Dua hari belakangan handphone Seulgi tak absen dari chat Sunmi, walau Seulgi masih sedikit canggung karena pengakuan gadis itu kemarin namun ia tetap menjawabnya. Apalagi Sunmi terus mengingatkan tentang ulang tahun dirinya dan Seulgi harus datang.
Irene yang melihat Seulgi kadang sibuk sama handphonenya pun jadi kesal sendiri,
"Gi, ini bagus gak?""Eumm... Buat lo? Ketuaan," Wajahnya meringis melihat sebuah jam yang tipenya sering ia lihat di pergelangan tangan ibu-ibu komplek di rumah bundanya.
"Bukan buat gua sih, untuk kado aja,"
Kado ya.
Gadis monolid itu baru ingat, ia belum beli apa-apa untuk hadiah ka Sunmi.
Tapi, Seulgi bingung juga mau beli apa, mereka kan baru kenal.
"Eumm..." Gumaman Seulgi, menyebabkan Irene menoleh padanya.
"Kenapa? Laper?"
Gelengan kepala Seulgi sebagai jawaban cukup membuat Irene kembali menaruh atensinya pada berbagai jam tangan yang terpajang di balik lemari kaca itu.
"Gua juga mau beli kado, tapi gak tau mau ngasih apa," Suaranya kecil, namun itu cukup terdengar untuk Irene. Itu karena Seulgi malu bertanya pada Irene.
Irene tampak menimang-nimang sebentar, "Cewe atau cowo?"
"Cewe,"
"Beli aja apa yang dia suka," Ucap Irene.
"Masalahnya, gua baru banget kenal sama dia,"
Irene terdiam lagi, bukan memikirkan apa hadiah yang pantas, tapi memikirkan siapa perempuan itu? Baru kenal sudah kasih hadiah.
Apa crush baru Seulgi?
"Makan dulu yuk, kaki gua juga udah mulai pegel." Padahal baru sejam mereka di sini, tumben-tumbenan Irene sudah lelah, entahlah tiba-tiba saja moodnya sedikit turun.
Lengan mungil Irene mengaitkan pada milik Seulgi, dan membawa mereka pergi untuk makan.
Seulgi tampak sedikit kaget dan canggung. Sedang gadis lainnya hanya tersenyum kecil karena memang ia sengaja melakukan itu.
---
"Makasih," Seulgi keluar. Menyisakan Irene sendirian di dalam mobil.
Biasanya malam-malam gini, dia bakal main sama teman-temannya atau jalan bareng Jef- ck! Kenapa harus mengingat lelaki menyebalkan itu coba!?
Serius, Irene ingin minum banget, tapi ia sedang tidak mood untuk mengajak Jennie maupun temannya yang lain pergi ke tempat seperti itu.
Ia menatap kembali gedung apartemen Seulgi.
Dengan sedikit gumaman kesal, Seulgi bangun dari posisi ternyaman nya; rebahan.
Malam-malam jam setengah dua belas begini siapa yang dengan gak sopannya bertamu? Awas saja kalau Jimin, Seulgi toyor itu kepala.
Tanpa mengganti baju yang ia kenakan; sebuah celana pendek menampilkan paha mulusnya dan kaos oblong, Seulgi sudah nyaman tidur seperti ini.
Ia membuka pintu dan tada!Irene.
Tanpa persetujuan Seulgi, gadis itu melewati pintu dengan pemiliknya dan langsung pergi masuk begitu saja.
Seulgi gak jadi marah, malah bingung. Irene kenapa?
"Udah malem, ngapain kesini?" Seulgi ikut duduk di samping Irene yang tengah mengeluarkan beberapa kaleng bir, 5 mungkin dan beberapa cemilan salah satunya Pringles.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
Cerita Pendek[sequel of Euphoria] Seulgi yang kembali ke kehidupan Irene? Atau Irene yang kembali ke kehidupan Seulgi? Sama saja, intinya benang merah mereka belum terputus dan masih akan terus menyambung. [!!!] better read Euphoria first.