One

7.6K 233 14
                                    

Ariel tersenyum miring melihat satu korbannya sudah terkapar dengan kondisi yang mengenaskan. Ariel membuat karya berbentuk abstrak dibagian wajah dan beberapa bagian tubuh lain pria bernama Rico ini. Rico adalah teman satu sekolahnya yang sudah berani mendorong Aurel sampai terjatuh. Akibat dari dorongan itu siku dan lutut Aurel tampak memar. Dan Ariel tidak bisa diam saja melihat itu. Dan seperti inilah balasan untuk orang yang berani mengibarkan bendera perang padanya. Minimal koma,maksimal mati. Ariel yakin jika Rico terlambat dibawa ke rumah sakit,nyawanya tidak akan tertolong. Dan Ariel tidak peduli akan hal itu. Kalaupun nanti Rico selamat,ia tidak akan merasa takut jika Rico akan melaporkan perlakuan bejadnya ke polisi dan menyebarkan sifat iblisnya pada teman-temannya di sekolah. Toh tadi ia mengenakan masker yang menutupi hampir seluruh wajahnya. Jadi ia akan aman-aman saja.

Ariel jongkok disamping tubuh Rico yang terkulai lemah. Ia melempar senyum iblisnya ke arah Rico yang masih terlihat meringis menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Gak usah cari masalah sama gue,bajingan! Apalagi lo berani ngebuat pacar gue kesakitan"desis Ariel tajam.

"Gue tahu lo masih hidup"Ariel terkekeh. Seolah melihat keadaan mengenaskan Rico saat ini merupakan hiburan baginya.

"Jadi berdoa aja sama tuhan biar ada orang yang nolongin lo disini. Meskipun,gue rasa nggak akan ada orang yang nolongin lo. Dan..." Ariel kembali terkekeh. Kekehan yang biasanya terdengar merdu,kini justru malah terdengar mengerikan. "Gue lebih setuju lo mati"bisik Ariel sambil bangkit dan berlalu begitu saja meninggalkan Rico yang masih meronta berharap orang yang baru saja menyerangnya itu mau berbalik arah dan membawa nya ke rumah sakit.

"To..long gue"lirih Rico sebelum kesadarannya hilang secara keseluruhan. Badannya serasa mati rasa. Luka sayatan itu memiliki efek sakit yang sangat luar biasa. Hanya orang sinting yang mampu melakukan hal menjijikkan seperti itu. Dan siapa sangka orang sinting itu adalah sosok malaikat yang begitu diagung-agungkan di seantero SMA Pelita. Dia--Ariel Prayudha.

🔪🔪🔪

"Kamu habis dari mana,Riel?"tanya Aurel melihat kedatangan Ariel dirumahnya. Tadi,Ariel memang memberi tahu Aurel bahwa habis Maghrib nanti Ariel akan berkunjung. Namun Ariel baru datang saat pukul 20.20 WIB.

"Ada urusan bentar"Ariel tersenyum. Ia membungkuk dan mengecup kening Aurel sekilas.

"Urusan apa?"

"Urusan cowok. Kamu gak perlu tahu"Ariel menyentil hidung mancung Aurel dengan gemas.

"Oh gitu. Main rahasia-rahasiaan ya sekarang"

"Bukan gitu. Tapi menurut aku ini tuh emang gak penting. Jadi kamu gak perlu tahu"

"Justru karena nggak penting,gak papa dong kalau aku mau tahu!"kekeuh Aurel.

"Aku habis bahas tentang motor aku yang baru aja ganti oli"dusta Ariel. Tidak mungkin kan ia bicara dengan gamblang bahwa baru saja ia melakukan hal sinting dengan membuat anak orang terkapar dengan tubuh yang berlumur darah.

"Ck,kirain apaan"Aurel berdecak.

"Aku kan udah bilang sama kamu. Ini tuh nggak penting. Ngotot sih pengen tahu"Ariel terkekeh sambil mengacak puncak kepala Aurel. Seolah teringat sesuatu,Ariel meraih tangan kiri Aurel dan melihat ke arah siku nya.

"Diobatin sama siapa?"tanya Ariel dengan dahi mengkerut ketika terdapat hansaplast yang menutupi luka memar Aurel.

Aurel diam. Ia segera menarik kembali tangannya yang tadi digenggam oleh Ariel.

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang