Echa dan Yeji tiba dikelas dan seperti yang sudah dinantikan semua orang kini berpandangan kearah Echa dan satu persatu menghampirinya, awalnya Echa merasa ketakutan namun Yeji berusaha meyakinkannya.
"Ca gue wakilin anak-anak kelas, kita minta maaf ya selama ini kita jahat sama lo. Sebenarnya kita lakuin itu karena kita takut sama Lia. Sorry ya ca.. " ucap salah satu siswa mewakili.
Echa tersenyum dan meraih tangah siswi tersebut "Kita bisa lupain kejadian itu, kita buat lembaran baru. Mau kan? "
"Mauu mau!! " semangat seluruh anak kelas.Entah bagaimana caranya mengungkapkan bahwa kepergian Lia membawa kehangatan sekolah yang selama ini telah lama lenyap.
Echa, Yeji dan beberapa temannya pergi ke kantin bersama entah kenapa suasan sekolah menjadi jauh lebih cerah dan menyenangkan tatapan yang biasanya selalu mengintimidasi kini berubah menjadi tatapan yang penuh dengan sapaan.
Dari jauh Echa melihat Renjun yang hendak berjalan kearahnya, Echa mengembangkan senyumannya dan berniat untuk menyapa Renjun namun ternyata Renjun hanya melewatinya begitu saja bahkan dia tak melirik sedikitpun, tampak raut kekecewaan di wajah Echa.
Semua menjadi ceria namun satu yang kini berubah sikapnya. Entah ini hanya perasaan Echa yang berlebihan namun itulah yang Echa rasakan, bahwa Renjun berubah.
"Ca lo gapapa? "
"Iya, gue gapapa ko. "Saat hendak berjalan menuju arah kantin mata Chenle menangkap sosok Renjun, dia menghampirinya dan meraih tangannya.
"Renjun.. "
"Lepaskan!! " tepisnya langsung, Chenle kebingungan dengan sikap Renjun."Yoo Zhong Chenle... Denger-denger katanya udah jadian sama Echa? Traktir dong broo.. Masa gaada traktiran. " ucap beberapa siswa yang merangkul pundak Chenle.
Mendengar hal tersebut membuat Renjun bergegas pergi namun Chenle menahannya.
"Renjun tunggu, gue jelasin dulu.. " langlah Renjun terhenti.
"Gue tau gue salah, tapi gue gabisa bohong kalo gue jatuh cinta sama Echa. "Renjun berbalik dan langsung menghajar wajah Chele hingga dja terjatuh dan membuat semua siswa terkejut. Renjun naik diatas tubuhnya dan meraih kerah bajunya dan terus menghajar wajah Chenle.
"Gue minta tolong buat jagain dia dan lo malah jatuh cinta sama dia. " ujarnya dengan emosi.
Chenle yang tak terima mulai melayangkan pukulannya hingga Renjun terdorong kebelakang.
"Itu salah lo sendiri, lo terlalu cupu buat ngakuin kalo lo sebenarnya suka sama Echa. " mulai tersulut emosi Renjun dan Chenle kembali saling memukul tak ada yang berani memisahkannya.
"Lo tau setiap Echa di deket lo dia selalu celaka, lo itu penyebab luka di hiduo Echa. " tambah Chenle
Echa dan Yeji datang dari arah berlawanan mereka terkejut melihat hal tersebut lebih terkejut lagi ketika dia mengetahui bahwa itu adalah Renjun dan Chenle. Echa bergegas berlari.
"Kenapa gaada yang misahin hah? " teriak Echa dan berusaha memisahkan Renjun dan Chenle.
"Ca jangan bahaya.. " teriak Yeji namun sama sekali tak digubris.Echa sempat terdorong pelan beberapa kali hingga dia tak sengaja terkena dorongan kuat dari Renjun hingga melayangkan tubuhnya.
"AaaaAakkk... " teriaknya membuat Chenle dan Renjun berhenti dan mengalihkan fokus mereka kepada Echa.
"Echa... Lo gapapa? Mana yang sakit? Mana yang luka? " khawatir Chenle.
Mereka tak sadar bahwa Renjun sudah tidak ada diantara mereka, kini dia berjalan mencari tempat sepi dan bersadar disebuah kursi merasakan rasa sakit diwajah dan di seluruh tubuhnya.
Pikirannya tiba-tiba teringat dengan semua perkataan Chenle, benar. Dia terlalu cupu untuk mengakui perasaannya sendiri dia selalu bersembunyi dibalik tubuh Chenle untuk melindungi gadis yang dia cintai.
"Semua anak dikelas gue tau kalo lo suka sama Echa. " ujar Yeji yang tiba-tiba datang. Renjun menatapnya dengan raut wajah "bagaimana bisa? "
"Kebaca jelas kali, sedingin apapun orang secuek apapun orang kalo soal cinta siapapun pasti bakalan lemah dihadapnnya begitupun dengan lo alasan kenapa Lia selalu bully Echa itu karena dia tahu kalo lo suka sama Echa dan dia merasa tersaingi. " jelas Yeji"Gue banyak ngomong kayaknya, nih... Echa minta gue buat ngasihin kotak obat ini, jangan lupa dipake. " ujar Yeji lalu pergi setelah memberikan Renjun kotak obat yang dibilangnya titipan dari Echa.
Renjun hanya menatap kosong kotak obat tersebut. Saat pulang sekolah Echa membantu membopong tubuh Chenle mereka tak sengaja berpapasan ketika di gerbang sekolah. Echa memperhatikan lula di wajah Renjun yang belum sama sekali diobati. Chenle menyadari hal tersebut menyadari bahwa Echa mengkhawatirkan kondisi Renjun.
Ketika dipanti Echa terus risau memikirkan kondisi Renjun dia takut lukanya akan menjadi infeksi.
"Ck.. Tanya, engga, tanya, engga, tanya?"
Tring!! Suara notifikasi dari ponselnya. Chenle mengirimkannya pesan line alamat rumah Renjun. Tapi kenapa dia mengirimkannya, karena saking tergesa-gesanya Echa lupa membalas pesan Chenle dan segera pergi ke rumah Renjun.
Setibanya disana Echa terus mengetuk pintu rumahnya beberapa kali hingga munculah seorang wanita paruh baya dari balik pintu putih tersebut.
"Maaf non ada keperluan apa yaa?? "
"Saya teman Renjun bi. "
"Teman den Renjun? "Bibi tersebut cukup terkejut mendengar bahwa Echa teman Renjun tapu kemudian beliau mempersilakan Echa masuk dan menceritakan kondisi Renjun yang tidak mau diobati bahkan dia tak menghabiskan makannya.
Sebelum masuk Echa memgetuk pintu terlebih dahulu hingga Renjun mengizinkannya.
"Masuk aja bi.. " ucap Renjun tak mengetahui.
"Ini gue!! "
"Lo ngapain? "
"Gue-gue mau jenguk lo. "Renjun terlihat mengambil ancang-ancang untuk memarahi Echa namun sebelum itu terjadi Echa terlebih dahulu mengatakan "Gue bakalan kuat, gue gak bakalan nangis lagi, gue udah kebal sama bentakan lo jadi kali ini gak akan mempan. "
Renjun tersenyum berdecak namun tertahan karena rasa perih disudut bibirnya, Echa yang melihatnya ikut meringis kesakitan.
Entah bagaimana cara Echa membujuk Renjun dia akhirnya mau diobati tapi oleh Echa.
"Lo beneran pacarnya Chenle? " taada jawaban Echa masih sibuk mengobati luka di wajah Renjun.
"Lo suka sama dia? " tanyanya kembali dan semakin membuat Echa terpojok namun dia tetap memilih untuk diam.Karena kesal Renjun menarik tangan Echa kedekatnya dan membuat mereka saling bertatap dari jaral yang sangat dekat.
"Jawab aku.. " ucap Renjun dengan suara deep voice miliknya
Saat Echa hendak membuka mulutnya tiba-tiba Bi Narti masuk dan mengejutkan Echa dan Renjun.
"Eehh den, kalo perlu apa-apa Bibi ada di paviliun. " ucapnya setengah kaget dan langsung kembali menutup pintunya.
Suasana jadi canggung, Echa dan Renjun menjadi serba salah tingkah.
"Kita diluar aja yu. " "Kita keluar yu. " ucap mereka bersamaan
Saat membuka pintu Renjun dikagetkan dengan berdirinya 2 wanita dan 1 pria berumur yang bergaya ala menguping.
"Papah, Mamah, Bi Narti kalian ngapain? " heran Renjun melihat ketiga orangtua tersebut.
"Eh.. Hehe.. Astaga anak papa wajah tampan kamu ini kenapa hah?? " panik Papahnya Renjun setelah melihat wajahnya.
"Paling berantem sama temen cowoknya yak kan, nak? " tanya Bu Arum, Mamah Renjun sambil menyenggol sikut Echa dan Echa hanya tersenyum meringis."Waktu yang berjalan memberiku jawaban atas kegundaham hati ini. Ternyata aku jatuh hati padamu. "
-TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold! || Huang Renjun
Fanfiction[END] Seorang gadis yang menyangka bahwa seorang pria telah menyelamatkannya dari berbagai kemalangan yang sudah bagaikan makanan sehari-harinya. Namun dia salah, pria tersebut yang dikenal sebagai Jack Frost yang memiliki hati sedingin ES hanya mem...