xxx. pilu

4K 537 104
                                    

nih double up. btw, jgn kesel sm irin :)
inget perkataan seulgi di telepon sebelum dia pergi. ehehe














Seulgi cuma bisa bersyukur akan keputusannya untuk pergi walau dalam dirinya ia kembali merasakan sakit.

Irene benar menjalin hubungan dengan seorang lelaki dan tak memberi tahunya. Bahkan ia tahu dari Jimin, informan terpercayanya. 

Bahkan, gadis itu tetap mengucapkan kata-kata manis atau hangat, yang bagi Seulgi sekarang menyakitkan.

"Aku kangen kamu," Hambar. Perkataan itu seperti tak ada artinya lagi.

Benarkah Irene rindu padanya?

"Ya," Menahan sesak itu kembali. "Disana udah malem kan? Mending kamu tidur." Ucap Seulgi, yang bahkan panggilan itu baru berlangsung setengah jam, tak seperti biasanya.

"Tapi aku belum ngantuk." Tolak Irene. "Kita juga baru bentar banget nelponnya."

Rasanya Seulgi benar-benar ingin bertanya, apa benar rindu itu ada untuknya? Atau hanya sebuah basa-basi.

----

Seminggu ini Seulgi cuma bisa nutupin rasa sakit hatinya dari Irene dengan cara menghindari setiap panggilan yang gadis itu lakukan.

Tak peduli jika Irene akan marah padanya atau curiga.

Malam ini, ia baringan dialasi tikar diatas rooftop rumahnya. Ditemani earphone yang menyumbat telinganya, melantunkan lagu Pamungkas, i love you but i'm letting go.

Karena memang ini yang lagi Seulgi pikirkan. Dibandingkan Irene terus mengucapkan hal-hal manis yang tak pasti, apa lebih baik ia melepas Irene saja?

"Ck," Lagunya berhenti. Karena suatu panggilan masuk, dari Irene.

Menimang sebentar, akhirnya ia membiarkan nada dering telponnya berdering hingga berhenti sendiri. Seperti biasa.

Namun itu tak mau menghentikan niat Irene. Ia terus menelepon Seulgi berkali-kali.

Seulgi yang sudah merasa terganggu dan sedikit bersalah. Mengangkatnya, terpaksa.

"Halo?"

Belum ada jawaban langsung. Sampai Seulgi mendengar isak tangis kecil dari seberang sana.

"Seulgi, aku kangen sama kamu." Ucap Irene, "Kenapa susah banget angkat telepon aku? Kamu ngehindarin aku?"

"Gak kak." Jawab Seulgi. "Aku sedikit sibuk aja hari-hari ini," Pendengarannya masih bisa mendengar isakan Irene. "Kak, kenapa nangis?" Tanya Seulgi lembut.

"Aku udah bilang, aku kangen kamu Seulgi. Kamu nolak terus kalau di ajak telpon atau video call-an. Aku kangen kamu." Irene memberi penekanan di kalimat terakhir.

Apa benar tangisan itu untuk dirinya? Apa benar Irene merindukannya.

"Maaf."

BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang