E N A M

248 31 0
                                    

Echa melihat Renjun sedang duduk di bangku taman sendirian, Echa mencuri kesempatan tersebut untuk mengbrol berdua bersama Renjun, untuk sekedar mengucapkan rasa terimakasih.

"Makasih ya.. " ucapnya
"Buat apa?  "
"Karena lo udah nolongin gue tadi pagi. " jelas Echa
"Kebetulan. " acuhnya,  sebenarnya Echa kesal dengan jawaban singkat yang dikatakan Renjun.

Renjun pergi begitu saja meninggalkan Echa yang mamatung dengan emosi yang dia coba tahan. Renjun dan Chenle sudah bermapitan pulang sejak setengah jam yang lalu, kini tinggal Echa yang sedang membereskan sisa makanan yang tertinggal di taman belakang.

Saat sedang sibuk memunguti bungkus plastik Echa menemukan sebuah gelang tali berwarna merah yang tampak tak asing. Benar itu milik Renjun.

Tanpa pikir panjang Echa membawa gelang tersebut kedalam siapa tahu Renjun nanti menanyakannya dan sja bisa langsung memberikan gelangnya.

Malam ini entah kenapa Echa tak dapat tidur cepat dia terus memandangi gelang milik Renjun yang ada di tangannya.

"Ishh... Dasar cowok dingin. " gerutunya kesal kemudian

Keesokan harinya seperti biasa Echa pergi kesekolah dengan menggunakan angkutan umum, dari jauh Echa melihat Chenle yang sedang berdiri menunggu seseorang bersama Renjun.

Echa turun dari mobilnya, Chenle tersenyum cerah kearah Echa sedangkan Renjun hanya mengekorinya. Meskipun yang tersenyum padanya adalah Chenle tapi pandangan Echa justru hanya terfokus kepada Renjun yang terlihat sangat acuh.

"Pagi Ca.. " sapa Chenle
"Em, pagi juga. Pagi Renjun!? "
"Hmm... " dehem Renjun

Chenle tersenyum malu dengan kelakuan Renjun.
"Masuk yukk!! " ajak Chenle mengalihkan pembicaraan

Chenle, Echa dan Renjun berjalan bersamaan memasuki area sekolah tanpa mereka sadari dari arah berlawanan Lia dkk memperhatikan mereka dan terlihat sangat geram dengan Echa yang berjalan berdampingan dengan Renjun.

Lia semakin kesal begitu melihat Renjun yang curi-curi pandang dengan Echa yang sedang bercanda tawa dengan Chenle.

"Awas aja lo!! " geram Lia

*tring... tring... tring...

Hari ini sekolah hanya setengah hari karena lusa nanti akan diadakan pensi ulang tahun sekolah, jadi dua hari kedepan sekolah akan lebih cepat.

Saat Echa sedang sibuk merapikan tasnya tiba-tiba seseorang menjambak rambutnya dari belakang membuatnya teriak kesakitan.

Echa digeret menuju toilet sekolah, Yeji yang siap dengan tas milik Echa dengan cepat mengeluarkan segala isi tas Echa ke lantai.

"Jangan Yeji gue mohon jangan. " Echa terus memohon tapi percuma saja tak ada yang mendengarkannya, sementara itu Yeri perlahan mencengkram rambutnya dengan kencang.

Tak selang berapa lama Lia dan Lisa muncul dengan ember yang yang berisikan air bekas pel an,  Echa terlihat khawatir dia tahu bahwa air itu akan mendarat pada tubuhnya.

"Lepasin dia!!  " titah Lia dan Yeri menurutinya dengan membuat Echa duduk berlutut dihadapannya dan tanpa basa-basi air dalam ember tersebut kini berpindah membasahi tubuh Echa.

Lisa berinusuatif untuk melepaskan sepatu,  kaos kaki dan dasi Echa lalu membuangnya ke closet. Mereka semua tertawa melihat Echa yang sengsara, sedangkan Echa hanya menunduk menangis tanpa bisa melakukan perlawanan.

"Ini akibatnya kalo lo berani, rebut milik gue!! " tegas Lia.

Echa meraba setiap lantainya dia berusaha bangkit tapi tenaganya sudah terkuras habis, setiap dia mencoba untuk bangkit dia akan kembali terjatuh.

"Hahaha mau kabur lo? Berdiri aja gak bisa hahaha.. " ledek Lisa
"Kayaknya gue belum puas nih Lia. " ujar Yeji
"Gimana kalo kiya ceburin dia ke kolam di belakang? " usul Lia

"Jangan-jangan gue gak bisa renang,  gue mohon jangan... " mohon Echa
"Lebih bagus dong, kalo lo gak bisa berenang hahaha... "

Yeri dan Yeji menyeret Echa keluar toilet menuju kolam renang, beberapa kali Echa berusaha berontak dan kabur namun kekuatannya tak seimbang dengan dua orang yang menyeretnya.

Echa menatap takut kearah air yang menggenang di hadapannya, dia tak pernah menyangka akan berakhir seperti ini.

"1... 2... 3!!! " dengan hitungan mundur Yeri dan Yeji mendorong tubuh Echa masuk kedalam kolam dengan kedalaman 4 meter.

Echa terlihat berjuang untuk bernapas dia ingin sekali berteriak meminta tolong tapu mendadak mulutnya tak bisa mengeluarkan suara dia hanya bisa menggerakan tubuh untuk menggapai permukaan air atau untuk meminta pertolongan.

*brak... Suara pintu terbanting cukup keras hingga bergema

"ECHA!! " teriak Renjun dari arah pintu masuk dia berlari dengan sangat cepat sambil membuka jaketnya kemudian menceburkan tubuhnya untuk menolong Echa.

"Aduh gawa nih!! Ayo kabur!! Kabur!!  " panik Yeri
"Tapi Rejun!? "
"Lupain Lia, kita pergi dulu dari ini!!  " ujar Yeji yang ikut panik

Renjun membawa tubuh Echa yang sudah tak sadarkan diri ketepian, Renjun segera keluar daru kolam dan berusaha memberikan pertolongan pertama untuk Echa.

"Echa!! Bangun ca!! Echa!! " panik Renjun sambil menepuk-nepuk pelan pipi Echa.

Echa terlihat batuk-batuk dan mengeluarkan air dari mulutnya,  mengetahui hal tersebut Renjun dengan segera membawa Echa ke ruangan UKS dan memberikannya tabung oksigen. Echa mulai kembali bernafas dengan normal.

Renjun menutupi are intim Echa dengan jaket yang sempat dia lepas tadi.

Echa perlahan sadar namun saat itu langit sudah gelap, itu artinya sekarang sudah malam. Echa beranjak dari ranjangnya dan berjalan kearah pintu keluar namun saat hendak membuka pintunya Echa terkejut melihat Renjun yang tertidur di sofa yang tersedia di ruangan tersebut.

"Renjun?  " memorinya memutar kejadian saat dia hampir mati tenggelam kemudian Echa mendengar sebuah suara yang menyebutkan namanya.

"Jadi dia yang nolongin gue? "


































"Aku tak pernah menyangka bahwa ini akan menjadi awal dari semuanya. "







~TBC

Cold! || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang