xxvii. apocalypse

4.3K 552 71
                                    

cuma mau ingetin ini part terpanjang; ad 1600-an kata, takut kalian bosen.
disarankan bacanya sambil dgr lagu, jgn yg ceria, jgn yg jedag jedug pokoknya.
btw, stay safe guys #dirumahaja kkkk












Capek banget hari ini.

Beres-beres apartemennya setelah kepulangan Irene, bundanya yang manja sama dia, pokoknya tadi pas Seulgi minta dia nemenin shopping, raut wajahnya berubah jadi excited, berjam-jam mereka muterin mall, padahal Seulgi sudah lengkap belanjaannya. Tunggu sampai Seulgi merengek dulu baru bundanya peka.

"Seul, mau kemana?" Tanya bunda, melihat anaknya yang sudah kembali fresh saja. "Barang-barang kamu yang mau di bawa udah di pindahin ke sini?"

Seulgi anggukin kepalanya sembari pakai lip balm di bibirnya. "Aku pergi dulu ya Bun, gak lama." Ia membawa salah satu paper bag.

"Jangan sampai malem." Seulgi hanya menjawab dengan kata 'Oke'.

----

Jimin melebarkan matanya terkejut, menatap Seulgi dan apa yang ada dalam kotak sepatu itu tak percaya.
Ia mengeluarkan salah satu sepatu berwarna putih itu keluar, sepatu idamannya yang untuk ia beli saja ia mikir-mikir. "Sumpah Seulgi Noelsa!" Pekiknya tak percaya, untungnya kafe tempat mereka bertandang sepi, tangannya bahkan sedikit gemetar membawa salah satu sepatu berwarna putih itu keluar, "Nike LeBron Soldier 13 SFG, gila lu!"

Seulgi tersenyum tulus melihat reaksi sahabatnya itu, mata sipit lelaki itu meneliti setiap inci sepatu basket itu.
Ia memasukkan kembali ke kotaknya hati-hati.

Ekspresinya berubah, "Kenapa?"

"Hadiah buat lu, udah nemenin gua selama ini. Udah jadi sahabat paling baik."

Jimin tau senyuman itu mengandung makna lain, makna yang memang harus ia mengerti dan terima.

---

Langkah kakinya dengan sigap membuka pintu apartemennya, "Ayok!" Ucap Seulgi, lalu mengunci kembali pintunya dari luar.

"Kunci mobil gua udah?" Tanya Irene sedikit bingung dengan perilaku Seulgi. Dan mobilnya memang sengaja dibiarkan di sini, Seulgi tak mengizinkan dirinya pulang mengendarai mobilnya sendiri kemarin.

Kunci mobil itu menggantung di jari-jari Seulgi, "Kesini naik apa?"

"Naik ojol."

Dan lagi, Seulgi kembali membawa sebuah paper bag di tangannya.
"Apaan tuh Gi?"

Mereka masuk ke lift yang sudah ada 3 orang di dalamnya. Di dalam lift dua gadis itu hanya diam saja.

Sore ini mereka akan jalan, seperti kata Seulgi kemarin.

"Numpang sini ya." Menaruh paper bag itu di bangku belakang.

"Itu apaan sih?" Seulgi menahan tubuh Irene yang sepertinya ingin ikut melihat isi di dalam paper bag itu.

"Kepo. Nanti gua kasih tau. Ayo sekarang jalan,"

Irene mendelik kan matanya malas.

----

Pergi ke suatu mall besar.

Seulgi dengan tingkah kekanakannya, ingin pergi ke sebuah amusement centre di mall tersebut, berbanding terbalik dengan Irene yang meminta mereka mengitari seluruh mall ini, hanya untuk shopping.

"Gak mauu!" Seru Seulgi, "Bisa kapan-kapan kalau kaya gitu, ya please ya?"

Irene gugup seketika saat melihat wajah memelas Seulgi yang terlihat seperti anak kecil dan tangannya yang digenggam erat oleh perempuan itu.

BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang