DUAPULUH LIMA

131 18 0
                                    

Echa diam berdiri menunggu seseorang dengan susu kotak dan roti lapis ditangannya.

"Ketemu. Renjun!! " panggil Echa dari jauh. "Buat lo.. "

Renjun merasa kebingungan dengan sikap aneh Echa, tapi apapun itu Echa memang aneh dimatanya.

"Loh ada lo ca? " ucap Chenle yang baru saja datang.
"Iyaa.. "
"Gimana kalo kita ngantin bareng? " usul Chenle
"Lo duluan aja gue mau ke perpustakaan."
"Ehh ehh gaada-gaada lo juga harus ikut gaada penolakan. " Echa mentertawakan kelakukan dua sahabat ini.

Ketika sedang sibuk menyantap makan siang mereka, Aisha datang dengan nampan makan miliknya.

"Boleh gabungkan? " tanyanya

Echa hendak melarangnya namun tiba-tiba Renjun bersuara.
"Duduk aja, lagi pula ini tempat umum. "

"Ini cewek carmuk yang lo ceritain ca? " bisik Yeji ketelinga Echa dan Echa hanya mengangguk dan menyipitkan matanya.

Echa makan dengan sedikit berat hati dengan kehadiran Aisha diantara mereka, saat sedang sibuk membolak-balik makannya pandangannya teralihkan pada Renjun dan makanannya. Lagi-lagi dia tidak memakan daging olahannya.

"Apa dia punya alergi? " tanyanya dalam hati.

Echa ingin sekali mengetahui alasan dibalik kebiasaan makan Renjun yang bisa dibilang cukup pemilih, namun ia sadar bahwa pertanyaan itu akan mengantarnya memancing emosi Renjun.

Tiba-tiba saja Renjun menjatuhkan sendok yang dipegangnya membuat pandangan satu meja tersebut beralih padanya.

Wajah Renjun terlihat begitu panik setelah menjatuhkan sendoknya membuat semua orang ikut khawatir.

"Renjun Lo gapapa? " Tanya Chenle yang tahu jelas bagaimana kondisi Renjun bukannya menjawabnya langsung Renjun justru sejenak menatap wajah Echa.
"Gue gapapa. " Jawabanya setelahnya.

Renjun berjalan dengan tertatih-tatih  ke toilet umum untuk mencuci tangannya namun siapa sangka disana Echa mencegatnya dan membawanya pergi ke area yang cukup sepi.

"Kenapa? " Tanya Renjun setelah melihat wajah ragu Echa.
"Gue, gue cuman penasaran sama Lo. "
"Penasaran apanya? "
"Lo itu aneh. "
"Aneh apanya? Lo kali yang aneh, katanya suka sama Chenle tapi giliran diajakin pacaran malah minta waktu. " ujarnya sambil tersenyum kemudian meninggalkan Echa begitu saja yang belum menyelesaikan rasa keingintahuanya.

"Tunggu!! " cegah Echa
"Ada apa lagi? "
"Ini!! " Echa menyimpan sebuah syal bewarna merah ke tangan Renjun.
"Buat apaan? "
"Kalo besok pas diperlombaan Lo pake syal itu, itu artinya Lo juga suka sama gue. Gue gamau kalo selama ini cinta gue bertepuk sebelah tangan dan gue nyesel karena udah sia-siain Chenle cuman buat ngejar Lo. "

Renjun tak sanggup berkata-kata gadis ini memang menyimpan begitu banyak kejutan membuatnya semakin tertarik pada gadis tersebut.

Saat jam pulang tiba, Echa melihat bahwa Renjun dijemput oleh kedua orang tuanya. Echa melihat Bu Arum, Mamah Renjun memakaikan jaket pada tubuh Renjun.

Rasa keponya semakin meningkat setelah melihat hal tersebut.
"Jangan lupa besok hadir ke perlombaan." ucap Yeji sambil merangkul Echa dari belakang.
"Iyaa.. iyaa pasti kalo soal itu. "

Setibanya di panti Echa bergegas berganti pakaian dan merapikan beberapa stel bajunya yang baru saja selesai di gosok. Ponsel Echa berdering dari layar ponsel tersebut muncul sebuah nama. Chenle.

"Iyaa Le, ada apa? "
"Gue boleh gak minta sesuatu. "
"Sesuatu? Sesuatu apaan sih, jangan sok bikin penasaran deh. "
"Gue minta kalo besok tim gue menang, gue mau Lo jawab pernyataan cinta gue waktu itu. "

Cold! || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang