1.6 Dipta

21.5K 3K 956
                                        

Dipta

"Mas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas ... "

"Hm."

"Dokter Catra tuh ... gimana sih?"

"Goblok."

"Ck, Mas Dipta mah!"

Mela kenapa sih? Malem-malem gini spam call, giliran diangkat dan ditanggepin teleponnya malah ditutup secara sembarangan. Gak biasanya suara dia lemes gini, mana bawa-bawa Catra lagi. Emang hari ini Catra abis ngapain Mela sampe dia bertingkah aneh kayak gini?

Gak mau menunda rasa penasaran yang gue punya, gue langsung menanyakan itu kepada tersangka yang ternyata merasa tidak melakukan apapun kepada Mela. Ketemu aja cuma bentar, itupun pas mau pulang doang dan gak banyak ngobrol atau berbicara yang macam-macam. Emang dasar adek sepupu gue yang satu ini gak pernah ngebiarin kakaknya hidup tenang sebentar. Mentang-mentang gue lemah banget sama dia jadi seenaknya bikin gue curigain orang.

Malem ini gue cuma punya satu pasien yang butuh tindakan X-Ray. Asalnya dari instalasi rawat inap, kata dokter jaga yang bawa dia kesini, pasien gaduh gelisah yang baru dipindah dua hari lalu ke bangsal rawat inap ini ngegelinding di tangga sampe kaki kanannya gak bisa digerakkan. Ternyata ligamennya robek, pergelangan kakinya terkilir cukup parah karena sendinya tidak stabil hingga menyebabkan dia mati rasa.

Ada-ada aja deh pasien di RSJ tuh, mana subuhnya gue kedatengan pasien darurat yang butuh pindai CT karena sakit dada dan kesulitan bernapas. Ternyata dokter yang jaga UGD malem ini adalah Raga, sambil nunggu hasilnya keluar gue sama dia bisa ngobrol dulu lumayan buat ngilangin ngantuk sambil nunggu waktu pulang datang.

"Bingung banget gua, Dip." Katanya, sekarang dia jongkok dibawah kursi yang gue duduki.

"Kenapa?" Tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputer yang menampilkan hasil CT-scan, gue bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa?" Tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputer yang menampilkan hasil CT-scan, gue bertanya.

"Pas ultah RS, orang tua gue mau berangkat umroh, ada syukuran di rumah."

"Prioritaskan apa yang jadi prioritas lo lah, Bang. Personally, gue milih keluarga sih." Jawab gue sekenanya, abis gue masih harus zoom in - zoom out hasil CT-scan ini sebelum akhirnya dicetak untuk diserahkan kepada dia. Terdapat kavitas pada paru-paru pasien, dipastikan dia menderita penyakit Tuberculosis tahap awal yang mungkin baru terdeteksi hari ini.

TIGA BELAS JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang