DUAPULUH DELAPAN

122 18 0
                                    

Renjun tengah sibuk mencari sebuah buku diantara jajaran buku-buku yang telah ditata sedemikian rupa.

Ya, Renjun sedang berada disebuah tokok buku yang sebenarnya jaraknya jauh dari rumahnya, karena dia tahu bahwa setiap malam Rabu Echa selalu datang ke toko buku ini.

Dari dalam toko, Renjun menyaksikan Echa yang tersenyum indah sambil melambaikan tangannya kearah kepergian Chenle dari hadapannya.

Tak bisa dipungkiri bahwa Renjun sangat cemburu melihat hal tersebut, rasanya sangat menyesakkan.

Renjun bergegas kembali ke aktivitas awalnya begitu dia menyadari bahwa Echa melihatnya.

"Lo disini juga? " Tanya Echa yang kini sudah berada disampingnya.
"Iya. " Singkatnya, tapi Echa kini sudah terbiasa dengan hal itu.

Echa dan Renjun menghabiskan separuh malam mereka tak ada yang berbicara karena mereka disibukkan dengan buku yang dipegangnya masing-masing.

Jam menunjukkan pukul sepuluh malam, tokonya sebentar lagi akan tutup. Echa dan Renjun mulai merapikan buku-buku yang mereka bawa tadi ketempatnya.

"Gue anter ya!! " Ucap Renjun sambil meraih pergelangan tangan Echa.

Echa menatap tangannya yang dipegang Renjun membuat Renjun kini melepasnya.

"Udah malem juga. " tambahnya.

Berhenti bicara Renjun, kata-kata yang kau kelurkan semakin menunjukkan bahwa sebenarnya dia ingin lebih lama bersama Echa.

Entah kenapa Echa yang biasanya hebat dalam memecahkan situasi mendadak menjadi sangat pendiam. Mereka seperti kutub Utara dan kutub Selatan. Bersama namun tak saling berbicara.

"Oh! Lihat bintangnya banyak banget. "

Renjun mendekati Echa sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.

"Kita disini dulu yaa.. " ajak Echa sambil mengambil posisi untuk berbaring diatas rerumputan hijau.

Renjun mengiyakan hal tersebut dan ikut duduk disamping Echa yang tengah terpesona akan kecantikan langit malam tanpa disadari seseorang tengah menatapi keindahan wajahnya dibawah taburan bintang malam.

Echa terbangun begitu melihat sepasang kekasih yang saling berbagi kasih lewat ciuman mesra mereka. Renjun menyadari hal itu.

"Lo tau kenapa langit malam yang dipenuhi bintang adalah hal yang romantis. "
"Engga, kenapa emang? "
"Bintang itu punya tujuh kelas yang akan menghasilkan warna yang berbeda dan tujuh klarifikasi itu disebut Oh Be A Fine Girl Kiss Me. Gue.. suka sama Lo. "




Hening....



"Gue mau balik aja. " Ucap Echa

Echa meminta untuk Renjun tidak usah mengantarnya hingga ke panti dengan alasan dia bisa pulang sendiri tapi nyatanya dia hanya tidak ingin membiarkan hatinya terus hanyut dengan perasaannya pada Renjun.

"ANAKKU!!! INI AYAHH NAK!! INI AYAHMU. " ucap seorang laki-laki yang cukup berumur dengan tiba-tiba sambil terus menggenggam erat kedua tangan Echa.

"Ayah? "
"Iyaa ini ayah nak, ayoo ikut sama ayah.. "
"Tapi yah... "
"Ayokk nak!! " ucapnya lembut namun lain dengan genggaman di tangannya begitu keras hingga membuat Echa meringis kesakitan.

Echa berusaha untuk melepaskan genggaman tersebut namun pria setengah baya itu malah meraih pundak Echa dan memaksanya untuk berjalan.

Dari arah samping datang Renjun dengan berlari dan langsung meninju pria mesum itu hingga tersungkur ke tanah dan pingsan.

Cold! || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang