viii. Malang

4.3K 534 10
                                    

Sambil menutup mata, Seulgi menikmati musik yang ia dengarkan melalui earphonenya, sengaja ia pakai musik offline, hemat kuota.

"Gi," Panggil bundanya. "Jangan tidur mulu,"

"Ngantuk Bun," Hari ini liburan bareng Jimin dkk datang, tadinya Jimin mau jemput Seulgi, cuman bundanya maksa mau antar Seulgi, ke bandara. Satu jam sebelum keberangkatan Jimin bilang sudah harus ada di bandara, keberangkatan mereka nanti, jam 8 malam.

Hampir sampai dan bunda Seulgi membangunkan anaknya. "Kamu tuh, ngobrol kek sama bunda, mau pergi juga,"

"Jangan kangen ya Bun, 5 hari doang," Goda Seulgi,

"Gak bakal,"

"Halo?" Seulgi nelpon Jimin,

"Lu dimana?"

"Dikit lagi nyampe, dimana lu?"

"Terminal 3,"

"Oke,"

----

Mood Seulgi jadi buruk, banget. Tiba-tiba saja ada Irene dan pacarnya tanpa ia ketahui.

"Serius Gi, gua juga gak tau kalau Jeffrey ikut, bareng Irene, kan gua udah bilang sebelumnya, Jeffrey tadinya nolak, eh tapi tiba-tiba dia ikut tanpa sepengetahuan beberapa dari kita," Jelas Jimin pelan, pada Seulgi yang ngambek. Seulgi masang kacamata hitamnya.

Mereka berdua yang jalan paling belakang sudah di marahin sama teman Jimin karena lelet banget.

"Terus?" Ucap Seulgi acuh.

"Ya gitu Gi, tadinya gua sama lu kamarnya masing-masing sendiri, jadi kita harus bareng. Bukan lu sama gua, tapi lu sama Irene."
Seulgi menggigit bibirnya bawahnya mendengar itu. Pikirannya sudah kalut banget, satu kamar sama Irene selama 5 hari kedepan?

"Gua gak mau, Jim," Lirih Seulgi, pelan dan pasrah banget. "Gua takut," Mata Seulgi memanas, kepalanya menunduk. Sejujurnya, Seulgi bingung apa yang ia takutkan.

"Pesen satu kamar lagi aja ya buat lu, gua yang bayar," Kata Jimin gak tega pada Seulgi. Seulgi menggelengkan kepalanya cepat, malah menolak.

Ia mendongakkan kepalanya, seperti semangatnya kembali lagi,"Masalah gua kok, kenapa jadi ngeribetin orang," Dengan nada bercanda Seulgi mengucapkan itu, diakhiri cengirannya.

"Jangan ngebohongin diri lu terus Gi,"

----

Perjalanan Jakarta-Malang yang memakan satu jam setengah bahkan lebih, membuat Seulgi mengantuk, Jimin yang daritadi ngajakin ngobrol saja dia cuekin.

"Tidur aja Gi, lu kan emang kebo dari dulu," Ejek Jimin karena kesal ucapannya tidak di dengar Seulgi.
Seulgi memberikan tatapan tajamnya ke lelaki bantet di sebelahnya ini.

Dan Seulgi beneran tidur.

Irene yang berada tepat di belakangnya, hanya memperhatikan interaksi mereka berdua. Ia tidak tahu jika Seulgi ikut, yang jelas Jeffrey hanya mengajak ia liburan dengan rekan-rekan basketnya.

"Nanti kamu sekamar sama Seulgi,"

Irene diam mendengar pernyataan itu.

Seulgi.

---

Sesampainya di hotel, mereka masuk ke kamar masing-masing, dan sebenarnya Seulgi agak canggung.

Ia menghembuskan nafasnya kasar.

Jika Irene dan Jeffrey tidak ikut, Seulgi tidur sendiri di ranjang king size itu, begitu juga dengan Jimin. Jimin sendiri yang minta Seulgi dan dirinya kamar sendiri tanpa partner, sedangkan 6 orang yang lainnya, tidur bersama partner masing-masing, jadi total mereka mereservasi 5 kamar.
Seulgi masuk ke kamarnya itu duluan.

Irene yang melihatnya jadi ikutan gugup juga. "Masuk gih, istirahat." Suruh Jeffrey. Irene nganggukin kepalanya sambil tersenyum kecil.

Ia melangkahkan kakinya pelan-pelan ke kamar yang sudah ada Seulgi di dalamnya.
Kakinya terdiam sebentar tepat di depan pintu, ia berpikir, untuk apa ia gugup soal masa lalu, bukan hanya dia yang salah, Seulgi juga banyak ambil peran salah dalam masalah ini.












































hepi niw yir gais
and happy birthday to 'Irene Victoria',
doi hari ini ultah. tp aku ga mau ucapin lg. wkwk.






















BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang