T U J U H

256 32 0
                                        

Saat sibuk memperhatikan wajah Renjun,  tiba-tiba Renjun mulai bangun dari tidurnya dan menapaki wajah Echa dihadapannya.

"Ngapain lo?  " teriaknya sambil loncat dari tempatnya tidur.
"Aw.. Aw.. Aaww.. " ringisnya sambil memegang kepalanya karena bergetak tiba-tiba

"Makasih ya, lo udah nolongin gue lagi. " ujar Echa
"Kebetulan. " jawabnya. Lagi-lagi kebetulan sampai kapan Renjun akan mengatakan hal tersebut.

Diluar hujan deras dengan petir yang bergemuruh membuat listrik diseluruh kota padam tak terkecuali sekolah juga mengalami pemadaman listrik.

Echa berjalan dibelakang Renjun yang menyinari jalan mereka dengan ponsel miliknya karena ponsel Echa ada ditasnya yang ada di toilet.

*brag!! Suara benda terjatuh dengan cukup keras

Echa terkejut dan dengan cepat mendekati Renjun, bersembunyi dibelakangnya.

"Munduran!! " sinisnya, Echa sedikit mencibirkan bibirnya dan akhirnya mengikuti perkataan Renjun.

Akhirnya mereka tiba di salah satu toilet yang ada sekolah, Echa terus memandang Renjun berharap Renjun dapat membaca isi pikirannya.

"Lo sendiri sana!! "
"Tapikan di dalem gelap. " rengek Echa
"Ini toilet cewek! "
"Lagian kan gaada orang juga di dalemnya.. "
"Ada noh kuntilanak.. "
"Aahhh.. " teriak Echa ketakutan, Renjun hampir saja kelepasan tertawa setelah berhasil mengerjai Echa

"Udah sono masuk cepet!! " titah Renjun sambil mendorong pelang tubuh Echa untuk masuk ke toilet.

"Duh gue takut nih!! " rengek Echa di dalem toilet
"Cepet!! Gue tinggal nih. "
"Iyaa.. Iyaa bentar!! "

Entah dengan cara apa akhirnya Echa berhasil mendapatkan tas berserta isinya, Renjun baru sadar bahwa dari tadi Echa tak mengenakan alas kaki sama sekali dia menatapnya dengan miris.

"Yaudah ayok!! " ajaknya, Echa menurutinya kali ini sama seperti sebelumnya Echa berjalan dibelakang Renjun.

Renjun terus berjalan dengan sesekali melirik kebelakang lewat ujung matanya memastikan Echa masih dibelakangnya.

Hari semakin malam,  hujan besar sebelumnya sedikit meninggalkan gerimis tapi untungnya petirnya sudah hilang. Perjalanan dari toilet sekolah ke luar gerbang terasa sangat jauh dan entah kenapa bulu kuduk Echa mulai merinding dia merasakan seperti seseorang meniupinya dari belakang.

Dan tiba-tiba terdengar suara kucing bertengkar hingga menjatuhkan barang-barang. Echa yang terkejut berlari kearah Renjun dan memeluknya dari belakang diiringi dengan teriakan nyaringnya.

Renjun setengah kaget langsung melihat tangan Echa yang sudah melingkar di perutnya.

"Ehh.. Eh sorry tadi gue refleks. " ucap Echa sambil melepaskan pelukannya, tanpa menjawab Rejun kembali dengan langkahnya.

"Ikut gue! " titah Renjun
"Ke.. Kemana?? "
"Gue anterin lo pulang lagian jam segini angkutan umum udah gak ada. "

Saat Echa hendak berjalan dia menabrak punggung Renjun "Kenapa gak jalan?  " tanyanya spontan

Tiba-tiba renjun menunduk dan melepaskan sepatunya "Sini kaki lo. " Renjun memakaikan sepatunya di kaki Echa.

"Ma-makasih. " ucap Echa pelan
"Apa?? "
"Makasih.. " ucap Echa malu-malu

Setelah moment awkard tadi akhirnya Renjun mengatakan Echa pulang dengan dibonceng motor KTM525 miliknya.

Sesampainya di depan panti Echa terlihat ragu-ragu untuk masuk kedalam.

"Kenapa? "
"Gue takut Bu Sekar nanya-nanya ke gue. "
"Ya lo tinggal jawab aja. "
"Bukan gitu masalahnya, gue ga mungkin bilang yang sejujurnya sama Bu Sekar soal yang terjadi sama gue. "
"Terus lo mau bohong? "
"Terpaksa. "
"Sekali lo lakuin kebohongan, kedepannya pasti bakalan ada kebohongan-kebohongan yang lain. "
"Tapi gue gamau bikin Bu Sekar khawatir. "

Terlihat jelas sekali dari wajah Echa bahwa dia benar-benar panik, Renjun yang setengah tak tega akhirnya turun dari motornya dan menarik tanhan Echa untuk masuk kedalam.

"Renjun.. "
"Udah biar gue yang ngomong. "
Echa terlihat lebih tenang ketika Renjun mengatakan hal tersebut

"Echa!! Nak kenapa jam segini baru pulang? " panik Bu Sekar begitu melihat kedatangan Echa dengan Renjun.

"Maaf bu, tadi Echa kerja kelompok sama saya. " ucap Renjun
"Tapi kenapa bajumu lesuh? Tasmu? Tasmu juga basah. "
"Tadi kami sempet bercanda tante dan gak sengaja tasnya Echa kelempar. " alibi Renjun

"Astaga becandaan anak sma yaa memang, lain kali hati-hati yaa.. " ucap Bu Sekar, Renjun dan Echa terlihat lega karena Bu Sekar tak bertanya lebih.
"Nak Renjun makasih ya udah repot-repot antar Echa pulang. " lanjutnya

"Enggak kok tante, nggak ngerepotin sama sekali. " ucap Renjun sungkan

Saat hendak berpamitan pulang tiba-tiba hujan kembali deras, Renjun berdecak kesal ditambah batre ponsel yang sudah mati.

"Kamu tinggal saja disini semalam. "
"Gapapa kok tante, saya tunggu ujannya reda aja. "
"Ujannya sampe besok loh kayaknya, udah nginep aja yaa.. "
"Nggak ngerepotin nih tante? "
"Loh enggak dong, tapi kamu tidur di ruang tengah gapapa kan? "
"Iya... Tante gapapa kok. Makasih tante.. "

Renjun membenahkan tempat dimana dia akan tertidur dari arah lain Echa datang dengan membawakan Renjun bantal dan guling.

"Nih!! " Renjun mengambil bantal dna selimutnya dari tangan Echa tanpa mengatakan terimakasih atau apapun membuat Echa jengkel.

"Bilang makasih kek atau apa gitu. " jengkel Echa
"Emang gue yang minta lo buat bawain bantal? "
"Gue aja tadi bilang makasih pas lo nolongin gue. "
"Emang gue minta buat lo bilang makasih ke gue? "
"Cih. Dasar nyebelin. " sinis Echa sambil meninggalkan Renjun.

Tak sadar Renjun tersenyum tipis melihat tingkah Echa barusan dan Renjun tak sadar bahwa dari jauh Bu Sekar yang hendak memberikan Renjun bantal dan selimut menyaksikan moment menggemaskan antara Echa dan Renjun.











































"Dia selalu ada disaat aku membutuhkan pertolongan, hadirnya memberikanku kesempatan untuk hidup. "













~TBC

Cold! || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang