Sudah dua hari sejak liburan kemarin, dan dua hari itu Irene membanjiri Seulgi dengan banyak pesan di Line dan datang ke apartemen Seulgi hanya untuk mengajak Seulgi hang out bareng.
Dan dua hari itu yang Irene terima hanya penolakan dan pengusiran dari Seulgi.
Seulgi gak nampik kalau dia sedikit nyesel mengusir Irene terus, kadang chat yang masuk dari Irene saja tak ia balas.Ting! Nong!
Iya tau, itu pasti Irene. Seulgi membiarkan belnya berbunyi hampir 5 menit, sampai tanda-tanda Irene sudah meninggalkan apartemen nya.
Seulgi membuka pintunya saat dirasakan Irene telah pergi, dan masih ada gadis itu di sana.
Ia ingin mengalihkan pikirannya pada orang dihadapannya, tapi gadis itu malah datang.
"Hai!" Senyum Irene, merekah saat pintunya terbuka.
Dan tanpa ekspresi, Seulgi bertanya "Kenapa?" Seulgi gak boleh lemah hati pokoknya!
"Jalan yuk!" Ajaknya, entah kenapa mood Irene bagus sekali sekarang sampai bisa tersenyum lebar seperti itu.
Sebelah alis Seulgi naik otomatis mendengarkan ajakan Irene, "Gua gak bisa. Pergi sama orang lain."
Setelah berucap seperti itu, Seulgi mengambil ancang-ancang untuk menutup pintunya, namun itu sudah terbaca lebih dulu oleh Irene seperti sebelum-sebelumnya. Dengan gesit, Irene masuk ke apartemen Seulgi.
"Gak terima penolakan!" Paksa Irene.
"Gua gak mau."
"Yaudah," Irene tampak menimang-nimang, "Pergi sama gua atau gua di sini seharian?"
"Gak dua-duanya." Tolak Seulgi kembali.
"Nolak, berarti lu milih pilihan kedua."
Seulgi sudah jengah dengan Irene yang memaksa, dia ingin menghindarinya malah dipertemukan.
"Gak." Seulgi menahan tubuh Irene yang ingin masuk ke dalam. "Keluar, gua maksa."
Raut muka Irene berubah cemberut, "Ya makanya ayo jalan sama gua." Kali ini tak ada nada pemaksaan di sana. "Gua gak bakal berhenti sebelum gua dapatin maaf lu!"
"Terus kalau lu udah dapet maaf gua lu bakal berhenti kaya gini? Lu baik-baik gini cuma untuk membuat diri lu terlihat tak bersalah kan?" Kesannya seperti Seulgi tak ingin kehilangan Irene. Tapi di pikirannya langsung itu yang muncul.
"Seulgi!" Irene menatap Seulgi dengan amarahnya, "Gak gitu, gua serius mau perbaikin apa yang terjadi di masa lalu."
Irene maju dan meraih tangan Seulgi, "Gak bisa ya lu kasih kesempatan sebentar aja?" Lirih Irene terkesan memohon. Tatapan mata mereka berdua terkunci satu sama lain. "Gapapa, gua gak harapin kata maaf keluar secepat itu dari mulut lu, cuma tolong, kasih gua kesempatan, untuk buktiin kalau ini semua tulus gua lakuin karena gua nyesel, Seul."
Seulgi dibuat bingung dengan perkataan Irene. Jujur, dia lemah banget Irene ngeluarin pengakuan seperti itu. Helaan nafas kasar terdengar dari gadis monolid itu.
"Sekarang lu pulang aja, masih ada hari lain." Dan Irene kali ini langsung nurut, untuk keluar dan kelihatan seperti pasrah.
---
Selama perjalanan, Irene tak fokus mengemudi mobilnya, atas perkataan terakhir Seulgi tadi.
Itu penolakan atau Seulgi memberikan ia kesempatan?
Sekarang lu pulang aja, masih ada hari lain
masih ada hari lain
Jadi Seulgi kasih dia kesempatan!?
kritik & saran dipersilahkan.
aku bingung 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
Short Story[sequel of Euphoria] Seulgi yang kembali ke kehidupan Irene? Atau Irene yang kembali ke kehidupan Seulgi? Sama saja, intinya benang merah mereka belum terputus dan masih akan terus menyambung. [!!!] better read Euphoria first.