi liat lo senyum. "
"Salah liat kali lo. "
"Lo senyumkan tadi?? Senyumkan, senyumkan... " melihat tingah Echa yang menggemaskan membuat Renjun tak kuasa menahan senyumannya.
"Tuhkann senyum, akhirnyaaa Huang Renjun senyum ke gue.. " teriaknya gembira dan tanpa sadar membuat perahunya goyang hingga akan terjatuh namun beruntung Renjun menangkap tangan Echa sehingga dia tak terjatuh kedanau.
"Ceroboh.. " ujar Renjun sambil tersenyum tipis tapi entah mengapa Echa merasakan sesuatu didalam hatinya.Setelah menepi Renjun kini membawa Echa kembali ke panti karena sudah sore dan jam sekolah juga sudah berakhir.
"Gue boleh tanya ga? Tapi lo harus jawab. " ujar Echa dengan sedikit keras karena mereka sedang diatas motor.
"Dari tadi lo juga nanya terus. "
"Tapi gapernah dijawab. Pokoknya lo harus jawab. "
"Iyaa.. "
"Lo sama Chenle temenan dari kapan? "
"Dari kelas sepuluh. "
"Dari awal masuk sekolah? "
"Nggak juga. "
"Owhhh, Chenle orangnya baik ya, perhatian juga. "
"Kenapa? Lo suka sama dia, kalo lo suka sama dia kenapa tadi lo gak milih Chenle buat anterin lo balik? " terdiam. Echa benar-benar terdiam.Akhirnya Renjun dan Echa tiba di depan panti, Echa masih saja terdiam dia tak sadar bahwa mereka kini sudah tiba.
"Gaakan turun? "
"Hah, eh? Udah nyampe? "
"Udah dari 10 menit yang lalu. "
"Astaga sorry.. sorry tadi gue ngelamun. "
"Mikirin soal tadi? "
"Soal apa? " tanga Echa pura-pura polos"Echa!! " terdengar suara Chenle dari dalam panti.
Akhirnya Renjun singgah dahulu awalnya Renjun tidak mau tapu karena pemintaan Bu Sekar akhirnya Renjun mengiyakannya.
"Diminum dulu nak jus nya. "
"Iyaa bu makasih. " ujar Renjun sambil menyeruput jus jeruk yang sengaja disediakan Bu Sekar.
"Kok kalian pulang misah gitu sih? "Saat hendak mengatakan sesuatu Renjun mencubit tangan Echa untuk mengisyaratkan agar Echa tak berusaha berbohong lagi.
"Iya Bu, kita tadi pulang duluan. " jawab Renjun
"Ohhh.. " untung saja Bu Sekar tak bertanya lebih dalam mengenai hal tersebut.Kini tinggal mereka bertiga yang berada di ruang tengah, hening tak ada satupun yang berbicara mereka sibuk dengan dunia mereka masing-masing.
"Lo mau balik bareng sama gue? " tanya Renjun pada Chenle.
"Lo mau balik? " tanya Chenle dan Renjun menjawabnya dengan mimik wajah yang menyiratkan 'iya'
"Lo duluan aja, gue nanti naik taxi aja. " ujar Chenle, sebelum beralih pergi Renjun dan Echa saling bertatap.Entah mengapa dari sorotan matanya terlihat jelas bahwa Renjun tak nyaman meninggalkan Echa bersama Chenle.
Chenle membantu Echa merapikan bekas minuman mereka tadi dan saat hendak mencuci piring kotor tangan mereka mengambil benda yang sama. Echa dan Chenle sama-sama terkejut hingga akhirnya Chenle beralih untuk merapikan piring-piring yang sudah bersih.
Chenle dan Echa kini berada di atap panti untuk menyaksikan matahari terbenam.
"Ca.. " panggil Chenle
"Hmm?? "
"Kayaknya gue jatuh cinta sama lo. "
"Hah? " tak bohong Echa mendengar dengan jelas perkataan Chenle namun karena dia terkejut Echa hanya mengatakan tersebut.
"Lo maukan jadi pacar gue? "
"Pa-pacar? Gue.. gue belum yakin le. "Chenle meraih tangan Echa "Yaudah pelan-pelan aja, gue mau nunggu lo kok."
Echa hanya menatap kosong wajah Chenle dia tak tahu harus berkata apa.
"Aku selalu yakin bahwa perasaanku tak pernah salah, namun kali ini aku meragukannya. "
~TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold! || Huang Renjun
Fanfiction[END] Seorang gadis yang menyangka bahwa seorang pria telah menyelamatkannya dari berbagai kemalangan yang sudah bagaikan makanan sehari-harinya. Namun dia salah, pria tersebut yang dikenal sebagai Jack Frost yang memiliki hati sedingin ES hanya mem...